Model Pengelolaan RTH sebagai Daerah Resapan Wilayah DKI Jakarta

d. Skenario 4 : Luas RTH terdiri dari RTH rencana pada daerah potensial ditambah RTH tahun 2006, Pasokan DanauSitu tahun 2006 dan PAM, dipenuhi oleh wilayah Jakarta Timur untuk menambah pasokan ke Jakarta Pusat dan Jakarta Barat kekurangan pasokan dipenuhi dari Jakarta Selatan. e. Skenario 5 : Luas RTH terdiri dari RTH rencana, RTH tahun 2006, Pasokan DanauSitu tahun 2006, PAM dan ditambah pasokan dari RTH Wilayah lain, untuk daerah yang mendapat pasokan dari daerah lain wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Barat, daerah yang memberikan pasokan ke daerah lain wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Arahan pengelolaan RTH sebagai daerah resapan dalam rangka memenuhi kebutuhan air domestik di masing-masing wilayah DKI Jakarta adalah sebagai berikut Tabel 167 terdahulu : a. Jakarta Utara menggunakan skenario 2 yaitu kebutuhan air domestik penduduk dapat dipenuhi dari pasokan PAM saja. b. Jakarta Pusat menggunakan skenario 5 yaitu kebutuhan air domestik penduduk dipenuhi dari pasokan PAM, air tanah dari RTH 2006 dan Pa sokan danausitu 2006 Jakarta Pusat ditambah pasokan dari wilayah lain yaitu dari Jakarta Selatan 11,4491 kekurangan dan Jakarta Timur 88,5509 kekurangan. c. Jakarta Barat menggunakan skenario 4 dan 5 yaitu kebutuhan air domestik penduduk dipenuhi dari pasokan PAM, air tanah dari RTH 2006, Pa sokan danausitu 2006 dan RTH rencana Jakarta Barat sebesar 135,38 ha di daerah Cengkareng dan Kembangan. Kekurangan pasokan pada skenario 4 masih harus dipenuhi dari wilayah lain yaitu Jakarta Selatan. d. Jakarta Selatan menggunakan skenario 1, 3 dan 5 yaitu kebutuhan air domestik penduduk dipenuhi dari air tanah dari RTH 2006 lebih dari cukup dan jika ditambah pasokan PAM kelebihan pasokan diberikan ke wilayah lain yaitu Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. e. Jakarta Timur menggunakan skenario 1, 3, 4 dan 5 yaitu kebutuhan air domestik penduduk dipenuhi dari air tanah dari RTH 2006 lebih dari cukup dan jika ditambah pasokan PAM dan RTH rencana Jakarta Timur kelebihan pasokan diberikan ke wilayah lain yaitu Jakarta Pusat. Berdasarkan hasil pengolahan model pengelolaan RTH sebagai daerah resapan di wilayah DKI Jakarta diperoleh alternatif skenario pengelolaan RTH dalam rangka memenuhi kebutuhan air tanah domestik yaitu skenario 3, 4 dan 5 dengan hasil sebagai berikut : Skenario 3 : DKI Jakarta Luas RTH seperti luas RTH tahun 2006, Pasokan DanauSitu tahun 2006 dan PAM Pasokan air tanah dari RTH tahun 2006, potensi lain dari danausitu, PAM DKI Jakarta mampu memasok kebutuhan air tanah domestik tahun 2006 - 2016 sekitar 116,18 -116,91 , seperti terlihat pada Tabel 162. Tetapi berdasarkan data di masing-masing wilayah ada 3 wilayah saja yang mengalami kelebihan pasokan yaitu Jakarta Utara, Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Kelebihan dari 3 wilayah tersebut ternyata hanya 2 wilayah saja yang bisa digunakan untuk memasok wilayah lain yaitu wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur saja. Untuk kelebihan pasokan RTH wilayah Jakarta Utara tidak bisa dipakai untuk memasok wilayah lain berdasarkan aspek hidrologis yang ada serta kelebihan pasokan PAM Jakarta Utara juga tidak bisa memasok wilayah lain karena volume tersebut untuk memenuhi kebutuhan Jakarta Utara saja. Skenario 4 : DKI Jakarta Luas RTH terdiri dari RTH rencana pada daerah potensial ditambah RTH tahun 2006, Pasokan DanauSitu tahun 2006 dan PAM Pada skenario 3 pasokan air tanah domestik melebihi kebutuhan, tetapi berdasarkan skenario per wilayah diketahui kelebihan pasokan air tanah dari RTH 2006 di wilayah Jakarta Utara tidak bisa dipakai untuk memasok wilayah lain berdasarkan aspek hidrologis yang ada. Begitu juga kelebihan pasokan PAM Jakarta Utara juga tidak bisa memasok wilayah lain karena volume tersebut untuk memenuhi kebutuhan Jakarta Utara saja. Jadi untuk memenuhi kebutuhan air domestik maka dibutuhkan tambahan RTH rencana tahun 2006 Jakarta Barat di Kec. Kembangan dan Cengkareng sekitar 135,38 ha atau 0,21 dan pada tahun 2016 dibutuhkan RTH rencana Jakarta Barat di Kec. Kembangan dan Cengkareng; Jakarta Timur di Kec. Cipayung sebesar 152,49 ha atau 0,23 . Jumlah RTH RTH rencana + RTH 2006 yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan air tanah domestik tahun 2006-2015 adalah sekitar 16.163,434 ha atau 24,89 dan pada tahun 2016 dibutuhkan 16.180,541 ha atau 24,92 Tabel 163 dan 164 terdahulu. Skenario 5 : DKI Jakarta Luas RTH terdiri dari RTH rencana, RTH tahun 2006, Pasokan DanauSitu tahun 2006, PAM dan ditambah pasokan dari RTH Wilayah lain Berdasarkan skenario 4 per wilayah, wilayah yang pasokan air tanah domestiknya melebihi kebutuhan yaitu di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Dan wilayah yang pasokan air tanah domestiknya kurang dari kebutuhan adalah wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Dimana Jakarta Selatan mampu memasok 100 kekurangan Jakarta Barat dan 11,4491 kekurangan Jakarta Pusat, sedangkan Jakarta Timur mampu memasok memenuhi 88,5509 kekurangan Jakarta Pusat. Dari skenario diatas maka dapat disimpulkan bahwa skenario yang dipilih untuk dilaksanakan di wilayah DKI Jakarta adalah skenario 5 yaitu kebutuhan air tanah domestik wilayah DKI Jakarta sampai dengan tahun 2016 harus dipenuhi dari luas RTH yang dibutuhkan terdiri dari RTH rencana tahun 2006 sekitar 135,38 ha dan tahun 2016 sebesar 152,49 ha , RTH tahun 2006 16.028,05 ha, Pasokan DanauSitu tahun 2006, pasokan PAM dan ditambah untuk beberapa wilayah harus dipenuhi dari pasokan RTH Wilayah lain misalnya wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Pusat masing-masing mendapat pasokan dari Jakarta Timur dan Jakarta Selatan

