Ruang Terbuka Hijau dan Pengaruhnya terhadap Konservasi Air

kemampuan prediksi dapat dijadikan alat untuk perencana guna membantu proses pengambilan keputusan. Simulasi model dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai skenario sebagai input. Berdasarkan variasi output yang dihasilkan dapat dipilih alternatif terbaik dari berbagai skenario yang merupakan input model tersebut. Dalam hal ini, model berfungsi sebagai alat bantu dalam menunjang pengambilan keputusan. Forrester 1961 memberikan ilustrasi tentang fungsi model sebagai penunjang dalam pengambilan keputusan. Jay Forrester, dalam bukunya tentang system dynamics, menanyakan hal sebagai berikut : Siapa orang yang paling bertanggung-jawab dalam keselamatan pengoperasian pesawat terbang T Sebagian besar orang akan menjawab: Tentu saja pilot pesawat terbang, padahal, jawaban yang benar adalah desainer pesawat terbang.Pilot yang trampil dan terlatih memang merupakan faktor kritis, tetapi desainer pesawat terbang lebih penting karena harus menghasilkan rancangan pesawat terbang yang stabil, tahan terhadap goncangan akibat turbulensi udara dan bahkan harus dilengkapi dengan alat pengatur kendali otomatis sehingga pilot dapat mengendarai pesawat tersebut meskipun dalam keadaan mengantuk ataupun kelelahan. Pilot, dalam hal ini adalah pengambil keputusan di dunia nyata, sedangkan desainer memberikan bantuan pada dunia virtual dengan modelnya. Ilustrasi tersebut menyatakan bahwa seorang penyusun model adalah desainer yang harus menyediakan rancangan terbaik bagi pengguna model yang bertindak sebagai pilot. Pada dunia nyata, misalnya pada sistem bisnis dan industri, seorang direktur harus berfungsi ganda, sebagai pilot dan desainer pesawat terbang. Sebagai pilot pesawat terbang, direktur tersebut harus mengambil keputusan penerimaan pegawai, penentuan harga jual, kapan memproduksi produk baru dan sebagainya. Sebagai desainer, seorang direktur harus menentukan struktur organisasi, operasi dan strategi organisasi yang akan mempengaruhi pengambilan keputusan. Ironisnya, direktur kadangkala lebih banyak menghabiskan waktu untuk bertindak sebagai pilot membuat keputusan, mengendalikan bawahan daripada memikirkan secara kreatif dari sisi pandang dan ketrampilan mereka agar dapat mengoperasikan oganisasi secara sederhana supaya orang biasa pun dapat menjalankan organisasi Sterman, 2000. Secara umum, model dapat digolongkan dalam dua kategori yaitu : model fisik dan model abstrak. Model fisik merupakan model miniatur replika dari keadaan sebenarnya. Sebagai contoh, mainan mobil-mobilan merupakan miniatur dari mobil sesungguhnya dan boneka merupakan representasi dari manusia. Model abstrak yang jugs disebut model mental merupakan model yang bukan fisik, tetapi dapat menjelaskan kinerja dari sistem. Model abstrak dapat digolongkan dalam dua jenis, yaitu yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Model kuantitatif menggunakan perhitungan matematik dan bersifat numerik sehingga dapat digunakan untuk keperluan prediksi. Sebaliknya, model kualitatif bersifat deskriptif dan tidak menggunakan perhitungan kuantitatif. Model kuantitatif dikelompokkan berdasarkan cara pemecahan permasalahan yang dihadapi, yaitu: 1 yang bersifat induktif empirik dengan penggunaan teknik statistik, dan 2 yang bersifat deduktifmekanistik dengan persamaan matematik. Model empirik memberikan hubungan antara variabel output dan input, tetapi tidak memberikan penjelasan proses atau bagaimana mekanisme hubungan tersebut terjadi. Sebaliknya, model mekanistik menjelaskan mekanisme proses yang terjadi tersebut. Dalam kajian sistem menggunakan model fisik maupun abstrak, pengkaji sistem akan berhadapan dengan permasalahan yang bersifat statik atau dinamik. Permasalahan yang bersifat statik bersifat konstan, sedangkan yang bersifat dinamik selalu berubah menurut waktu. Mobil-mobilan sebagai model fisik, dapat bersifat dinamik apabila mobil-mobilan tersebut dilengkapi dengan baterai, sehingga dapat bergerak, yang kecepatan serta jarak tempuhnya berubah dengan waktu. Model pengelolaan RTH sebagai daerah resapan di wilayah DKI Jakarta dalam penelitian ini menggunakan model abstrak kuantitatif berdasarkan cara pemecahan permasalahan yang dihadapi bersifat deduktifmekanistik dengan persamaan matematik dan merupakan model bersifat dinamik

2.9 Tinjauan Studi-Studi Terdahulu

Tim Peneliti Fakultas Kehutanan IPB 1986 mengemukakan siklus air di dalam hutan sangat erat kaitannya dengan kondisi tanah, iklim serta tindakan manusia terhadap komponen ekosistem tersebut. Siklus air tersebut terdiri dari