Wewenang Penyusunan Rencana Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
berlanjut belum cukup memadai, terutama jika dikaitkan dengan penataan ruang wilayah kota. Namun permasalahannya terletak pada pembuatan dan pelaksanaan
peraturan tersebut, karena masih kurang tegasnya pemerintah dalam menanggulangi dan menyelamatkan RTH yang ada di perkotaan. Berbagai
program yang direncanakan oleh lembaga yang berwenang berpotensi untuk mewujudkan RTH binaan tersebut terutama pemilihan tananam langka lokal
sebagai tanaman penghijauan. Selain itu, yang turut menyukseskan RTH binaan adalah kesatuan visi dan Misi serta peningkatan koordinasi diantara lembaga-
lembaga terkait. Rendahnya penegakan peraturan oleh pemerintah dan masyarakat menyebabkan banyaknya kasus alih fungsi RTH sementara proses
refungsionalisasinya tidak mudah, misalnya karena alih fungsi itu terjadi secara legal dan menyangkut kepentingan umum Kumar, 2002.
Penelitian tentang perencanaan komprehensif ruang hijau berdasarkan prinsip ekologi lansekap di kota Nanjing, Cina oleh Ji m and
Sophia 2003 mer upakan s tudi kasus izin perencanaan untuk jaringan terpadu ruang hijau di
kota kuno Nanjing di Cina, dengan tujuan fleksibilitas untuk ekspansi perkotaan di masa depan, akuisisi lapangan hijau, fungsi rekreasi, habitat satwa liar dan
manfaat lingkungan, meliputi green wedges, greenways dan green extensions yang menggabungkan daerah hijau perkotaan pada tiga skala lansekap. Pada skala
kota metropolis, melalui analisis normatif dan substantif bentuk perkotaan dan ekspansi perkotaan, dan penilaian dataran tinggi pinggiran kota, lima green
wedges dibatasi untuk menghasilkan bentuk bintang perkotaan a star urban form. The green wedges link pedesaan yang luas untuk pusat kota, dan
menentukan jari-jari ruang memanjang di antara ekspansi perkotaan untuk menghindari konflik dengan bidang hijau. Pada skala kota, tiga jalur hijau utama,
termasuk city-wall circular greenway, Inner-Qinhuai River greenway, and canopy-road greenway, yang dirancang sebagai kerangka untuk mengarahkan
lokasi ruang hijau baru, konfigurasi dan kontinuitas, dan untuk menghubungkan taman yang ada . Ruang terbuka hijau ini dilengkapi dengan sistem jejak yang
komprehensif untuk mendorong gerakan jalan kaki dan bersepeda yang lebih disukai masyarakat dan pemerintah. Pada skala lingkungan, sebuah organisasi
ruang hijau, terdiri dari ruang terbuka publik perumahan, trotoar teduh dan strip
riparian, sesuai dengan geometri jaringan. Sebagai badan penghubung yang baik, daerah ini memberikan kesempatan bagi warga untuk memiliki kontak sehari-hari
dengan alam. Secara keseluruhan, the three-tiered green space system menyediakan modus alternatif bagi pengembangan perkotaan dengan didominasi
transportasi konvensional, untuk mengantarkan peningkatan substansial dalam kualitas lanskap lingkungan dan untuk menambah gagasan kota yang
berkelanjutan Brian dan Daniel 2004 dengan judul penelitian analisis pemodelan
dinamis spasial dan transformasi tata guna lahan perkotaan dengan pendekatan simulasi untuk menilai biaya the urban sprawl membahas tentang dasar-dasar
teoritis dan aplikasi praktis dari suatu submodel analisis dampak ekonomi yang dikembangkan dalam the Land Use Evolution and Impact Assessment Modeling
LEAM lingkungan. Kerangka konseptual LEAM adalah suatu aplikasi model untuk penilaian biaya urban sprawl di Kane County, Illinois. Pendekatan spasial
resolusi tinggi memungkinkan ketajaman kesimpulan tingkat makro dari prilaku tingkat mikro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemodelan spasial dinamis
secara tegas memiliki variasi konseptual yang menguntungkan atas pendekatan- pendekatan model dinamika perkotaan ditinjau dari teori dan sudut pandang
praktis .
Nurisjah 2005 dalam penelitiannya mengungkapkan kapasitas fisik dan kualitas lingkungan yang dibutuhkan untuk mewujudkan konsep sistem kota yang
berkelanjutan menentukan ketersediaan bentuk, fungsi, serta pola distribusi dan konfigurasi RTH yang sesuai dengan dan mendukung kondisi fisik kota tersebut.
Radnawati 2005 melakukan evaluasi RTH kota secara spasial sebagai kawasan konservasi air dengan melalui pendekatan model konservasi air dan
revegetasi yang menunjang kawasan konservasi air. Pada penelitian tersebut dilakukan beberapa tahapan diantaranya adalah tahap menganalisis hubungan
antara penggunaan lahan dan kawasan konservasi air permukaan menggunakan model aplikasi konservasi air. Terakhir, hasil analisis tersebut digunakan untuk
memberikan arahan revegetasi dan membuat zonasi kawasan kota yang dapat meningkatkan kemampuan kawasan sebagai daerah resapan air.