5.5 Pengelolaan RTH sebagai Daerah Resapan

5.5.1 Pengelolaan RTH sebagai Daerah Resapan Wilayah Jakarta Utara

Berdasarkan model dan skenario pengelolaan RTH sebagai daerah resapan di wilayah Jakarta Utara dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : • Luas RTH yang ada dan potensi dari danau dan situ menghasilkan volume air yang dapat diresapkan belum mampu memenuhi kebutuhan air domestik penduduk wilayah Jakarta Utara tahun 2006-2016 karena ketercukupannya hanya 70,92 - 71,64 . • Pasokan PAM wilayah Jakarta Utara sudah sangat mencukupi kebutuhan air domestik penduduk, sehingga tidak diperlukan lagi tambahan RTH rencana. • Pasokan air domestik di Wilayah Jakarta Utara melebihi kebutuhan yaitu sebesar 51.750.027,18 m 3 thn – 54.630.289,43 m 3 thn. Kelebihan pasokan air domestik tersebut tidak bisa digunakan untuk memasok wilayah lain karena secara aspek hidrologis Jakarta Utara tidak mempengaruhi wilayah lain karena merupakan daerah terbawah yang merupakan daerah pelepasan. • RTH tahun 2006 19,84 luas Jakarta Utara harus tetap dipertahankan karena volume air yang dapat diresapkan dapat digunakan sebagai pengisi air tanah yang dapat mencegah intrusi air laut. Lokasi RTH Rencana dan RTH tahun 2006 di Wilayah Jakarta Utara tertera pada Gambar 58. Gambar 58 Lokasi RTH Rencana dan RTH tahun 2006 di Wilayah Jakarta Utara

5.5.2 Pengelolaan RTH sebagai Daerah Resapan Wilayah Jakarta Pusat

Berdasarkan model dan skenario pengelolaan RTH sebagai daerah resapan di wilayah Jakarta Pusat dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : • Kalau mengandalkan luas RTH yang ada dan potensi dari danau dan situ maka volume air yang dapat diresapkan belum memenuhi kebutuhan air domestik penduduk wilayah Jakarta Pusat tahun 2006- 2016 karena ketercukupannya hanya sekitar 18,59 - 18,91 . • Pasokan air domestik di Wilayah Jakarta Pusat masih kurang dan belum bisa memenuhi kebutuhan air domestik. Kekurangan pasokan air domestik tersebut ditambah pasokan dari RTH wilayah lain yaitu wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan karena kedua wilayah tersebut memiliki kelebihan pasokan, selain itu kedua wilayah tersebut secara aspek hidrologis Jakarta Pusat dipengaruhi Jakarta Selatan dan Jakarta Timur • RTH tahun 2006 11,02 luas Jakarta Pusat harus tetap dipertahankan untuk memenuhi kebutuhan air domestik penduduk, sedangkan untuk menambah RTH rencana sudah tidak memungkinkan karena wilayah Jakarta Pusat tidak ada alokasi RTH potensial yang dapat menjadi RTH rencana. Lokasi RTH Rencana dan RTH tahun 2006 di Wilayah Jakarta Pusat tertera pada Gambar 59.