Pengembangan Masyarakat dan Konsep Pemberdayaan Masyarakat

II. TINJAUAN TEORITIS

2.1. Pengembangan Masyarakat dan Konsep Pemberdayaan Masyarakat

Pengembangan masyarakat merupakan koreksi terhadap proses perencanaan pembangunan top down yang selama ini dilakukan, dimana seringkali menimbulkan kesenjangan yang lebar antara program pembangunan yang dilaksanakan pemerintah dengan kebutuhan nyata masyarakat. Menurut Korten 1993, masalah pembangunan yang kritis untuk tahun 1990an bukanlah pertumbuhan, masalahnya adalah transformasi. Menurutnya transformasi ini harus menangani tiga kebutuhan pokok masyarakat global yaitu : keadilan, keberlanjutan, ketercakupan. Masalah pertama yaitu keadilan, semua orang di dunia ini harus memperoleh kesempatan untuk bekerja sehingga dia beserta keluarganya bisa hidup dengan layak. Kedua yaitu kesinambungan sumber daya alam, setiap generasi manusia harus memelihara sumber daya alam untuk generasi mendatang. Ketiga masalah partisipasi, pembangunan harus memberikan kesempatan bagi semua kelompok dimasyarakat untuk berpartisipasi, menyumbang tenaga dan pikirannya. Salah satu ciri dari paradigma pengembangan masyarakat adalah pendekatan partisipasi. Pendekatan ini mendorong partisipasi aktif dari masyarakat dalam proses pembangunan, baik tahap identifikasi masalah dan potensi, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tahap tindak lanjut. Brokensha dan Hodge dalam Adi 2001 mengemukakan bahwa pengembangan masyarakat merupakan : Suatu gerakan yang dirancang untuk meningkatkan taraf hidup keseluruhan komunitas melalui partisifasi aktif dan jika memungkinkan, berdasarkan prakarsa komunitas. Hal ini meliputi berbagai kegiatan pembangunan tingkat distrik, baik yang dilakukan oleh pemerintah ataupun oleh lembaga- lembaga pengembangan masyarakat non pemerintah harus memanfaatkan gerakan koperasi dan haru s dilakukan melalui kerjasama yang erat dengan lembaga- lembaga pemerintah setempat. Menurut Sumardjo dan Saharuddin 2005, partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan akan terwujud sebagai suatu kegiatan nyata apabila dipenuhi tiga faktor yang mendukung, yaitu: kemauan, kemampuan dan kesempatan bagi masyarakat untuk berpartisipasi. Program pengembangan masyarakat haruslah dilakukan dalam kerangka keberlanjutan. Dalam konteks ini apabila pengembangan masyarakat bermaksud membangun tatanan sosial, ekonomi, dan politik baru, maka struktur dan prosesnya harus berkelanjutan. Struktur yang berkelanjutan ditandai dengan pelembagaan pelaksanaan pengembangan masyarakat tidak hanya ditingkat pelaksana proyek tetapi akhirnya beralih ke masyarakat. Gunardi dan Sarwoprasodjo,2004. Menurut Adi 2001 sasaran pengembangan masyarakat pada dasarnya adalah pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat berarti mengembangkan kondisi dan situasi sedemikian rupa sehingga masyarakat memiliki daya dan kesempatan untuk meng embangkan kehidupannya, tanpa ada kesan bahwa pengembangan itu adalah hasil kekuatan eksternal. Memberdayakan masyarakat berarti menempatkan masyarakat sebagai subjek sekaligus objek pembangunan. Dharmawan 2000 dalam Nasdian dan Dharmawan 2004 mendefinisikan makna pemberdayaan sebagai : a process of having enough energy enabling people to expand their capabilities, to have greater bargaining power to make their own decisions, and to more easly access to a source of better living. Dari pengertian tersebut pemberdayaan mengandung makna : 1. Memperbesar peluang dalam melakukan pilihan -pilihan ekonomi dan politik. 2. Meningkatkan derajat kebebasan seseorang atau suatu komunitas tertentu dalam mengembangkan kehidupannya. 3. Meningkatkan kapasitas dalam penguasaan sumberdaya ekonomi. 4. Memiliki posisi dan kewenangan lebih besar dalam menentukan sesuatu. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya masyarakat dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinyanya serta berusaha untuk mengembangkannya. Selanjutnya dikatakan bahwa pemberdayaan masyarakat berarti upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain pemberdayaan adalah meningkatkan kemampuan dan memandirikan masyarakat Mubyarto, 1999 Menurut Hary Hikmat 2001, konsep pemberdayaan itu sendiri mempunyai dua kecenderungan. Pertama, proses pemberdayaan yang menekankan pada proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan dan kemampuan kepada masyarakat agar individu yang bersangkutan menjadi lebih berdaya. Proses ini dilengkapi dengan upaya membangun asset material guna mendukung pembangunan mandiri melalui organisasi. Kecenderungan kedua, menekankan para proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi agar individu mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog. Pemberdayaan masyarakat sangat berkaitan dengan proses kegiatan perekonomian yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi di pedesaan dengan istilah lain pemberdayaan masyarakat identik dengan perekonomian rakyat untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih baik. Mubyarto 2000, mengatakan pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah kebijaksanaan dan program yang telah lama dikembangkan oleh pemerintah dalam membantu ekonomi rakyat sebagai kegiatan produksi bukan kegiatan konsumsi. Pemberdayaan sebagai suatu program harus tetap direncanakan secara serius dan lebih memfokuskan pada upaya-upaya yang membuat masyarakat agar lebih pandai, mampu mengembangkan komunikasi antara mereka, sehingga pada akhirnya mereka dapat saling berdiskusi secara konstruktif dan mengatasi permasalahan yang ada. Jadi tatkala agen perubahan yang berasal dari luar komunitas baik pemerintah maupun lembaga non pemerintah telah menyelesaikan programnya, maka pemberdayaan sebagai proses tetap berlangsung pada komunitas tersebut.

2.2. Pengembangan Ekonomi Lokal