Skenario Pengelolaan RTH sebagai Daerah Resapan Wilayah Jakarta Selatan

Arahan kebijakan dalam pengelolaan RTH sebagai daerah resapan di wilayah DKI Jakarta adalah sebagai berikut : • Mendorong Perda tentang RTH dan instrumen penegakan hukum Perlu secepatnya mendorong lahirnya Perda tentang RTH agar perencanaan pembangunan RTH memiliki kekuatan hukum yang jelas dan tegas. Dalam upaya pengendalian pemanfaatan ruang terutama yang berkaitan dengan RTH, perlu dikembangkan instrumen penegakan hukum yang dibutuhkan seperti peraturan zonasi zoning regulation maupun peraturan tentang pemberian sanksi, baik secara administrasi maupun pidana. Perlu insentif atau disinsentif reward or punishment, jika terjadi prestasi atau pelanggaran hukum oleh perorangan dan atau badan dalam pelaksanaan pengembangan RTH. Perlu membentuk Tim Audit RTH untuk menjaga keberadaan dan pelaksanaan pengembangan RTH. • Mengembangkan dan menambah RTH Pemerintah DKI Jakarta perlu menambah atau merubah RTH privat menjadi RTH publik dimulai dengan kegiatan pembebasan lahan. Selain itu bisa dilakukan dengan diatur mengenai mekanisme insentif dan disinsentif yang dapat lebih meningkatkan peran swasta dan masyarakat melalui bentuk-bentuk kerjasama yang saling menguntungkan untuk pengembangan RTH. Misalnya dengan memberi ijin bangunan lebih tinggi yang masih dalam batas persyaratan apabila dapat menyediakan RTH lebih luas atau bersedia membebaskan lahan untuk dijadikan RTH atau pemberian insentif seperti keringanan pengenaan pajak bumi dan bangunan PBB, pajak air tanah, tagihan listrik dan telepon • Menetapkan RTH Publik sebesar 20 Proporsi RTH di wilayah DKI Jakarta harus terus ditingkatkan secara bertahap hingga mencapai 30 persen dari luas wilayah yang ada sesuai dengan Undang-undang RI No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang pasal 29, atau minimal sebesar 24,92 persen sesuai yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan air tanah domestik DKI Jakarta tahun 2006-2016. Jika berdasarkan UU RI No 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang luas RTH publik adalah 20 persen dari luas wilayah kota maka masih diperlukan lagi tambahan RTH publik sebesar 10,93 persen dengan menambah RTH publik dan atau merubah RTH privat menjadi RTH publik sehingga pemerintah DKI Jakarta lebih mudah mengontrol dan mempertahankan keberadaan RTH. Beberapa upaya yang bisa dilakukan dalam rangka meningkatkan luas RTH di wilayah DKI Jakarta adalah : a. Pengadaan dan pembangunan RTH baru dengan pembebasan lahan sesuai dengan NJOP yang berlaku b. Legalitas status kawasan RTH baik pada lahan pemerintah maupun lahan masyarakatswasta atau penetapan tanah hak sebagai RTH kota c. Melaksanakan refungsi lahan seperti SPBU atau taman-taman untuk dikembalikan fungsinya sebagai RTH d. Pengendalian dan pengawasan bangunan untuk menjamin pelaksanaan pembangunan sesuai KDB koefisien dasar bangunan e. Penerapan mekanisme insentif dan disinsentif yang dapat lebih meningkatkan peran swasta dan masyarakat melalui bentuk-bentuk kerjasama yang saling menguntungkan untuk pengembangan RTH f. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengadaan dan penataan RTH g. Optimalisasi kualitas vegetasitanaman pada semua kawasan RTH h. Menyusun pedoman-pedoman pelaksanaan NSPM untuk penyelenggaraan dan pengelolaan RTH i. Menetapkan luas minimum RTH sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik kota j. Meningkatkan kampanye dan sosialisasi tentang pentingnya RTH melalui gerakan hijau kota green cities k. Mengembangkan proyek-proyek percontohan RTH untuk berbagai jenis dan bentuk yang ada di beberapa wilayah DKI Jakarta. Penetapan tanah hak sebagai RTH kota adalah salah satu cara untuk memberikan legalitas status kawasan RTH baik pada lahan pemerintah maupun lahan masyarakatswasta. Penetapan tanah hak sebagai RTH kota adalah tanah hak yang karena keberadaanya dapat dimintakan peruntukannya menjadi RTH oleh pemegang hak tanpa pelepasan hak atas tanah, selanjutnya pemegang hak memperoleh insentif atas tanah hak yang ditetapkan sebagai RTH kota dalam jangka waktu paling sedikit 15 tahun antara lain dengan dasar pertimbangan cukupnya waktu bagi sebagian tanaman untuk tumbuh optimal. Penetapan dan perobahan peruntukan tanah hak sebagai RTH kota dilakukan melalui Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Perubahan peruntukan RTH kota yang berada di atas tanah negara disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW DKI Jakarta, karena itu harus ditetapkan dengan peraturan daerah.