Analisis Regresi Valuasi Ekonomi Kawasan Konservasi

5 ANALISIS TRADE OFF ANTARA KONSERVASI, WISATA DAN PERIKANAN

5.1 Analisis Regresi

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh ”Adjacency” kedekatan nelayan dengan lokasi konservasiwisata dan produktivitas mereka, maka analisis regresi dilakukan bersamaan dengan variabel-variabel penentu lainnya seperti jumlah jam kerja, pengalaman, tenaga kerja dan biaya penangkapan. Variabel biaya penangkapan dan jam kerja merupakan proxy terhadap fishing ground di Selat Lembeh. Sebanyak 24 orang nelayan dari empat desa penelitian dijadikan sampel. Variasi lokasi tempat tinggal dilihat berdasarkan biaya yang dikeluarkan serta jam melaut. Berbagai rencana model regresi baik linier maupun logaritmic di uji untuk menentukan best-fits. Namun hasil iterasi regresi berikut menghasilkan best-fits yang tinggi : Produksi = 41.97 – 2.5 jumlah tripbulan + 0.720 biaya per trip Persamaan diatas menyatakan bahwa bertambahnya satu trip akan mengurangi produksi sebesar 2.5 kg; bertambahnya satu rupiah biaya per tripmelaut akan menambah produksi sebesar 0.720 kg. Hasil stepwise regresi tersebut Lampiran 5 nampak bahwa variabel biaya berpengaruh nyata terhadap produksi dengan nilai t = 10.56 P = 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa biaya merupakan variabel yang cukup penting dalam mempertimbangkan penangkapan di Selat lembeh. Dengan kata lain faktor biaya lah yang menyebabkan mereka tetap untuk menangkap ikan di Selat lembeh. Faktor ini cukup penting menjadi pertimbangan ketika kawasan ini akan dijadikan kawasan konservasi karena apakah kemudian akan menambah biaya melaut atau sebaliknya. Jika dengan penetapan kawasan KKL biaya akan bertambah, maka harus di ganti offset dengan peningkatan revenue yang tinggi melalui produksi dari ”spill over-effect”. Dampak ini akan dibahas kemudian pada bagian implikasi kebijakan.

