Peningkatan Modal Usaha Penyusunan P rogram

Peningkatan ketrampilan ini bis a dilakukan melalui kerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Kegiatan ekonomis produktif lainnya yang dapat dikembangkan adalah usaha penggemukan sapi potong. Selama ini kebutuhan akan daging bagi Kabupaten Kerinci selain diperoleh dari Kabupaten Kerinci itu sendiri, juga dipasok dari daerah lain seperti daerah Sumatera Barat maupun dari Lampung. Ini merupakan peluang usaha yang cukup potensial untuk dikembangkan. Kendala yang dihadapi oleh masyarakat dalam usaha penggemukan sapi potong ini adalah sempitnya lahan penggembalaan bagi sapi. Sistem gembala ini disamping tidak memberikan hasil yang optimal juga membutuhkan areal yang luas yang pada saat ini sangat susah untuk dicari. Disamping itu memelihara sapi masih dipandang sebagai usaha sampingan saja, sehingga pemeliharaannya terkesan seadanya saja. Sedangkan untuk sistem penggemukkan sapi potong dengan kandang belumlah terlalu memasyarakat di Desa Koto Teluk maupun Kecamatan Hamparan Rawang. Terbatasnya pengetahuan masyarakat tentang cara beternak sapi yang benar menyebabkan peluang usaha ini menjadi sia-sia. Untuk meningkatkan ketrampilan beternak ini dapat dilakukan melalui kerjasama dengan Dinas Peternakan . Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan tentunya harus dikordinasikan dengan stakeholder yang terkait. Adapun rencana program kegiatan penguatan kelembagaan UED-SP dalam rangka pengembangan ekonomi lokal dapat dilihat pada Tabel 13.

VIII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

8.1. Kesimpulan

Dari hasil kajian tentang Penguatan Kelembagaan Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam yang telah dilakukan di Desa Koto Teluk, dapat ditarik beberapa kesimpulan untuk menjawab tujuan kajian tersebut, sebagai berikut : Pemetaan sosial yang telah dilakukan menunjukkan bahwa Desa Koto Teluk memiliki potensi sumberdaya alam, sumber daya manusia dan kelembagaan yang dapat dimanfaatkan dalam mengembangkan ekonomi lokal. Sumber daya alam tersebut dapat berupa lahan sawah tadah hujan, lahan rawa dan sumberdaya sungai. Sumber daya manusia yang ada di Desa Koto Teluk masih tergolong rendah, jika dirinci menurut pendidikan yang ditamatkan. Jumlah angkatan tenaga kerja yang menamatkan Sekolah Dasar adalah sebesar 40,27 persen atau sejumlah 323 orang. Dalam konteks kelembagaan, terdapat kelembagaan -kelembagaan yang berhubungan langsung dengan pengembangan ekonomi lokal seperti kelembagaan UP2K dan UED-SP, maupun kelembagaan lain yang tidak berhubungan langsung dengan pengemban gan ekonomi lokal seperti kelembagaan adat dan kepemudaan. Keberadaan UED-SP di Desa Koto Teluk yang bertujuan untuk membuka akses masyarakat terhadap modal dalam pengembangan usaha belum sepenuhnya optimal. Keterbatasan yang dimiliki oleh UED-SP terutama dalam pelayanan kredit bagi masyarakat disebabkan adanya keterbatasan kapasitas pengurus dalam mengelola UED-SP, juga karena rendahnya partisipasi anggota UED-SP. Kondisi ini menyebabkan kinerja lembaga UED-SP belum menunjukkan hasil yang optimal guna memanfaatkan potensi dan sumber daya dalam rangka pengembangan ekonomi lokal. Rendahnya partisipasi anggota dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan mereka akan norma yang berlaku di UED-SP. Masih adanya tunggakan serta pemanfaatan bantuan modal untuk kegiatan konsumtif, mengidentifikasikan bahwa pengetahuan masyarakat tentang mekanisme perguliran dana UED-SP masih rendah. Selain rendahnya pengetahuan tentang norma UED-SP, pengetahuan dan ketrampilan anggota terutama dalam pengembangan usaha ekonomis produktif dirasakan masih kurang. Hal ini menyebabkan bidang