Arifin 2006 disajikan pada Tabel 5 berikut. Tabel 5 Lokasi dan kondisi terumbu karang di Selat Lembeh, 2006
Komp.abiotik 3 mtr 10 mtr 3 mtr 10 mtr 3 mtr 10 mtr 3 mtr 10 mtr
1 Batu Angus 60.86
60.00 29.68 33.64
8.80 3.36
8.80 0.20
2 Batu Ririr Luar 36.09
33.03 26.63 6.72
0.70 27.23
0.50 -
3 Serena 23.72
50.56 26.60 27.26 13.14
5.20 23.72 16.98
4 Binuang 16.20
- 49.64
- 17.79
- -
- 5 Kambahu
22.33 25.26 40.60
19.07 11.16 24.09
3.55 6.32
6 Pareng 42.84
31.02 48.56 45.70
4.20 14.28
3.20 9.00
7 Lirang 14.48
39.34 14.48 39.34 27.00
13.84 47.92 28.00
Biota lain Kondisi Terumbu Karang
Lokasi Terumbu
Karang
No. Karang hidup Karang mati
Sumber : Taslim Arifin, 2006
4.3.4 Keanekaragaman Hayati
Pratasik et al. 2002 menemukan 7 spesies udang dari 4 genera, 24 spesies nudibranchia dari 13 genera, 6 spesies crinoid dari 5 genera, 6 spesies anemon laut
dari 4 genera dan 1 famili, 12 spesies tunikata dari 8 genera dan 1 famili, 2 spesies timun laut dari 2 genera, 1 spesies kuda laut, 25 spesies spons dari 20 genera, 3
spesies bintang laut dari 3 genera, 5 spesies moluska dari 3 genera, dan 1 spesies tube worm. Lebih lanjut penelitian Pratasik et al. 2002 menyimpulkan bahwa
jumlah kehadiran setiap jenis organisme berbeda menurut lokasi pengamatan dengan demikian kehadiran setiap jenis organisme sangat dipengaruhi oleh
ketersediaan habitat yang cocok. Adapun bermacam-macam biota dasar telah ditemukan di Selat Lembeh sebagaimana disajikan dalam Tabel 6 berikut.
Tabel 6 Jenis-jenis Biota dasar yang ditemukan di Selat Lembeh. Pratasik et al. 2002
Kelompok SPESIES
Pulau Putus
Angel’s Window
Batu Sandar
Batu- angus
Maka- wide
Walene- koko
Paude- an
Pulau Sarena
1 Sponges Xestospongia testudinaria
+ - - -
- - - - 2
Xestospongia exigua - +
+ - - -
- + 3
Xestospongia sp.
- - - +
- - - + 4
Callyspongia muricina - -
- - - +
- - 5
Callyspongia vaginalis - -
- - - -
+ + 6
Callyspongia sp. +
+ -
- +
- +
+ 7
Cribrochalina alenda + -
- - -
- + -
8 Gelliodes fibulatus
- - + - -
- - -
9 Gelliodes
sp. - -
+ - + -
- - 10
Aka sp.
- - - +
- - - - 11
Carteriospongia foliascens - - - - -
- + +
12 Oceanapia amboinensis
- + - - -
- - -
13 Spirastrella vagabunda
- - - - -
+ + +
14 Placortis nigra
+ - - -
- - - - 15
Haliclona fascigera - -
- - - +
+ + 16
Haliclona sp.
- + - - +
- - -
17 Aplysilla
sp. - +
- - - -
- - 18
Theonella cylindrical - -
+ - + -
- + 19
Asteropus sarassinorum -
- - + - - - -
20 Phakellia aruensis
- - - - +
- - +
21 Cynrchyra
sp. +
- - - - - - -
22 Lanthella basta
+ - - -
- - - - 23
Clathria meinwardti +
- - - - - - -
24 Stylotella aurantium
- - - - -
+ - -
25 Axinella camatina
- - - - -
- + -
26 Pseudoceratina
sp. - -
- - - -
+ - 27
Acanthella klethra - -
- - - +
- - 28
Alysina sp.
