Model Pengelolaan RTH sebagai Daerah Resapan Wilayah Jakarta Timur

5.4 Skenario Pengelolaan RTH sebagai Daerah Resapan

Dari hasil pengolahan model pengelolaan RTH sebagai daerah resapan di wilayah DKI Jakarta, maka disusun 5 lima alternatif skenario pengelolaan RTH dalam rangka memenuhi kebutuhan air tanah domestik yaitu sebagai berikut : a. Skenario 1 : Luas RTH seperti luas RTH tahun 2006 dan Pasokan DanauSitu tahun 2006 b. Skenario 2 : Mengandalkan pasokan kebutuhan air domestik penduduk hanya dari PAM saja c. Skenario 3 : Luas RTH seperti luas RTH tahun 2006, Pasokan DanauSitu tahun 2006 dan PAM d. Skenario 4 : Luas RTH terdiri dari RTH rencana pada daerah potensial ditambah RTH tahun 2006, Pasokan DanauSitu tahun 2006 dan PAM e. Skenario 5 : Luas RTH terdiri dari RTH rencana, RTH tahun 2006, Pasokan DanauSitu tahun 2006, PAM dan ditambah pasokan dari RTH Wilayah lain

5.4.1 Skenario Pengelolaan RTH sebagai Daerah Resapan Wilayah Jakarta Utara

Hasil pengolahan model pengelolaan RTH sebagai daerah resapan di wilayah Jakarta Utara diperoleh alternatif skenario pengelolaan RTH dalam rangka memenuhi kebutuhan air tanah domestik yaitu skenario 2 dengan hasil sebagai berikut : Skenario 2 : Jakarta Utara Mengandalkan pasokan kebutuhan air domestik penduduk hanya dari PAM saja Pada Skenario 2 pasokan PAM Jakarta Utara mampu memasok kebutuhan air tanah domestik melebihi kebutuhan yaitu sekitar 108,32 - 112,86 saja seperti terlihat pada Tabel 112 terdahulu. Jadi kebutuhan air tanah domestik wilayah Jakarta Utara sudah dapat tercukupi dari pasokan PAM saja. Dari skenario diatas maka dapat disimpulkan bahwa skenario yang dipilih untuk dilaksanakan di wilayah Jakarta Utara adalah skenario 2. Yaitu kebutuhan air tanah domestik wilayah DKI Jakarta sampai dengan tahun 2016 masih bisa dipenuhi dari pasokan PAM Jakarta Utara saja, sehingga tidak memerlukan tambahan pasokan dari sumber lain seperti RTH, pasokan dari danausitu maupun pasokan dari wilayah lain. Namun demikian, luasan RTH yang ada masih dipertahankan karena air yang dapat diresapkan dapat digunakan sebagai pengisi air tanah yang dapat mencegah intrusi air laut.

5.4.2 Skenario Pengelolaan RTH sebagai Daerah Resapan Wilayah Jakarta Pusat

Berdasarkan hasil pengolahan model pengelolaan RTH sebagai daerah resapan di wilayah Jakarta Pusat diperoleh alternatif skenario pengelolaan RTH dalam rangka memenuhi kebutuhan air tanah domestik yaitu skenario 5 dengan hasil sebagai berikut: Skenario 5 : Jakarta Pusat Luas RTH terdiri dari RTH rencana, RTH tahun 2006, Pasokan DanauSitu tahun 2006, PAM dan ditambah pasokan dari RTH Wilayah lain Berdasarkan skenario 4 pasokan air tanah domestik masih kurang dari kebutuhan yaitu sebesar -8.432.231,03m 3 thn sampai dengan -18.973.034,82 m 3 thn. Kekurangan pasokan air tanah domestik tersebut dapat dipenuhi dari pasokan wilayah lain, karena secara aspek hidrologis wilayah Jakarta Pusat mendapat pengaruh dari wilayah Jakarta Timur dan wilayah Jakarta Selatan maka kedua wilayah tersebut dapat memasok kekurangan kebutuhan Jakarta Pusat. Dari skenario diatas maka dapat disimpulkan bahwa skenario yang dipilih untuk dilaksanakan di wilayah Jakarta Pusat adalah skenario 5. Yaitu kebutuhan air tanah domestik wilayah Jakarta Pusat sampai dengan tahun 2016 harus dipenuhi dari luas RTH tahun 2006 531,36 ha, Pasokan DanauSitu tahun 2006, pasokan PAM dan ditambah pasokan RTH Wilayah lain yaitu wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan.

