Tokoh-Tokoh yang Memberi Nilai Keteladanan

56 Kelas VI SD Bersama Albertus Soegiopranoto, kelak menjadi uskup pribumi pertama Indonesia dan diangkat menjadi pahlawan nasional oleh Presiden Soekarno. Kasimo belajar dengan sistem pendidikan moderen yang pada waktu itu hanya anak orang-orang tertentu yang bisa belajar. Dari ajaran Romo Van Lith itulah pola pikir Kasimo terbentuk. Ia diangkat menjadi anggota Volksraad antara tahun 1931 - 1942. Dan ikut menandatangani petisi Soetardjo yang menginginkan kemerdekaan Hindia-Belanda. Kasimo juga mendirikan Pakempalan Politik Katolik Djawi PPKD tahun 1923 dan pada tahun 1925 berubah menjadi Perkoempoelan Politik Katolik di Djawa PPKD, kemudian tahun 1933 berubah lagi menjadi Persatoean Politik Katolik Indonesia PPKI yang pada akhirnya menjadi Partai Katolik. Ketika ia menjadi menteri persediaan pangan rakyat, kondisi ekonomi Indonesia yang pada waktu itu masih kacau. Kebutuhan rakyat sangatlah mendesak ditambah dengan kosongnya kas negara, pajak-pajak dan bea masuk lainnya yang berkurang, sebaliknya keperluan negara sangatlah banyak. Maka perlu adanya segera pemecahan masalah ekonomi seperti meningkatkan produksi dan distribusi bahan makanan, masalah sandang, serta status perkebunan milik asing. Kasimo dengan brilian mencetuskan gagasan yang dikenal dengan sebutan Kasimo Plan. Kasimo Plan berisikan anjuran untuk memperbanyak kebun bibit unggul, pencegahan hewan pertanian untuk disembelih, penanaman kembali lahan kosong, dan perpindahan penduduk ke Sumatera. Kasimo adalah sosok yang sederhana. Pernah suatu ketika ia mengadakan kunjungan ke daerah, masyarakat disitu mempersiapkan segala sesuatu dengan mewah. Dalam pikiran mereka Kasimo akan datang dengan rombongan yang naik mobil. Setelah ditunggu-tunggu rombongan mobil itu tak datang juga, hanya sebuah andong yang di dalamnya terdapat seorang yang memakai pakaian Jawa lengkap. Tiba di tempat, orang berpakaian Jawa tersebut langsung menuju ruangan pertemuan. Ketika orang-orang masih menunggu menteri, orang berpakaian Jawa itu pun bertanya “Kapan acara akan dimulai?”. Panitia pun segera menyadari bahwa orang berpakaian Jawa tersebut adalah menteri yang mereka tunggu. Orang itu adalah Kasimo, masyarakat di daerah itu heran, menteri yang dipikirkan mereka akan datang dengan mobil ternyata datang dengan andong. Kasimo juga layak menjadi panutan para elit politik kita. Ketika presiden Soekarno membentuk kabinet dari PKI, Masyumi, PNI dan NU dia menolak