- - - - -
- + -
29 Red
boring sponge
- - - - -
+ - -
30 Boring sponge orange
- -
- -
- -
+ -
1 Tunicates Polycarpa aurata +
+ + - + + + +
2 Polycarpa platyceros
+ + + -
+ + + + 3
Clavelina robusta +
- - - - + - +
4 Clavelina sp.
+ -
+ -
+ -
- +
5 Atriolum robustum
+ - -
- + +
+ + 6
Didemnum molle +
- - - - - - -
7 Diplosoma virens
+ + - -
- - - - 8
Lissoclinum patella +
- - - - - - -
9 Rhopalaea erassa
+ + - -
- - - - 10
Botrylloides leachi +
- - - - - - -
11 Botryloides sp.
+ - - -
- - - - 12
Unidentified ascidians
+ - - -
- - - -
1 Crynoid Oxycomanthus bennetti
- + + - -
+ + +
2 Comaster multifidus
- + - - -
- - -
3 Comanthina schelegelii
- + - - +
- - -
4 Comanthina nobilis
- - - - +
- - -
5 Cenometra bella
- + - - +
- - -
6 Capillaster multiradiates
- - - - +
- - -
Lanjutan Tabel 4.5
Kelompok SPESIES
Pulau Putus
Angel’s Window
Batu Sandar
Batu- angus
Maka- wide
Walene- koko
Paude- an
Pulau Sarena
1 Nudibran chs
Chromodoris annae +
- - - + - - -
2 C. lochi
+ - - -
- - - - 3
Chromodoris kuniei - + + - -
- - -
4 C. dizabethina
- - + - -
- - -
5 C. fidelis
- - - - +
- - -
6 C. reticulate
- - - - +
- - -
7 Chromodoris
sp. - +
- - - -
- - 8
Glossodoris atromarginata - + - - -
- - -
9 Phylidia varicose
+ - + - -
- -
- 10
Phyllidia exguista - -
- - - -
+ - 11
P. rudmani - -
- - - -
+ - 12
P. tula - -
- - - -
+ - 13
P. ocellata - -
+ - - -
- - 14
Phyllidia sp. - -
+ - - -
- - 15
Phylidiopsis pipeki +
- - - - - - -
16 Flabellina rubrolineata
+ - - -
- - - - 17
Flabellina exoptota - -
+ - - -
- - 18
Pteraeolidia ianthia - +
- - - -
+ - 19
Jorunna funeberis - +
- - - -
- - 20
Halgerda malesso - -
+ - - -
- - 21
Nembrotha kubaryana - -
+ - - -
- - 22
Phyllodesmium longicirrum - - + - -
- - -
23 Pauline fiene
- - - - -
- + -
24 Risbecia tryoni
- - - - -
- + -
1 Mollucs Tridacna crocea
- + - - -
- - -
2 T. maxima
- + - - -
- - -
3 Tridacna sp.
- - - +
- - - + 4
Sperbulorbis inopertus - +
- - - -
- - 5
S. malediven - +
- - - -
- -
1 Shrimps Periclimenes cf.
amboinensis +
- - - - - - -
2 And crabs Periclimenes holthuisi +
- - - - - - -
3 Caprella sp.
+ - - -
- - - - 4
P. brevicorpalis - -
+ - - -
- - 5
Thor amboinensis + -
+ - - -
- -
6 Savon neglectus
- - - +
- - - - 7
Savon sp. -
- - + - - - -
8 Allogalatha elegans
+ - - -
- - - - 9
Acheus japonicus + -
+ + - -
- -
10 Porcellanella picta
+ - - -
- - - - 11
Neopetrolisthes sp. - - - +
- - - -
1 Anemone Entacmaea quadricolor -
- - + - - - -
2 Heteractis cripa
- - - +
+ - - - 3
Macrodoctyla doreensis -
- - + - - - -
4 Daflenia armata
- - - +
- - - - 5
Heteractis magnifica - -
- - - -
+ - 6
Tube anemone
Ceranthidae -
- - + - - - -
1 Sea star Fromia monilis
- + - - -
- - +
2 Linckia laevigata
- - - - +
+ - +
3 Culvia novaguineae
- - - - -
- + -
1 Sea cucumber
Holothuria edulis +
- - - - - - -
Lanjutan Tabel 6
Lanjutan Tabel 6
Kelompok SPESIES
Pulau Putus
Angel’s Window
Batu Sandar
Batu- angus
Maka- wide
Walene- koko
Paude- an
Pulau Sarena
2 Synaptula sp.
+ - - -
- - - -
1 Sea urchin
Diadema sp. - -
- - - -
+ -
1 Tube worm
Peanut worms
- - - - -
+ + +
1 Hydroid Aglaophenia cupressina
- - - - +
- - -
1 Fish
Hyppocampus bargibanti +
+ - - - - - -
1 Seaweed Caulerpa racemosa - -
+ - - -
- -
KETERANGAN
+ = terdapat di dalam transek + = terdapat di luar transek
- = tidak ditemukan
Berdasarkan Tabel 6 di atas, menunjukkan bahwa di Paudean memiliki jumlah tertinggi untuk spons, diikuti oleh p.Serena, p.Putus, Walenekoko, Angel’s
Window dan Makawide, Batusandar dan Batuangus. Spesies tunikata memiliki kehadiran tertinggi di stasiun pulau Serena 5
spesies, diikuti oleh Makawide, Walenekoko, dan Angel’s Window 4 spesies, kemudian Batusandar dan Paudean. Polycarpa aurata dan P. Platyceros
ditemukan hampir di semua stasiun pengamatan, kecuali Batuangus, kemudian diikuti oleh Atriolum robustum dan Clavelina sp. Hewan ini tidak ditemukan di
stasiun Batuangus, khususnya pada titik pengamatan garis transek. Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak tersedianya habitat yang cocok untuk settlement
larva tunikata. Jumlah spesies crinoid terbanyak tercatat di stasiun Angel’s Window dan Makawide, sedangkan stasiun lainnya, kecuali pulau Putus dan
Batuangus, hanya dijumpai satu spesies yaitu Oxycomanthus bennetti. Jumlah spesies nudibranch terbanyak ditemui di stasiun Batusandar, diikuti oleh Paudean,
pulau Putus dan Angel’s Window, kemudian Makawide. Hewan ini tidak ditemui di stasiun Batuangus, Walenekoko dan pulau Serena. Beberapa spesies mendiami
koral lunak dengan meniru warna substrat, sehingga pengamatan yang cermat diperlukan untuk dapat mengenalnya.