5.4.3 Skenario Pengelolaan RTH sebagai Daerah Resapan Wilayah Jakarta Barat

Berdasarkan hasil pengolahan model pengelolaan RTH sebagai daerah resapan di wilayah Jakarta Barat diperoleh alternatif skenario pengelolaan RTH dalam rangka memenuhi kebutuhan air tanah domestik yaitu skenario 4 dan 5 dengan hasil sebagai berikut : Skenario 4 : Jakarta Barat Luas RTH terdiri dari RTH rencana pada daerah potensial ditambah RTH tahun 2006, Pasokan DanauSitu tahun 2006 dan PAM Karena pada skenario 3 pasokan air tanah domestik kurang dari kebutuhan, sehingga masih dibutuhkan lagi tambahan RTH rencana pada tahun 2006-2016 di kecamatan Cengkareng dan Kembangan dengan luas 135,38 ha atau 1,06 dengan volume air yang dapat diresapkan adalah sebesar 2.011.065,84 m 3 thn. Jumlah RTH RTH rencana + RTH 2006 yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan air tanah domestik adalah tahun 2006-2016 sekitar 2.368,79 ha atau 18,48 . Pasokan air tanah skenario 3 dengan tambahan RTH rencana tersebut menghasilkan ketercukupan sekitar 78,02 - 99,48 saja, seperti terlihat pada Tabel 130-132 terdahulu. Skenario 5 : Jakarta Barat Luas RTH terdiri dari RTH rencana, RTH tahun 2006, Pasokan DanauSitu tahun 2006, PAM dan ditambah pasokan dari RTH Wilayah lain Berdasarkan skenario 4 pasokan air tanah domestik masih kurang dari kebutuhan yaitu sebesar -445.562,10 m 3 thn sampai dengan -18.845.837,46 m 3 thn. Kekurangan pasokan air tanah domestik tersebut dapat dipenuhi dari pasokan wilayah lain, karena secara aspek hidrologis wilayah Jakarta Barat mendapat pengaruh dari Wilayah Jakarta Selatan maka wilayah tersebut dapat memasok kekurangan kebutuhan Jakarta Barat. Dari skenario diatas maka dapat disimpulkan bahwa skenario yang dipilih untuk dilaksanakan di wilayah Jakarta Barat adalah skenario 5. Yaitu kebutuhan air tanah domestik wilayah Jakarta Pusat sampai dengan tahun 2016 harus dipenuhi dari luas RTH tahun 2006 2.233,41 ha, RTH rencana 135,38 ha, Pasokan DanauSitu tahun 2006, pasokan PAM dan ditambah pasokan RTH Wilayah lain yaitu wilayah Jakarta Selatan.

