23
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Pada pagi yang cerah, Ulil pun mulai membentangkan sayapnya. Ulil pun terbang di antara bunga-bunga indah di sekitar rumah Pak Tani. Orang-orang
yang melihatnya tersenyum senang. “Wow.... kupu-kupu yang cantik...” kata anak-anak mendekati Ulil.
Ulil pun merasa senang dapat bermain bersama anak-anak. Mereka tidak mengganggu Ulil, sebaliknya mereka merasa gembira jika kupu-kupu Ulil
mendekat dan hinggap di telapak tangan mereka. “Terima kasih Tuhan, Engkau telah memberikan kegembiraan kepadaku, sebagai buah dari kesabaran dan
kesetiaan....” Ulil pun memuji Tuhan di dalam hatinya. sumber: Mardika, SFK
b. Mendalami Cerita
Setelah membaca atau menyimak cerita tentang metamorfosis, kesan, tanggapan atau pertanyaan dapat kamu sampaikan kepada gurumu. Untuk
mendalami makna cerita di atas, coba kamu jawab beberapa pertanyaan di bawah ini:
1 Mengapa anggota keluarga pak tani tidak menyukai ulat yang ada di pohon jambu di sekitar rumahnya?
2 Mengapa Ulil ingin menjadi seekor kupu-kupu? 3 Sikap apa yang harus Ulil miliki untuk dapat menjadi seekor kupu-kupu?
4 Apa saja godaan yang dihadapi Ulil untuk meraih cita-citanya? 5 Pelajaran apa yang dapat kita petik dari cerita di atas?
c. Rangkuman
Berdasarkan jawabanmu, teman-teman serta penjelasan guru, kita lengkapi rangkuman di bawah ini:
Di dalam masyarakat, terdapat kecenderungan untuk mendapatkan hasil tanpa proses yang panjang dan berat. Ungkapan “mencari untung dengan cara
enteng”, menggambarkan sikap manusia yang bersikap tidak sabar dan tidak setia di dalam proses yang harus ia lalui. Tidak jarang orang menghalalkan
segala cara untuk meraih kesuksesan. Mereka ragu-ragu bahkan tidak percaya dengan janji Tuhan. Mereka lebih percaya terhadap hal-hal duniawi yang
dianggap dapat menjamin kebahagiaan atau keberhasilan. Misalnya uang, nilai ujian yang tinggi, penampilan, dan lain-lain.
Kisah metamorfosa memberikan pelajaran kepada kita untuk bersikap tekun di dalam proses, bersabar dan setia terhadap keyakinan kita.
24
Kelas VI SD
2. Membaca Kisah Nabi Elia
Untuk mengenal Nabi Elia, ayo kita baca kisahnya di bawah ini
a. 1 Raja-Raja 16:29-33; 17:1
29
Ahab, anak Omri, menjadi raja atas Israel dalam tahun ketiga puluh delapan zaman Asa, raja Yehuda. Dan Ahab bin Omri memerintah
dua puluh dua tahun lamanya atas Israel di Samaria.
30
Ahab bin Omri melakukan apa yang jahat di mata Tuhan lebih dari pada semua orang
yang mendahuluinya.
31
Seakan-akan belum cukup ia hidup dalam dosa- dosa Yerobeam bin Nebat, maka ia mengambil pula Izebel, anak Etbaal,
raja orang Sidon, menjadi isterinya, sehingga ia pergi beribadah kepada Baal dan sujud menyembah kepadanya.
32
Kemudian ia membuat mezbah untuk Baal itu di kuil Baal yang didirikannya di Samaria.
33
Sesudah itu Ahab membuat patung Asyera, dan Ahab melanjutkan bertindak demikian,
sehingga ia menimbulkan sakit hati Tuhan, Allah Israel, lebih dari semua raja-raja Israel yang mendahuluinya.
1
Lalu berkatalah Elia, orang Tisbe, dari Tisbe-Gilead, kepada Ahab: “Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel, yang
kulayani, sesungguhnya tidak akan ada embun atau hujan pada tahun- tahun ini, kecuali kalau kukatakan.”
b. 1 Raja-Raja 18:19-40
19
Sebab itu, suruhlah mengumpulkan seluruh Israel ke gunung Karmel, juga
nabi-nabi Baal yang empat ratus lima puluh orang itu dan nabi-nabi Asyera
yang empat ratus itu, yang mendapat makan dari meja istana Izebel.”
20
Ahab mengirim orang ke seluruh Israel dan
mengumpulkan nabi-nabi itu ke gunung Karmel.
21
Lalu Elia mendekati seluruh rakyat itu dan berkata: “Berapa lama lagi
kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau Tuhan itu Allah, ikutilah Dia,
dan kalau Baal, ikutilah dia.” Tetapi rakyat itu tidak menjawabnya sepatah kata pun.
22
Lalu Elia berkata kepada rakyat itu: “Hanya aku seorang diri yang tinggal sebagai nabi Tuhan, padahal nabi-nabi Baal itu ada empat ratus lima puluh
orang banyaknya.
23
Namun, baiklah diberikan kepada kami dua ekor lembu jantan; biarlah mereka memilih seekor lembu, memotong-motongnya,
menaruhnya ke atas kayu api, tetapi mereka tidak boleh menaruh api. Aku pun akan mengolah lembu yang seekor lagi, meletakkannya ke atas kayu
api dan juga tidak akan menaruh api.
24
Kemudian biarlah kamu memanggil nama allahmu dan aku pun akan memanggil nama Tuhan. Maka allah yang
Sumber: www.berbagaihal.com
Gambar 2.2 Nabi Elia dan Janda Sarfat