Anemon laut hanya ditemukan di stasiun Batuangus, Makawide dan Paudean dengan jumlah spesies terbanyak di Batuangus. Berdasarkan tipe
substrat, nampaknya bahwa hewan-hewan ini menyukai dasar berpasir dengan pecahan karang, seperti terlihat di Batuangus.
Bintang laut jarang terlihat dalam penelitian ini. Pulau Serena dan Paudean masing-masing mencatat 2 spesies. Pulau Serena memiliki Fromia
monilis dan Linckia laevigata, sedangkan Paudean memiliki Linckia laevigata dan Culvia novaguineae, dan hanya satu spesies ditemukan di stasiun Angel’s
Window Fromia monilis, Makawidei, Walenekoko dan Paudean. Hewan ini tidak ditemukan di stasiun pulau Putus, Batusandar dan Batuangus.
Kehadiran spesies moluska terbanyak ditemui di stasiun Angel’s Window 4 spesies. Batuangus dan pulau Serena ditemui juga kerang raksasa Tridacna
sp.. Dalam penelitian ini juga ditemui 1 gurita, di pulau Putus. Moluska jenis ini tidak ditemukan di stasiun pengamatan lainnya, seperti Batusandar, Makawide,
Walenekoko dan Paudean. Moluska jenis ini termasuk kelompok baru dari jenis octopod, yang mempunyai kemampuan untuk meniru bentuk tubuh organisme laut
lainnya, sperti ular laut dan ikan sebelah ataupun mampu merobah pewarnaannya untuk menyamai lingkungannya Tackett Tackett 1996.
Krustasea hanya tercatat di tiga stasiun pengamatan, yakni pulau Putus, Batusandar dan Batuangus, dengan jumlah spesies terbanyak 7 spesies terdapat
di pulau Putus. Beberapa spesies genus Savon aktif pada malam hari dalam jumlah besar wanwancara pribadi. Namun demikian, penelitian ini hanya
dilakukan pada siang hari. Beberapa spesies mendiami habitat khusus, seperti Periclimeness cf. Amboinensis pada crinoid, Caprella sp. pada gorgonian dan
Periclimeness holthuisi yang hidup komensal dengan anemon laut, Entacmaea quadricolor.
Timun laut dan bulubabi masing-masing hanya terlihat di pulau Putus dan stasiun Paudean. Kedua jenis hewan ini ditemukan di celah-celah karang massif
atau batu besar boulder. Kuda laut, Hippocampus bargibanti, hanya ditemui di stasiun pulau Putus dan Angel’s Window. Organisme ini sangat tergantung pada
mikrohabitatnya, yakni gorgonian. Dalam penelitian tersebut, H. bargibanti tidak ditemukan pada daerah jangkauan tali transek dan menempati gorgonian dengan
kepadatan 3-4 ekor per gorgonian. Lebih lanjut, Salaa 2000 juga hanya menemukan satu spesies kuda laut, H. kuda, di Selat Lembeh. Jenis kuda laut ini
termasuk spesies yang hidup di perairan dangkal 3m. Sedangkan Laurie et al. 2001 diacu dalam Pemerintah Kota Bitung 2005 mencatat sebanyak 9 spesies
kuda laut di Indonesia, dimana 5 spesies di antaranya ditemukan di perairan Selat Lembeh, yakni Hippocampus trimaculatus, H. kuda, H. histrix, H. spinosissimus
dan H. bargibanti. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh ketidaksamaan tujuan penelitian, sehingga metode penelitian dan alat sampling yang digunakan juga
berbeda. Hal ini berhubungan dengan adanya perbedaan tipe habitat yang digunakan oleh setiap spesies kuda laut yang berbeda, sehingga beberapa metode
sampling kuda laut perlu dikembangkan.
4.4 Kondisi Sosial dan Budaya