5.4.4 Skenario Pengelolaan RTH sebagai Daerah Resapan Wilayah Jakarta Selatan

Berdasarkan hasil pengolahan model pengelolaan RTH sebagai daerah resapan di wilayah Jakarta Selatan diperoleh alternatif skenario pengelolaan RTH dalam rangka memenuhi kebutuhan air tanah domestik yaitu skenario 1, 3 dan 5 dengan hasil sebagai berikut : Skenario 1 : Jakarta Selatan Luas RTH seperti luas RTH tahun 2006 dan Pasokan DanauSitu tahun 2006 Luas RTH pada tahun 2006 adalah sebesar 4.636,81 ha atau 31,82 dengan volume air yang dapat diresapkan sebesar 104.981.927,52 m 3 thn sedangkan volume pasokan potensi lain dari danausitu adalah sebesar 607.279,57 m 3 thn. Jadi RTH tahun 2006 dan potensi lain dari danausitu mampu memasok kebutuhan air tanah domestik tahun 2006 sd 2016 sekitar 104,72 - 111,18 seperti terlihat pada Tabel 138 terdahulu. Skenario 3 : Jakarta Selatan Luas RTH seperti luas RTH tahun 2006, Pasokan DanauSitu tahun 2006 dan PAM Pasokan air tanah dari RTH tahun 2006, potensi lain dari danausitu, PAM Jakarta Selatan mampu memasok kebutuhan air tanah domestik melebihi kebutuhan yaitu sekitar 120,86 - 124,00 , seperti terlihat pada Tabel 140 terdahulu. Skenario 5 : Jakarta Selatan Luas RTH terdiri dari RTH rencana, RTH tahun 2006, Pasokan DanauSitu tahun 2006, PAM dan ditambah pasokan dari RTH Wilayah lain Berdasarkan skenario 4 pasokan air tanah domestik melebihi kebutuhan yaitu sebesar 19.811.252,59 m 3 thn – 24.194.585,90 m 3 thn. Kelebihan pasokan air tanah domestik wilayah Jakarta Selatan dapat diberikan kepada wilyah yang kurang dan secara aspek hidrologis wilayah tersebut dipengaruhi oleh wilayah Jakarta Selatan yaitu di wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Kelebihan tersebut untuk memenuhi 100 kekurangan Jakarta Barat dan 11,4491 kekurangan Jakarta Pusat seperti terlihat pada Tabel 141-142 terdahulu. Dari skenario diatas maka dapat disimpulkan bahwa skenario yang dipilih untuk dilaksanakan di wilayah Jakarta Selatan adalah skenario 5. Yaitu kebutuhan air tanah domestik wilayah DKI Jakarta sampai dengan tahun 2016 dapat dipenuhi dari luas RTH tahun 2006 4.636,81 ha, Pasokan DanauSitu tahun 2006, pasokan PAM dan bahkan berlebih. Kelebihan pasokan air tanah domestik yang dimiliki oleh wilayah Jakarta Selatan digunakan untuk memasok wilayah lain yaitu wilayah Jakarta Barat 100 kekurangan Jakarta Barat dan Jakarta Pusat 11,4491 kekurangan Jakarta Pusat.

