Setelah nilai kegunaan ganda multiple use kawasan tersebut ditentukan barulah dilakukan analisis konvergensi dan divergensi yang didukung oleh
analisis kelembagaan dan analisis dinamik dari sumber daya yang ada. Interaksi ketiga analisis ini akan menghasilkan tipologi pengelolaan kawasan konservasi
dan wisata untuk Selat Lembeh yang kemudian diturunkan lebih rinci dalam bentuk implikasi kebijakan pengelolaan. Keseluruhan pendekatan tersebut dapat
dilihat pada Gambar 4 berikut.
KAWASAN PESISIR
Assessment Konservasi
Perikanan
Assessment Wisata
Direct Value
Welfare Value
Added Bio
ekonomi
Valuasi Ekonomi
Nilai Ekonomi
Konservasi
Nilai Ekonomi
Wisata Multiple
Use
Institusi KODI-
KO
SDA Analisis
Dinamika
Tipologi Pengelolaan
Implikasi KAWASAN
PESISIR
Assessment Konservasi
Perikanan
Assessment Wisata
Direct Value
Welfare Value
Added Bio
ekonomi
Valuasi Ekonomi
Nilai Ekonomi
Konservasi
Nilai Ekonomi
Wisata Multiple
Use
Institusi KODI-
KO
SDA Analisis
Dinamika
Tipologi Pengelolaan
Implikasi
Gambar 4 Pendekatan analisis untuk mengembangkan model Pengelolaan Pariwisata dan Perikanan.
3.2 Metode Assessment Konservasi dan Perikanan
Untuk melakukan assessment terhadap nilai ekonomi kawasan konservasi yang di manfaatkan untuk wisata dan kegiatan perikanan, penelitian ini mengikuti
metode yang telah dikembangkan oleh Fauzi dan Anna 2005 dimana pendekatan valuasi ekonomi statistik dilakukan untuk menghitung nilai ekonomi total dari
kawasan untuk ketiga peruntukan tersebut. Fauzi dan Anna 2005 terlebih dahulu menghitung manfaat ekonomi kawasan konservasi untuk kepentingan
perikanan melalui perhitungan financial performance dari kegiatan perikanan. Financial performance tersebut dihitung dengan menjumlahkan nilai tambah
value added, penerimaan terhadap kapal boat income dan penerimaan bersih. Nilai total dari perikanan kemudian di hitung berdasarkan Net Present Value
NPV dalam jangka waktu yang cukup lama melalui formula : NF =
⎥ ⎦
⎤ ⎢
⎣ ⎡
− −
− −
⎥⎦ ⎤
⎢⎣ ⎡
+
∑∑ ∑
= =
− ∞
= n
i m
j ij
ij ij
ij ij
ij i
ij ij
ij ij
ij t
t
FC E
C E
h P
W E
C E
h P
1 1
1
1 1
δ 3.1
Keterangan : NF
= Nilai total perikanan P
ij
= harga ikan oleh kapal i pada lokasi j H
ij
= tingkat tangkapan oleh kapal i pada lokasi j E
ij
= Unit input yang digunakan oleh kapal i pada lokasi j C
ij
= biaya per unit input W
i
= upah tenaga kerja pada kapal i FC
ij
= Biaya tetap alat i pada lokasi j δ = Discount rate
Nilai ekonomi dari kegiatan non-ekstraktif yakni dari wisata dan nilai intrinsik konservasi di hitung dengan pendekatan Back of the Envelope BOTE, dimana
nilai wisata diperoleh melalui formula :
NW = DF
i
x DUR
i
+ RCB
i
x CBU
i
+ RST
i
x STU
i
3.2
Keterangan : NW
= Nilai Wisata DF
i
= Diving Fee pada lokasi i DUR
i
= DivingUsage Rate pada lokasi i RCB
i
= Rate dari chartered boat di lokasi i CBU
i
= Chartered Boat Usage Rate di lokasi i RST
i
= Rate Sea Taxi pada lokasi i STU
i
= Usage Rate Sea Taxi pada lokasi i Untuk nilai intrinsik sumberdaya alam terumbu karang, padang lamun dan
mangrove, nilai total dari sumberdaya ini di hitung berdasarkan :
NI = NCha x coverage + NSGha x coverage + NMha x coverage 3.3
Keterangan : NI = Nilai Intrinsik
NC = Nilai Coralterumbu Karang NSG = Nilai Sea Grass Padang Lamun
NM = Nilai Mangrove Dengan demikian nilai total kawasan tersebut untuk konservasi, wisata dan
perikanan merupakan penjumlahan total dari kedua nilai diatas yakni,
PV NTK = NF +
[
1 NW
NI
δ
+
]
3.4
Keterangan : NTK = Nilai Total Kawasan
3.3 Model Konservasi dengan Perikanan