5.2 Valuasi Ekonomi Kawasan Konservasi

Beberapa pendekatan analisis perlu dilakukan dengan cara berbeda dalam rangka mengetahui nilai ekonomi yang dihasilkan dari berbagai kegiatan ekonomi di Selat Lembeh. Dari sisi pandangan publik, Kawasan Konservasi Laut KKL merupakan investasi publik untuk sumber daya kelautan, sehingga keputusan untuk menentukan suatu kawasan menjadi KKL juga harus mempertimbangkan manfaat dan biaya yang ditimbulkan. Sebagaimana juga investasi publik lainnya, manfaat dan biaya dari KKL ini terjadi baik pada jangka waktu pendek maupun jangka waktu yang panjang. Misalnya, penutupan suatu kawasan untuk penangkapan ikan akan menyebabkan menurunnya produksi perikanan dalam jangka pendek. Namun demikian ketika populasi ikan mulai menunjukan adanya pemulihan maka produksi perikanan dalam jangka panjangpun akan meningkat. Dampak ekonomi yang ditimbulkan akibat adanya kawasan konservasi laut, dapat dikatagorikan dalam tiga hal yaitu katagori ekstraksif, non-ekstraktif dan manajemen Sanchirico et al. 2002. Setiap kategori mengandung konsekwensi biaya dan manfaat yang harus diperhitungkan dalam menghitung nilai manfaat dari kawasan konservasi laut. Secara rinci potensi manfaat dan biaya dari Kawasan Konservasi Laut tersebut dapat dilihat pada Tabel 17 berikut ini. Dari tabel tersebut nampak terlihat bahwa manfaat ekonomi dari KKL bukan hanya sekedar peningkatan produksi tangkap namun juga memungkinkan meningkatkan nilai tangkap melalui perubahan komposisi hasil tangkap, serta nilai-nilai ekonomi lainnya yang tidak berhubungan dengan pemanfaatan langsung seperti biodiversity dan sebagainya. Nilai-nilai ekonomi merupakan efek pengganda multiplier effect yang ditimbulkan dari perbaikan ekosistim serta meningkatnya kualitas keaneka ragaman hayati KKL. Dalam kajian ekonomi KKL, perhatian utama dari analisis ekonomi sering diarahkan pada dampak dari KKL tersebut terhadap perikanan ekstraktif . Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa perikanan merupakan aktifitas yang berhubungan langsung dengan KKL, disamping itu, bagi kebanyakan negara berkembang dimana laut merupakan ladang usaha bagi sebagian besar penduduk pesisir, maka dampak penetapan KKL tersebut akan sangat terasa pada kegiatan perikanan dan nelayannya. Oleh karena itu, dalam menghitung nilai ekonomi KKL ini maka dampak KKL terhadap perikanan akan menjadi perhatian utama, ditunjang kemudian dengan perhitungan ekonomi dari kegiatan lainnya sehingga nilai ekonomi total dari KKL Selat Lembeh dapat diketahui. Tabel 17 Potensi manfaat dan biaya dari KKL Kategori Manfaat Biaya Ekstraktif: • Perikanan subsisten dan komersial • Peningkatan nilai tangkap • Peningkatan hasil tangkap • Mengurangi keragaaman hasil tangkap • Memperbaiki catch mix frekwensi yang lebih tinggi antara ikan dewasaikan besar • Penurunan hasil tangkap • Congestion pada fishing ground • User conflict • Biaya yang meningkat sejalan dengan pemilihan fishing location • Peningkatan pada safety risk Non-ekstraktif • Pemeliharaan species diversity • Peningkatan habitat complexity • Higher density level • Kerusakan terhadap marine ecosystem • Hilangnya traditional fishing community divers, ecotourism dan existence value Manajemen • Scientific Knowledge • Peningkatan biaya monitoring dan pengawasan • Sandaran bagi ketidak pastian stock assessment hedging • Forgone economic opportunities oil and gas exploration, etc • Kesempatan pendidikan Sumber: Sanchirico et al. 2002 Dalam kondisi ideal dimana data yang intensif tersedia, maka perhitungan nilai ekonomi akibat penetapan KKL dapat dilakukan dengan pendekatan bio- ekonomi. Dalam pendekatan ini bukan saja informasi biofisik yang dibutuhkan secara intensif, namun juga informasi yang menyangkut parameter-parameter ekonomi. Dalam kasus Selat Lembeh, ketiadaan data yang intensif mengenai parameter biofisik di atas menyebabkan perhitungan dengan cara bioekonomi seperti di atas harus dimodifikasi. Untuk itu nilai ekonomi dari kawasan KKL Selat Lembeh ini akan digunakan dengan memodifikasi teknik perhitungan yang telah dilakukan oleh Withmarsh et al. 2001. Manfaat ekonomi yang diperoleh dari penetapan KKL diperoleh dengan terlebih dahulu menghitung financial performance dari kegiatan perikanan yang ada saat ini. Nilai ini menggambarkan nilai ekonomi dalam kondisi saat ini existing condition. Kemudian dengan melakukan pemodelan skenario scenario modelling dimana perubahan-perubahan paramater ekonomi dan biofisik terjadi akibat penetapan KKL, maka akan dapat dihitung manfaat ekonomi dari KKL bagi kegiatan perikanan di Selat Lembeh. Untuk menghitung financial performance tersebut, analisis ini akan menggunakan tiga indikator utama nilai ekonomi yakni Penerimaan Bersih Net Revenue, Nilai Tambah Value added dan boat income yang merupakan proxy dari surplus produsen. Net Revenue sendiri didefinisikan sebagai selisih antara penerimaan dan biaya operasi, sementara Value added merupakan selisih antara net revenue dan biaya tetap per vessel. Value added merupakan rente ekonomi resource rent karena sudah menggambarkan selisih antara total penerimaan dari sumber daya alam dengan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mengekstraksi sumber daya tersebut. Boat income merupakan nilai akhir yakni selisih antara value added dan total labor cost TLC. Oleh karena manfaat KKL juga menyangkut manfaat jangka panjang maka manfaat ekonomi KKL Selat Lembeh ini dihitung dengan memperhatikan aspek intertemporal tersebut, sehingga Present Value dari manfaat ekonomi KKL dalam jangka panjang dapat dihitung.

5.3 Dampak Kawasan Konservasi Terhadap Perikanan