5.4.5 Skenario Pengelolaan RTH sebagai Daerah Resapan Wilayah Jakarta Timur

Berdasarkan hasil pengolahan model pengelolaan RTH sebagai daerah resapan di wilayah Jakarta Timur diperoleh alternatif skenario pengelolaan RTH dalam rangka memenuhi kebutuhan air tanah domestik yaitu skenario 1, 3, 4 dan 5 dengan hasil sebagai berikut : Skenario 1 : Jakarta Timur Luas RTH seperti luas RTH tahun 2006 dan Pasokan DanauSitu tahun 2006 Luas RTH pada tahun 2006 adalah sebesar 5.857,58 ha atau 31,20 dengan volume air yang dapat diresapkan sebesar 121.286.962,57 m 3 thn sedangkan volume pasokan potensi lain dari danausitu adalah sebesar 901.983,49 m 3 thn. Jadi RTH tahun 2006 dan potensi lain dari danausitu hanya mampu memasok kebutuhan air tanah domestik tahun 2006 sd 2016 sekitar 96,72 - 104,23 saja seperti terlihat pada Tabel 148 terdahulu. Skenario 3 : Jakarta Timur Luas RTH seperti luas RTH tahun 2006, Pasokan DanauSitu tahun 2006 dan PAM Pasokan air tanah dari RTH tahun 2006, potensi lain dari danausitu, PAM Jakarta Timur mampu memasok kebutuhan air tanah domestik melebihi kebutuhan yaitu sekitar 113,02 - 120,73 , seperti terlihat pada Tabel 150 terdahulu. Skenario 4 : Jakarta Timur Luas RTH terdiri dari RTH rencana pada daerah potensial ditambah RTH tahun 2006, Pasokan DanauSitu tahun 2006 dan PAM Pada skenario 3 pasokan air tanah domestik melebihi kebutuhan, kelebihan pasokan Jakarta Timur dapat diberikan kepada wilyah yang kurang dan secara aspek hidrologis wilayah tersebut dipengaruhi oleh wilayah Jakarta Timur yaitu di wilayah Jakarta Pusat. Kekurangan wilayah Jakarta Pusat yang masih harus dipenuhi Jakarta Timur adalah sebesar 88,5509 , dan ini masih kurang jika hanya dipenuhi dari kelebihan Jakarta Timur untuk itu masih dibutuhkan lagi tambahan RTH rencana. Jadi dibutuhkan tambahan RTH rencana pada tahun 2016 di Kecamatan Cipayung seluas 17,107 ha atau 0,09 dengan volume air tanah RTH rencana sebesar 354.215,58 m 3 thn. Jumlah RTH RTH rencana + RTH 2006 yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan air tanah domestik adalah tahun 2006-2015 sekitar 5.857,58 ha atau 31,20 dan pada tahun 2016 dibutuhkan 5.874,68 ha atau 31,29 . Pasokan air tanah skenario 3 dengan tambahan RTH rencana tersebut menghasilkan ketercukupan yaitu sekitar 113,30 - 120,73 , seperti terlihat pada Tabel 151-153 terdahulu. Skenario 5 : Jakarta Timur Luas RTH terdiri dari RTH rencana, RTH tahun 2006, Pasokan DanauSitu tahun 2006, PAM dan ditambah pasokan dari RTH Wilayah lain Berdasarkan skenario 4 pasokan air tanah domestik melebihi kebutuhan yaitu sebesar 16.800.793,09 m 3 thn – 24.307.943,06 m 3 thn. Kelebihan pasokan air tanah domestik wilayah Jakarta Timur dapat diberikan kepada wilyah yang kurang dan secara aspek hidrologis wilayah tersebut dipengaruhi oleh wilayah Jakarta Timur yaitu di wilayah Jakarta Pusat. Kelebihan tersebut untuk memenuhi 88,5509 kekurangan Jakarta Pusat seperti terlihat pada Tabel 154-155 terdahulu. Dari skenario diatas maka dapat disimpulkan bahwa skenario yang dipilih untuk dilaksanakan di wilayah Jakarta Timur adalah skenario 5, yaitu kebutuhan air tanah domestik wilayah Jakarta Timur sampai dengan tahun 2016 dapat dipenuhi dari luas RTH tahun 2006 5.857,58 ha, Pasokan DanauSitu tahun 2006, pasokan PAM dan bahkan berlebih. Kelebihan pasokan air tanah domestik yang dimiliki oleh wilayah Jakarta Timur dan di tambah RTH rencana sebesar 17,11 ha pada tahun 2016 digunakan untuk memasok wilayah lain yaitu wilayah Jakarta Pusat 88,5509 kekurangan Jakarta Pusat.

