ataupun Badan Usaha Milik Negara BUMN yang mempunyai perhatian terhadap pemberdayaan masyarakat khususnya pengembangan ekonomi lokal.
4. Melakukan perencanaan yang partisipatif. Anggota dan masyarakat dilibatkan dalam perencanaan suatu kegiatan yang akan dilaksanakan oleh UED-SP. Hal
ini disamping untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab anggota dan masyarakat terhadap kegiatan, juga untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam memajukan kelembagaan UED-SP. 5. Adanya transparansi dalam pengelolaan UED-SP. Selama ini pelaporan
kegiatan rutin UED-SP hanya disampaikan kepada BPD saja karena belum jelasnya posisi UED -SP dalam struktur desa. Dengan adanya penataan
kembali manajemen UED -SP, diharapkan juga sistem pelaporan dan pengawasan UED-SP yang melibatkan masyarakat didalamnya.
7.3.3. Peningkatan Modal Usaha
Pertambahan modal usaha yang ada di UED-SP Desa Koto Teluk sepintas memang mengalami pertambahan tiap tahunnya. Akan tetapi pertumbuhan modal
itu masih sangat kecil dan tidak dapat memenuhi kebutuhan akan bantuan modal bagi para anggotanya. Kecilnya pertumbuhan modal ini disebabkan karena belum
adanya budaya menabung melalui UED-SP. Masyarakat lebih memilih menabung pada bank-bank yang ada, hal ini karena masyarakat belum mempunyai rasa
percaya kepada kelembagaan UED-SP, terutama dalam menjaga uang yang akan mereka simpan.
Program ini sejalan dengan strategi penguatan kelembagaan UED -SP yaitu strategi W-O 1, Peningkatan modal UED-SP yang bersumber baik dari dalam
maupun luar UED-SP, dan strategi S -T 2, Mengoptimalkan potensi-potensi lokal yang ada dalam masyarakat. Program ini juga sejalan dengan strategi
pengembangan ekonomi lokal yaitu strategi W-O 3, pemanfaatan lembaga keuangan mikro yang ada di desa dan strategi W-O 4, penguatan kelembagaan
UED-SP dan strategi W-T 1, Penguatan kerjasama antar stake holder yang terlibat dalam pengembangan ekonomi lokal.
Kegiatan yang dapat dilakukan guna meningkatkan modal usaha UED-SP adalah :
1. Menggalakkan kegiatan menabung melalui UED-SP. Peran tokoh masyarakat dalam kegiatan ini sangatlah penting untuk dapat memotivasi masyarakat
menabung di UED-SP. 2. Memberlakukan simpanan wajib bagi setiap anggotanya. Hal ini disamping
bertujuan untuk meningkatkan jumlah modal UED-SP, juga untuk menumbuhkan rasa memiliki antara anggota dengan UED-SP.
3. Menjalin kemitraan dengan lembaga keuangan lain baik formal seperti bank ataupun swasta, BUMN dan instansi pemerintah yang mempunyai program-
program pemberdayaan masyarakat yang memberikan kredit permodalan dengan bunga rendah dan prosedur yang mudah.
7.3.4. Peningkatan Ketrampilan Usaha Ekonomis Produktif Anggota
Program ini sejalan dengan strategi penguatan kelembagaan UED -SP yaitu strategi W-O 3, peningkatan kemampuan usaha ekonomis produktif bagi
masyarakat. Program ini juga sejalan dengan strategi pengembangan ekonomi lokal yaitu strategi W-O 1, Peningkatan ketrampilan UEP bagi anggota
masyarakat, dan strategi S-T 2, meningkatkan kualitas barang atau jasa yang dihasilkan.
Kemitraan yang dijalin dengan kelembagaan lainnya, disamping untuk meningkatkan modal usaha, juga diharapkan adanya bimbingan teknis dari
lembaga-lembaga pemberi bantuan tersebut guna meningkatkan ketrampilan masyarakat dalam usaha ekonomis produktif. Potensi pengembangan ekonomi
lokal yang ada Desa Koto Teluk belumlah dimanfaatkan secara optimal. Potensi sumber daya manusia yang cukup besar belumlah ikuti dengan ketrampilan yang
memadai dalam menangkap peluang yang ada. Dari hasil pengamatan dan wawancara serta diskusi kelompok diketahui
bahwa ada peluang-peluang usaha yang jika dikembangkan mempunyai prospek ekonomi yang cukup besar. Disamping karena pangsa pasarnya cukup tinggi,
bahan baku yang tersedia di sekitar Desa Koto Teluk juga berlimpah. Salah satunya adalah usaha anyaman dari pandan duri. Selama ini kendala dalam
pengembangan anyaman ini adalah rendahnya ketrampilan para pengerajin terutama dalam diversifikasi produk serta bentuk produk yang ketinggalan zaman.
Peningkatan ketrampilan ini bis a dilakukan melalui kerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
Kegiatan ekonomis produktif lainnya yang dapat dikembangkan adalah usaha penggemukan sapi potong. Selama ini kebutuhan akan daging bagi
Kabupaten Kerinci selain diperoleh dari Kabupaten Kerinci itu sendiri, juga dipasok dari daerah lain seperti daerah Sumatera Barat maupun dari Lampung. Ini
merupakan peluang usaha yang cukup potensial untuk dikembangkan. Kendala yang dihadapi oleh masyarakat dalam usaha penggemukan sapi potong ini adalah
sempitnya lahan penggembalaan bagi sapi. Sistem gembala ini disamping tidak memberikan hasil yang optimal juga membutuhkan areal yang luas yang pada saat
ini sangat susah untuk dicari. Disamping itu memelihara sapi masih dipandang sebagai usaha sampingan saja, sehingga pemeliharaannya terkesan seadanya saja.
Sedangkan untuk sistem penggemukkan sapi potong dengan kandang belumlah terlalu memasyarakat di Desa Koto Teluk maupun Kecamatan Hamparan
Rawang. Terbatasnya pengetahuan masyarakat tentang cara beternak sapi yang benar menyebabkan peluang usaha ini menjadi sia-sia. Untuk meningkatkan
ketrampilan beternak ini dapat dilakukan melalui kerjasama dengan Dinas Peternakan .
Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan tentunya harus dikordinasikan dengan stakeholder yang terkait. Adapun rencana program kegiatan penguatan
kelembagaan UED-SP dalam rangka pengembangan ekonomi lokal dapat dilihat pada Tabel 13.