Ekosistem Wilayah Pesisir Pemodelan ko-eksistensi pariwisata dan perikanan : analisis konvergensi - divergensi (KODI) di Selat Lembeh Sulawesi Utara

dijadikan satu-satunya faktor andalan untuk menarik wisatawan. Hal ini mengingat keunggulan suatu tempat wisata tidak hanya dinilai dari segi fisiknya saja. Banyak faktor pendukung lain yang turut menentukan marketable atau tidaknya suatu tempat wisata, termasuk infrastruktur dan lingkungan budaya setempat UN 2001 diacu dalam Noronha et al. 2003.

2.2 Ekosistem Wilayah Pesisir

Kawasan pesisir selama ini dianggap merupakan suatu kawasan yang unik karena merupakan pertemuan antara daratan dan lautan serta menjadi tantangan dalam pengelolaannya. Transisi antara daratan dan lautan menghasilkan ekosistem yang beragam dan produktif dimana secara historis sangat membantu bagi tempat hunian manusia. Kombinasi antara pemanfaatan sumberdaya pesisir dengan nilainya sebagai basis perdagangan antar negara telah diketahui sejak dahulu mengakibatkan daerah ini sangat berharga. Dan sebaliknya daerah ini juga mendapat tekanan keras sebagai akibat dari berbagai dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan manusia sehingga daerah ini juga sangat rentan terhadap kerusakan ekosistem yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup signifikan. Sebagaimana diketahui bahwa dalam suatu wilayah pesisir terdapat satu atau lebih sistem lingkungan ekosistem dan sumber daya pesisir. Berdasarkan sifatnya, ekosistem pesisir dapat bersifat alami natural atau buatan man-made. Ekosistem alami yang terdapat di wilayah pesisir diantaranya adalah Dahuri 2003 : a. Terumbu karang coral reefs, yaitu ekosistem yang ditandai atau didominasi oleh keberadaan endapan-endapan masif terutama kalsium karbonat yang dihasilkan oleh organisme karang, alga berkapur dan organismme-organisme lain yang mengeluarkan kalsium karbonat. b. Padang lamun seagrass beds, yaitu ekosistem yang ditandai atau didominasi oleh keberadaan tumbuhan berbunga yang sudah sepenuhnya menyesuaikan diri untuk hidup terbenam di dalam laut lamun atau seagrass c. Hutan Bakau Mangrove, ekosistem ini ditandai atau di dominasi oleh keberadaan beberapa spesies pohon yang khas atau semak-semak yang memiliki kemampuan untuk tumbuh dan berkembang dalam perairan asin. d. Rumput laut Sea weeds, yaitu ekosistem yang ditandai atau didominasi oleh kebanyakan tumbuhan laut golongan Thallophyta tanpa daun, akar, rongga, baik yang susunannya tunggalmonosekuler maupun multiselular. e. Estuaria, yaitu ekosistem yang terletak di teluk di pesisir yang sebagian tertutup tempat air tawar dan air asin bertemu dan bercampur. f. Pantai pasir Sandy beach, ekosistem ini ditandai oleh keberadaan pasir kwarsa dan berada di daerah dimana pergerakan air yang kuat mengangkut partikel-pertikel yang halus dan ringan g. Pantai berbatu Rocky beach, ekosistem ini ditandai oleh keberadaan pantai yang berbatu-batu, memanjang ke laut dan terbenam di air. h. Pulau-pulau kecil Small island, ekosistem yang berada di pulau-pulau berukuran kecil yang secara ekologis terpisah dari pulau induknya mainland. Sedangkan ekosistem buatan antara lain berupa sawah pasang surut, tambak, kawasan pariwisata, kawasan industri dan kawasan pemukiman. Ekosistem terumbu karang merupakan salah satu kekayaan alam yang dimiliki Indonesia yang tidak ternilai harganya. Menurut Soedharma 1999, keunggulan ekosistem ini antara lain adalah pertama, ekosistem ini sangat khas dan hanya ada di perairan tropis yang biasanya bersama dengan ekosistem sekelilingnya seperti mangrove dan sea grass yang saling berinteraksi positif; kedua, memiliki kekayaan jenis organisma dengan lebih 400 jenis coral dan 500 jenis ikan perairan karang; ketiga, merupakan spawning habitat yang berfungsi sebagai jembatan kehidupan dari siklus hidup organisma; keempat, merupakan habitat yang sangat baik bagi organisma lain seperti avertebrata antara lain molusca, bintang ular, star fish dan plankton serta vertebrata laut misalnya mamalis laut jenis dugong yang biasanya hidup di sea grass; dan kelima, merupakan store house atau gen pool atau sumberdaya genetik karena keragaman organisma yang hidup di terumbu karang, juga adanya mikro organisma seperti mikro algae, bakteri dan fungi. Fungsi terumbu karang lainnya yang menonjol secara fisik adalah ekosistem ini memproteksi garis pantai karena keberadaanya yang terus menerus dihantam ombak mengakibatkan terjadi patahan karang yang membentuk tanggul dan mampu meredam ombak. Dengan kelebihan-kelebihan tersebut, keberadaan terumbu karang misalnya, bukan saja menguntungkan bagi konservasi wilayah pesisir namun juga dapat dijadikan aset bagi pengembangan wisata.

2.3 Ekonomi Wisata dan Konservasi Wilayah Pesisir