Kawasan Bandar Udara Kriteria Ruang Terbuka Hijau

pemantauan dilakukan dengan cara memantau perubahan kedudukan muka air tanah. memantau perubahan kualitas air tanah, memantau pengambilan dan penggunaan air tanah. memantau sumber potensi pencemaran air tanah serta memantau perubahan lingkungan air tanah dan lingkungan sekitarnya. Menyadari bahwa peran air tanah sebagai pemasok kebutuhan air di berbagai bidang kegiatan menjadi sangat penting, serta teramati dampak-dampak negatif yang timbul akibat pengambilan air tanah maka untuk mengantisipasi hal tersebut, upaya konservasi air tanah merupakan hal yang mutlak harus dilaksanakan. Pendayagunaan air tanah ditujukan untuk memanfaatkan air tanah secara optimal. efisien dan berkelanjutan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Kegiatan ini dilakukan dengan mempertimbangkan konservasi air tanah yang menjamin rasa keadilan antar generasi, perencanaan pengelolaan air tanah di suatu cekungan air tanah keterpaduan penggunaan antar sumber air baku, menerapkan prinsip hemat air dan melibatkan peran masyarakat DTLGKP, 2001. Hehanusa, et al. 1994 menyatakan, untuk menambah persediaan air di suatu daerah bisa diupayakan antara lain melalui lima kegiatan, yaitu : 1 rekayasa teknologi yang menambah sumber air permukaan, 2 melakukan riset untuk mendapatkan sumber air artesis, 3 menyimpan kelebihan air di musim hujan untuk dimanfaatkan di musim kemarau, 4 rekayasa teknologi yang mengubah kualitas air dari air kurang baik menjadi lebih layak, dan 5 menyalurkan air dari suatu daerah aliran sungai melintasi batas daerah aliran sungai ke daerah lainnya bisa dilakukan dengan konstruksi saluran, terowongan, pemipaan, atau bentuk saluran lainnya. Pada daerah hutan kota sistem perakaran tanaman dan serasah yang berubah menjadi humus akan memperbesar jumlah pori tanah, karena humus bersifat lebih higroskopis dengan kemampuan menyerap air yang besar sehingga kadar air tanah hutan akan meningkat Bernatzky, 1978. Daerah hulu yang berfungsi sebagai daerah resapan air, hendaknya ditanami dengan tanaman yang mempunyai daya evapotranspirasi yang rendah. Selain itu, sistem perakaran dan serasahnya dapat meningkatkan porositas tanah, sehingga air hujan banyak yang masuk ke dalam tanah sebagai air infiltrasi dan hanya sedikit yang menjadi air limpasan. Jika hujan lebat terjadi, maka air hujan akan turun masuk meresap ke lapisan tanah yang lebih dalam menjadi air infiltrasi dan air tanah. Dengan demikian hutan kota yang dibangun pada daerah resapan air dari kota yang bersangkutan akan dapat membantu mengatasi masalah air dengan kualitas yang baik. Menurut Manan 1976 tanaman yang mempunyai daya evapotranspirasi yang rendah antara lain : cemara laut Casuarina equisetifolia, Ficus elastica, karet Hevea brasiliensis, manggis Garcinia mangostana, bungur Lagerstroemia speciosa, Fragraea fragrans dan kelapa Cocos nucifera. Luas RTH yang dibutuhkan sebagai tempat meresapkan air dapat dihitung dengan menggunakan modifikasi pendekatan luas hutan kota berdasarkan kebutuhan air dengan rumus sebagai berikut Fakuara, 1987: La = Po. K 1 + r - c t - PAM - Pa z La : luas hutan kota yang harus dibangun Po : jumlah penduduk K : konsumsi air per kapita lhari r : laju peningkatan pemakaian air c : faktor pengendali PAM : kapasitas suplai perusahaan air minum t : tahun Pa : potensi air tanah z : kemampuan hutan kota dalam menyimpan air

2.3.4 Ruang Terbuka Hijau dan Pengaruhnya terhadap Konservasi Air

RTH adalah komponen utama penyedia air bersih kota. Taman kota, jalur hijau, situ, waduk, danau, atau empang merupakan daerah resapan dan penampung air tanah alam yang belum tergantikan fungsinya. Pada dasarnya, luasan RTH kota menjamin luasan resapan air dan besar kapasitas serapan dan penampungan air tanah, baik di musim hujan maupun di musim kemarau. Semakin sempit RTH kota yang tersedia, semakin sedikit air yang dapat diserap dan ditampung dalam tanah. Menurut Suripin 2002, konservasi tanah dan air secara vegetatif menjalankan fungsinya melalui :