Model KODI Konservasi – Wisata

pada perikanan open access. Sebagaimana terlihat pada Gambar 29 di atas, peningkatan cost biaya dari TC 1 ke TC 2 akan mengurangi effort dari E 1 ke E 2 . Oleh karena perikanan sudah berada di sebelah kanan titik MSY, maka pergeseran E 1 ke E 2 tersebut akan meningkatkan produksi dari h 1 ke h 2 . Fenomena ini terjadi hampir pada semua tingkat perubahan biaya. Pada kondisi yang cukup ekstrim dengan peningkatan biaya sebesar 50, peningkatan produksi cukup signifikan meski penurunan effort tidak terlalu besar. Ini menunjukkan bahwa adanya trade off antara mengurangi nelayan yang berlebih dengan meningkatkan kesejahteraan nelayan yang efisien melalui penutupan kawasan konservasi laut.

5.6 Model KODI Konservasi – Wisata

Untuk menentukan Konvergensi dan Divergensi secara dinamik antara kawasan konservasiwisata dan perikanan, maka dalam penelitian ini akan di gunakan pendekatan Willen dengan memodifikasi persamaan Willen untuk wisata. Persamaan Willen untuk perikanan sebagaimana dijelaskan pada Bab 3 pada persamaan 3.21 dan 3.22 sering di tulis dalam bentuk : qxE K x rx x − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − = 1 . E c pqx E − = η . Persamaan standar diatas menggambarkan bahwa dinamika stok ikan akan tergantung dari pertumbuhannya dalam hal ini diwakili oleh fungsi pertumbuhan logistik sebagaimana sudah di jelaskan pada bab sebelumnya dikurangi dengan produksi yang tergantung dari fungsi effort E. Di sisi lain dinamika effort sendiri atau baca E dot akan dipengaruhi oleh keuntungan yang diperoleh π dikalikan dengan effort yang digunakan , adapun koefisien . E η menunjukan koefisien respon. Jika kemudian dengan adanya konservasiwisata, effort akan berkurang maka persamaan di atas dapat dimodifikasi untuk menunjukan dinamika dari wisata. Di asumsikan bahwa hubungan antara wisata Labour dan effort dalam bentuk : E L φ = dimana, 0 Ø1 Dengan demikian L E φ = , jika dimisalkan bahwa 1 γ φ = maka dapat dinyatakan bahwa E L γ = maka persamaan di atas dapat diubah untuk menunjukan interaksi antara wisata, konservasi dan perikanan sehingga di tulis dalam bentuk : γ L qx K x rx x − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − = 1 . xL q γ K x rx − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − 1 L c pqx L − = η . dengan asumsi bahwa jika usaha perikanan menguntungkan akan menurunkan wisata maka koefisien 〈 η . Hasil iterasi dengan software Madonna tersebut dapat dilihat pada Gambar 30 berikut 80 70 60 50 40 30 20 10 2e+4 1.8e+4 1.6e+4 1.4e+4 1.2e+4 1e+4 8000 6000 4000 2000 1600 1400 1200 1000 800 600 400 TIME x L x:1 L:1 STARTTIME = 0 STOPTIME = 75 DT = 3.125e-4 DTOUT = 0 x = 2592.52 L = 439.858 r = 0.18 K = 487040 q = 3e-4 p = 0.034 w = 0.032 sigma = 0.3 eta = 0.3 Gambar 30 Hubungan Konvergensi – Divergensi antara Perikanan dan Wisata pada kondisi baseline. Analisis dinamik pada gambar 30 diatas merupakan interaksi antara kegiatan perikanan yang diwakili dengan biomas simbol x, garis hitam dengan kegiatan konservasiwisata yang diwakili dengan jumlah wisatawan simbol L, garis merah pada kondisi baseline, yaitu pada σ sigma = 0.3; η etha = 0.3 dan biaya w sebesar 0.032. Dari Gambar diatas terlihat bahwa pada awal-awal periode hubungan kedua kegiatan bergerak berdampingan. Ketika kegiatan konservasiwisata mengalami peningkatan, biomas mulai mengalami penurunan sampai kemudian bertemu konvergensi pada t = 39.35 dengan nilai biomas sebesar lebih kurang 13 250 ton dan jumlah wisata sebanyak 119 orang. Sementara itu, jika dilihat dari analisis dinamik pada Gambar 31 dengan skenario perubahan biaya pada nilai η dan sigma kondisi awal, maka dapat