Membaca Cerita Mendalami Kebiasaan untuk Membangun Kepercayaan di Dalam Kehidupan Bersama
49
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Pada saat liburan, Tomy bermaksud mengikuti ayahnya ke pasar, tempat ayahnya berkeliling berjualan bubur ayam. Selain alasan libur, Tomy pun mau
ikut ayah berjualan keliling pasar, karena ayah menjanjikan akan membelikan alat tulis keperluan sekolahnya. Pagi-pagi benar Tomy bangun dan mengikuti
ayahnya yang berjalan di depan memikul bubur ayam dagangannya. Pada mulanya, Tomy tampak semangat, namun untuk menempuh perjalanan ke
pasar, selain cukup jauh, jalan setapak yang ditempuh cukup berliku serta naik turun. Setiba di pasar, Ayah melihat bahwa anaknya kelelahan. Maka, Ayah
mengajak Tomy singgah di sebuah warung kecil. Ayahnya memesan makanan kecil dan segelas teh hangat.
Mengingat hari sudah mulai terang, Sang Ayah berpesan “Nak karena ayah harus berkeliling di pasar ini, tunggulah di sini sampai ayah kembali
menjemputmu”. Tomy yang masih kelelahan pun mengangguk. Sang ayah pun berkeliling jualan bubur ayam. Hari makin siang, sementara
bubur ayam yang dijualnya masih cukup banyak, sang ayah pun berkeliling ke perkampungan di luar pasar. Setelah bubur ayam habis terjual, rasa lelah
dan kebiasaan berjualan tanpa diikuti Tomy, membuatnya lupa bahwa Tomy anaknya menunggu di warung kecil. Ia melepas lelah dengan minum dan
duduk di sebuah pos ronda. Sang ayah mulai mengantuk dan tertidur. Pukul 13.00 lewat, sang ayah terbangun, ia teringat dengan Tomy yang dimintanya
menunggu di warung kecil. Sang ayah pun segera memikul keranjang dagangannya, ia berjalan setengah lari, menuju warung kecil.
Melihat ayahnya datang, Tomy yang terduduk lesu, mulai tersenyum dan menyambut ayahnya. “Tomy, ayah minta maaf, kamu terlalu lama menunggu
ya. Ayah mengira kamu sudah pulang...”kata ayahnya, menghampiri Tomy. “Ayah, Tomy percaya dengan kata-kata ayah, meskipun harus menunggu lama,
Tomy percaya ayah akan datang...” jawab Tomy dengan gembira. Sang ayah pun terharu dan memeluk Tomy. “Ayo kita makan dulu, setelah itu ayah belikan
alat tulis untuk keperluan sekolah”. sumber: mardika