Mengenal Salah Satu Kisah Orang Kudus dalam Gereja

89 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Satu-satunya sumber informasi terpercaya tentang Stefanus adalah Kisah Para Rasul bab 6 dan 7. Di dalamnya Stefanus ditampilkan sebagai orang beriman yang kokoh dan penuh Roh Kudus dan salah satu orang yang diangkat oleh Keduabelasan untuk memangku jabatan diakon atau pelayan meja, barangkali sebagai pengurus rumah tangga jemaat. Ia, seorang Kristen Yahudi yang tinggal di Yerusalem dan bisa berbahasa Yunani. Ia pandai berpolemik dan sangat radikal dalam pandangannya mengenai tradisi-tradisi dan lembaga-lembaga Yahudi. Ketika berada di hadapan Sanhendrin, ia dengan tegas membantah semua tuduhan kaum Farisi dan membela karya misionernya di antara orang-orang Yahudi. Pembelaannya diperkuat dengan mengutip kata-kata Kitab Suci yang melukiskan kebaikan hati Yahweh kepada Israel dan ketidaksetiaan Israel sebagai “bangsa terpilih” kepada Yahweh. Oleh karena itu, ia diseret ke luar tembok kota Yerusalem dan dirajam sampai mati oleh pemimpin- pemimpin Yahudi yang tidak mampu melawan hikmatnya yang diilhami Roh Kudus. Senjata utama untuk melawan musuhnya ialah cintanya akan Tuhan. Cinta itu demikian kuat mendorongnya untuk bersaksi tentang Kristus meskipun ia harus menghadapi perlawanan yang kejam dari musuh- musuhnya. Bahkan sampai saat terakhir hidupnya di dalam penderitaan sekian hebatnya, ia masih sanggup mengeluarkan kata-kata pengampunan ini: “Tuhan, janganlah dosa ini Engkau tanggungkan kepada mereka itu.” Laporan tentang pembunuhan Stefanus itu menyatakan bahwa Saulus yang kemudian menjadi Paulus, Rasul bangsa kafir hadir di sana dan memberi restu terhadap pembunuhan itu. Namun apa yang terjadi atas Saulus di kemudian hari? Sebagai pahala besar bagi Stefanus ialah bahwa Saulus musuhnya yang utama serta penghambat ulung Gereja, bertobat dan menjadi Paulus, Rasul terbesar bagi kaum kafir. Stefanus mati sebagai martir, kira-kira pada tahun 34. Gereja memperingati Santo Stefanus Martir, setiap tanggal 26 Desember. diadaptasi dari media Katolik: Sarana Informasi dan katekese, 5 Juli 2014 Setelah membaca serta menyimak kisah tersebut, berikan tanggapan atau pertanyaan atas kisah kemartiran Santo Stefanus

b. Pendalaman kisah

Jawablah pertanyaan- pertanyaan di bawah ini 1 Apa yang dimaksud dengan Santa atau Santo? 2 Mengapa Stefanus disebut Santo? 3 Apa yang ia perjuangkan, hingga ia rela mati? 90 Kelas VI SD

c. Kesimpulan

Berikut ini merupakan kesimpulan sementara. Bacalah dengan saksama, dan lengkapilah jika menurutmu perlu dilengkapi Dalam tradisi Gereja Katolik, terdapat istilah santo, santa, beato, beata. Istilah tersebut merupakan penghormatan kepada orang-orang tersebut karena kesucian imannya, jasa serta pengorbanannya. Semua istilah tersebut berarti yang disucikan. Santo Stefanus adalah martir pertama. Martir artinya orang yang wafat karena mempertahankan imannya akan Kristus. Karena iman, kesucian serta pengorbanannya kepada Kristus dan Gereja, ia diberi gelar santo. Rumusan syahadat menegaskan bahwa kita mengimani Persekutuan para kudus. Persekutuan para kudus adalah himpunan orang-orang yang semasa hidupnya menunjukkan nilai-nilai iman, kesucian dan menyerahkan seluruh hidupnya untuk kemuliaan Allah. Meskipun mereka telah wafat, iman akan Kristus yang satu menjadi tali pengikat persekutuan dengan Gereja yang masih berziarah di bumi. Kisah Santo Stefanus juga menunjukkan sifat kudus Gereja, yang berarti bahwa bukan hanya mereka yang masih mengembara di dunia, melainkan mereka yang telah berada di dalam surga, karena kekudusan yang telah mereka perjuangkan selama masa hidup di dunia, sekaligus karena kasih Kristus.

2. Ajaran Gereja tentang Persekutuan Para Kudus

Dalam beberapa doa, bagian-bagian dalam perayaan ekaristi, bahkan tradisi Gereja, kita sering menyerukan nama-nama para kudus. Misalnya:

a. Doa-doa atau Perayaan Ekaristi

Hal itu tampak di dalam beberapa doa atau bagian ekaristi, misalnya: litani orang kudus, syahadat para rasul dan doa syukur agung.

b. Hari-Hari Khusus

Di samping, pada tanggal 1 dan 2 November Gereja Katolik memperingati arwah umat beriman dan para kudus, terdapat hari-hari di dalam rentang sepanjang tahun, Gereja Katolik memperingati para kudus yaitu Santo dan Santa. Misalnya 4 November Santo Carolus Boromeus, 13 Juni Santo Antonius dari Padua, 7 April Santo Yohanes Pembaptis de la Salle, dan lain sebagainya.