dilihat bahwa perubahan biaya semakin besar menyebabkan biomas dan jumlah wisatawan meningkat sehingga konvergensi lebih cepat tercapai. Hal ini dapat diartikan bahwa biaya sangat responsif terhadap profit dari perikanan dan wisata. Pada kondisi biomas naik atau dapat dikatakan dalam kondisi membaik maka tentunya kegiatan konservasi juga meningkat sehingga lebih menarik wisatawan. Fenomena yang sama terjadi pada berbagai tingkat η dan sigma luasan kawasan konservasi. Pada Gambar 32 dengan skenario perubahan nilai η 0.5 dan 0.8 dan Gambar 33 dengan skenario perubahan besaran luasan KKL σ = 0.5 dan 0.8 tampak konvergensi juga semakin cepat tercapainya. Pada Tabel 21 ditampilkan hasil skenario bermacam-macam perubahan nilai parameter tersebut yang mempengaruhi konvergensi antara kedua kegiatan tersebut. 80 70 60 50 40 30 20 10 3e+4 2.5e+4 2e+4 1.5e+4 1e+4 5000 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 TIME x L x:1 L:1 x:2 L:2 x:3 L:3 STARTTIME = 0 STOPTIME = 75 DT = 3.125e-4 DTOUT = 0 x = 2592.52 L = 439.858 r = 0.18 K = 487040 q = 3e-4 p = 0.034 w = 0.032...0.075 sigma = 0.3 eta = 0.3 Gambar 31 Hubungan Konvergensi – Divergensi antara Perikanan dan Wisata dengan perubahan biaya 0,032. 0,050 dan 0,075. 80 70 60 50 40 30 20 10 7e+4 6e+4 5e+4 4e+4 3e+4 2e+4 1e+4 9000 8000 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 TIME x L x:1 L:1 x:2 L:2 x:3 L:3 STARTTIME = 0 STOPTIME = 75 DT = 3.125e-4 DTOUT = 0 x = 2592.52 L = 439.858 r = 0.18 K = 487040 q = 3e-4 p = 0.034 w = 0.032 sigma = 0.3...0.8 eta = 0.3 Gambar 32 Hubungan Konvergensi – Divergensi antara Perikanan dan Wisata dengan perubahan sigma 0,3. 0,5 dan 0,8. 80 70 60 50 40 30 20 10 2e+4 1.8e+4 1.6e+4 1.4e+4 1.2e+4 1e+4 8000 6000 4000 2000 1600 1400 1200 1000 800 600 400 TIME x L x:1 L:1 x:2 L:2 x:3 L:3 STARTTIME = 0 STOPTIME = 75 DT = 3.125e-4 DTOUT = 0 x = 2592.52 L = 439.858 r = 0.18 K = 487040 q = 3e-4 p = 0.034 w = 0.032 sigma = 0.3 eta = 0.3...0.8 Gambar 33 Hubungan Konvergensi – Divergensi antara Perikanan dan Wisata dengan perubahan nilai eta 0,3. 0,5 dan 0,8. Tabel 21 Hasil simulasi perubahan parameter KODI Kondisi Baseline eta sigma w T x L tahun ton orang 0.3 0.3 0.032 39.35 13250 119 Simulasi perubahan biaya pada eta dan sigma kondisi baseline w T x L 0.032 39.35 13250 119 0.050 39.01 16640 120 0.075 38.86 21700 121 Simulasi perubahan eta pada biaya dan sigma kondisi baseline eta T x L 0.3 39.35 13250 119 0.5 31.36 11770 111 0.8 25.34 10160 101 Simulasi perubahan sigma pada eta dan biaya kondisi baseline Sigma T x L 0.3 39.35 13250 119 0.5 34.7 21220 181 0.8 30.76 44340 570 Gambar 34 Grafik Interaksi masing-masing parameter Biaya-Sigma,Eta. In t e r a k s i Bi a y a d a n Ta h u n 38.60 38.70 38.80 38.90 39.00 39.10 39.20 39.30 39.40 0.032 0.050 0.075 Bi a y a Selanjutnya analisis Phase Plane untuk model Baseline interaksi dinamik antara perikanan biomas,x dan wisata L disajikan pada Gambar 35. 4e+4 3.5e+4 3e+4 2.5e+4 2e+4 1.5e+4 1e+4 5000 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 x L L:1 L:2 L:3 L:4 L:5 L:6 L:7 L:8 L:9 L:10 L:11 L:12 L:13 L:14 L:15 L:16 L:17 L:18 L:19 L:20 L:21 L:22 Gambar 35 Analisis phase plane model baseline. T a h u n In t e r a k s i Bi a y a d a n Bi o m a s T o n 5000 10000 15000 20000 25000 0.032 0.050 0.075 Bi a y a B io m a s In t e r a k s i Bi a y a d e n g a n J u m l a h w i s a t a w a n o r a n g 118 119 120 121 122 0.032 0.050 0.075 Biaya Ju m la h W isa ta w a n In t e r a k s i Si g m a d a n T a h u n 0 . 0 0 1 0 . 0 0 2 0 . 0 0 3 0 . 0 0 4 0 . 0 0 5 0 . 0 0 0 . 3 0 . 5 0 . 8 Si g m a T a h u n Interaksi Sigm a dan Biom as Ton 10000 20000 30000 40000 50000