5.4.6 Skenario Pengelolaan RTH sebagai Daerah Resapan Wilayah DKI Jakarta

Hasil pengolahan model pengelolaan RTH sebagai daerah resapan di wilayah DKI Jakarta diperoleh alternatif skenario pengelolaan RTH dalam rangka memenuhi kebutuhan air domestik di lima wilayah DKI Jakarta tertera pada Tabel 168. Tabel 168 Skenario pengelolaan RTH dalam rangka memenuhi kebutuhan air tanah domestik di kelima wilayah DKI Jakarta Skenario Wilayah Jakarta Utara Jakarta Pusat Jakarta Barat Jakarta Selatan Jakarta Timur Skenario 1 : RTH 2006 + DanauSitu Skenario 1 Skenario 1 Persentase luas RTH 31,82 31,2 Pasokan RTH m3thn 104.981.927,52 121.286.962,57 Pasokan DanauSitu m3thn 607.279,57 901.983,49 Persentase ketercukupan 104,72 - 111,18 96,72 - 104,23 Skenario 2 : PAM Skenario 2 Persentase ketercukupan PAM 108,32 - 112,86 Skenario 3 : RTH 2006 + DanauSitu + PAM Skenario 3 Skenario 3 Persentase ketercukupan RTH + DanauSitu +PAM 120,86 - 124,00 113,02 - 120,73 Skenario 4 : RTH 2006 + DanauSitu + PAM + RTH Rencana Skenario 4 Skenario 4 Lokasi RTH Rencana Cengkareng Kembangan Cipayung Luas RTH Rencana ha 135,38 17,11 Persentase luas RTH Renc. 1,06 0,09 Persentase ketercukupan Skenario 3 + RTH Rencana 78,02 - 99,48 113,30 - 120,73 Skenario 5 : Pasokan wilayah lain memasok wilayah lain Skenario 5 Skenario 5 Skenario 5 Skenario 5 Kelebihan Kekurangan pasokan air tanah kelebihan kekurangan kekurangan kelebihan kelebihan Skenario yang dipilih skenario 2, kelebihan pasokan tidak bisa digunakan untuk wilayah lain skenario 5, kekurangan pasokan dipenuhi dari wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan skenario 5, kekurangan pasokan dipenuhi dari wilayah Jakarta Selatan skenario 5, kelebihan pasokan diberikan ke Jakarta Barat 100kekuranang an dan Jakarta Pusat 11,4491 kekurangan skenario 5, kelebihan pasokan diberikan ke Jakarta Pusat 88,5509keku- rangan Skenario pemenuhan kebutuhan air domestik di masing-masing wilayah DKI Jakarta menunjukkan bahwa : a. Skenario 1 : Luas RTH seperti luas RTH tahun 2006 dan Pasokan DanauSitu tahun 2006, dipenuhi oleh wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. b. Skenario 2 : Mengandalkan pasokan kebutuhan air domestik penduduk hanya dari PAM saja, dipenuhi oleh wilayah Jakarta Utara. c. Skenario 3 : Luas RTH seperti luas RTH tahun 2006, Pasokan DanauSitu tahun 2006 dan PAM, dipenuhi oleh wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. d. Skenario 4 : Luas RTH terdiri dari RTH rencana pada daerah potensial ditambah RTH tahun 2006, Pasokan DanauSitu tahun 2006 dan PAM, dipenuhi oleh wilayah Jakarta Timur untuk menambah pasokan ke Jakarta Pusat dan Jakarta Barat kekurangan pasokan dipenuhi dari Jakarta Selatan. e. Skenario 5 : Luas RTH terdiri dari RTH rencana, RTH tahun 2006, Pasokan DanauSitu tahun 2006, PAM dan ditambah pasokan dari RTH Wilayah lain, untuk daerah yang mendapat pasokan dari daerah lain wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Barat, daerah yang memberikan pasokan ke daerah lain wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Arahan pengelolaan RTH sebagai daerah resapan dalam rangka memenuhi kebutuhan air domestik di masing-masing wilayah DKI Jakarta adalah sebagai berikut Tabel 167 terdahulu : a. Jakarta Utara menggunakan skenario 2 yaitu kebutuhan air domestik penduduk dapat dipenuhi dari pasokan PAM saja. b. Jakarta Pusat menggunakan skenario 5 yaitu kebutuhan air domestik penduduk dipenuhi dari pasokan PAM, air tanah dari RTH 2006 dan Pa sokan danausitu 2006 Jakarta Pusat ditambah pasokan dari wilayah lain yaitu dari Jakarta Selatan 11,4491 kekurangan dan Jakarta Timur 88,5509 kekurangan. c. Jakarta Barat menggunakan skenario 4 dan 5 yaitu kebutuhan air domestik penduduk dipenuhi dari pasokan PAM, air tanah dari RTH 2006, Pa sokan danausitu 2006 dan RTH rencana Jakarta Barat sebesar 135,38 ha di daerah Cengkareng dan Kembangan. Kekurangan pasokan pada skenario 4 masih harus dipenuhi dari wilayah lain yaitu Jakarta Selatan. d. Jakarta Selatan menggunakan skenario 1, 3 dan 5 yaitu kebutuhan air domestik penduduk dipenuhi dari air tanah dari RTH 2006 lebih dari cukup dan jika ditambah pasokan PAM kelebihan pasokan diberikan ke wilayah lain yaitu Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. e. Jakarta Timur menggunakan skenario 1, 3, 4 dan 5 yaitu kebutuhan air domestik penduduk dipenuhi dari air tanah dari RTH 2006 lebih dari