0.3 0.5

0.8 Sigm a

Bi o m a s In t e r a k s i S i gm a d a n J u m l a h W i s a t a w a n or a n g 100 200 300 400 500 600

0.3 0.5

0.8 Si g m a J u m la h W is a ta w a n In t e r a k s i Et a d a n Ta h u n 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00

0.3 0.5

0.8 Et a T a h u n In t e r a k s i Et a d a n Bi o m a s T o n 5000 10000 15000

0.3 0.5

0.8 Et a B io m a s In t e r a k s i Et a d a n J u m l a h W i s a t a w a n o r a n g 9 0 9 5 1 0 0 1 0 5 1 1 0 1 1 5 1 2 0 1 2 5 0 . 3 0 . 5 0 . 8 Et a J m la h w is a ta w a n In t e r a k s i Bi a y a d a n Ta h u n 38.60 38.70 38.80 38.90 39.00 39.10 39.20 39.30 39.40 0.032 0.050 0.075 Bi a y a T a h u n In t e r a k s i Bi a y a d a n Bi o m a s T o n 5000 10000 15000 20000 25000 0.032 0.050 0.075 Bi a y a B io m a s In t e r a k s i Bi a y a d e n g a n J u m l a h w i s a t a w a n o r a n g 118 119 120 121 122 0.032 0.050 0.075 Biaya Ju m la h W isa ta w a n In t e r a k s i Si g m a d a n T a h u n 0 . 0 0 1 0 . 0 0 2 0 . 0 0 3 0 . 0 0 4 0 . 0 0 5 0 . 0 0 0 . 3 0 . 5 0 . 8 Si g m a T a h u n Interaksi Sigm a dan Biom as Ton 10000 20000 30000 40000 50000

0.3 0.5

0.8 Sigm a

Bi o m a s In t e r a k s i S i gm a d a n J u m l a h W i s a t a w a n or a n g 100 200 300 400 500 600

0.3 0.5

0.8 Si g m a J u m la h W is a ta w a n In t e r a k s i Et a d a n Ta h u n 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00

0.3 0.5

0.8 Et a T a h u n In t e r a k s i Et a d a n Bi o m a s T o n 5000 10000 15000

0.3 0.5

0.8 Et a B io m a s In t e r a k s i Et a d a n J u m l a h W i s a t a w a n o r a n g 9 0 9 5 1 0 0 1 0 5 1 1 0 1 1 5 1 2 0 1 2 5 0 . 3 0 . 5 0 . 8 Et a J m la h w is a ta w a n Dari Gambar 35 di atas jelas terlihat bahwa phase line antara biomas dan jumlah wisata memiliki sifat keseimbangan stable focus dimana keseimbangan sistem jangka panjang long run equilibrium akan dicapai melalui penyesuaian antara jumlah wisata dan biomas. Artinya bahwa peningkatan jumlah wisatawan hanya bisa dicapai jika biomas dikurangi, dalam hal ini terjadi pada wisata L = 839 orang, dan biomas x = 9 865 ton. Dari interaksi di atas tampak bahwa sistem pada kondisi dimana jumlah wisatawan tinggi dan biomass rendah di sisi sebelah kiri grafik, maka keseimbangan akan selalu melakukan adjustment dengan bergerak kearah kanan sehingga menurunkan tingkat wisatawan dan meningkatkan nilai biomass sampai pada titik keseimbangan di atas. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat wisata L yang ada saat ini dapat dikatagorikan excessive sehingga keseimbangan dicapai dalam waktu yang relatif lama dan pada saat biomas sudah mengalami penurunan.

5.7 Analisis Nilai Ekonomi KKL