Evaluasi Umum Program Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam UED-SP .1 Deskripsi Program

2. Bidang Peternakan Potensi pengembangan peternakan di Desa Koto Teluk cukup terbuka terutama peternakan sapi dan ayam ras petelur. Akan tetapi potensi ini belum bisa dimanfaatkan karena adanya keterbatasan modal. Karena modal usaha yang diberikan oleh UED-SP relatif kecil, maka usaha dib idang peternakan yang dikembangkan oleh anggota UED-SP juga relatif kecil dan lebih bersifat usaha sampingan. Usaha peternakan yang dikembangkan oleh anggota UED- SP adalah peternakan ayam kampung dan peternakan itik juga memanfaatkan lahan pekarangan yang kosong. 3. Bidang Perdagangan Di samping mengembangkan usaha warungan dan pedagang telur keliling seperti halnya UP2K, UED-SP juga memberikan bantuan modal usaha bagi anggotanya yang berprofesi sebagai pedagang kelontong yang berkeliling ke daerah-daerah terpencil. Selain itu UED-SP juga memberikan bantuan modal usaha bagi para pengumpul dedak yang merupakan pakan bagi peternakan ayam negeri yang banyak di Kecamatan Hamparan Rawang. 4. Bidang Kerajinan Bidang kerajinan yang coba dikembangkan oleh UED-SP adalah kerajinan anyaman pandan duri. Hasil-hasil dari kerajinan anyaman ini berupa alat-alat kebutuhan rumah tangga seperti tikar dan bakul. Selama ini pemasaran hasil kerajinan anyaman ini masih sebatas kecamatan saja. Dan pembuatannya karena adanya pesanan dari konsumen dan belum diproduksi secara besar- besaran. Disamping masalah area pemasaran yang masih terbatas, ketrampilan para pengrajin dalam mengembangkan bidang kerajinan ini juga masih rendah. Hal ini menyebabkan produk-produk yang dihasilkan terkesan monoton dan tidak inovatif.

5.1.4. Evaluasi Umum

Program inipun belum mampu memanfaatkan potensi-potensi ekonomi lokal yang ada di Desa Koto Teluk secara optimal. Padahal dengan pemanfaatan potensi ekonomi lokal yang ada, diharapkan keberlanjutan kegiatan tersebut akan terjaga karena tidak terlalu tergantung dengan kondisi daerah lain karena setiap kegiatan ekonomi tidak akan terlepas dari adanya keterkaitan pasar yang lebih luas. Seperti halnya kegiatan UP2K-PKK, kegiatan UED ini pun sangat dirasakan kurang dalam memberikan pelatihan ketrampilan bagi keluarga yang menerima bantuan modal. Adanya kerjasama dengan lembaga-lembaga pelatihan ketrampilan yang sesuai dengan bidang usaha para anggota dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Para anggotakeluarga sebaiknya memperoleh pendampingan secara kontinyu, paling tidak agar mereka termotivasi untuk mengembangkan usaha mereka. Tujuan utama dibentuknya UED-SP adalah menciptakan iklim permodalan yang kondusif, mendorong pembangunan ekonomi masyarakat desa dan memberikan pinjaman bagi masyarakat yang membutuhkan modal untuk usaha baru dan pengembangan usaha. Jika mengacu pada tujuan dibentuknya UED-SP, maka kelembagaan UED-SP belum dapat dikatakan belum mencapai tujuan tersebut. UED-SP dengan segala keterbatasan modal maupun sumber daya manusia belum mampu mencip takan kondisi yang kondusif bag i pembangunan ekonomi masyarakat Desa Koto Teluk. Pertumbuhan modal yang kecil ini dikarenakan kurangnya kesadaran dari anggota untuk menyimpan uangnya pada lembaga UED-SP sangat rendah. Kondisi ini disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat dan anggota UED-SP tentang norma-norma yang berlaku di UED-SP. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap norma-norma yang ada di UED-SP menyebabkan norma- norma tersebut menjadi tidak melembaga. Masyarakat kurang menganggap pentingnya perguliran dana bagi kelangsungan UED-SP sendiri dan juga bagi anggota lainnya. Ketidaktahuan masyarakat tentang norma-norma ini juga merupakan potensi konflik dalam masyarakat, karena adanya perasaan curiga dari sebagian masyarakat. Belum optimalnya pelayanan yang diberikan oleh lembaga UED-SP kepada masyarakat juga disebabkan manajemen yang dilakukan oleh pengurus. Belum adanya pembagian kerja yang jelas antar pengurus sehingga sering terjadi tumpang tindih kekuasaan. Setiap pengurus juga memiliki kesibukan sendiri- sendiri sehingga terkesan pengurus hanya bekerja setiap tanggal 15 saja, dimana pada tanggal tersebut anggota menyetorkan pinjaman serta mengajukan pinjaman. Pada kegiatan Usaha Ekonomi Desa di Desa Koto Teluk yang merupakan program murni swadaya masyarakat seharusnya melibatkan seluruh masyarakat dalam kegiatannya. Baik dari tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan sampai pada evaluasi. Sehingga masyarakat tidak sekedar dijadikan objek dari kegiatan UED-SP, akan tetapi masyarakat merupakan subjek dari kegiatan UED- SP. Walaupun tingkat partisipasi dari masyarakat cenderung kurang, akan tetapi melalui kegiatan inilah saatnya mulai mengajak masyarakat untuk peduli terhadap kesejahteraan bersama. Mengikutsertakan seluruh masyarakat dapat dimulai dari diskusi-diskusi ditingkat yang lebih kecil seperti di tingkat RT.

VI. ANALISIS KELEMBAGAAN UED-SP

Kelembagaan UED-SP merupakan kelembagaan yang sengaja dibentuk enacted institution dalam rangka pembangunan desa oleh pemerintah pusat. Tapi karena ide pembentu kannya berasal dari “atas”, tentu saja bentuk, tujuan dan kegiatannya sudah ditetapkan oleh pemerintah sebagai pihak yang mempunyai program. Mentransmisikan ide tersebut tentu membutuhkan waktu yang cukup lama. Proses perkembangan kelembagaan sosial tersebut dinamakan pelembagaan atau institutionalization yang merupakan sustu proses pengaturan dan pembinaan pola -pola prosedur disertai beragam sanksi. Proses pelembagaan dimulai dari masyarakat mengenal, mengakui, menghargai, mentaati dan menerima norma- norma dalam kehidupan sehari-hari. Setelah norma diterima berlanjut sampai tahap mendarah-daging internalisation atau menghargai norma-norma tersebut. Analisis kelembagaan UED-SP bertujuan untuk melihat bagaimana kapasitas anggota dan pengurus yang terlibat dalam kegiatan UED-SP. Kapasitas masyarakatanggota sangat berpengaruh pada proses internalisasi norma-norma baru yang dibawa oleh UED-SP. Analisis diawali dengan mengetahui karakteristik dan tingkat pengetahuan masyarakat tentang norma, nilai dan aturan yang berlaku di UED-SP. Analisis kapasitas pengurus bertujuan untuk melihat sejauh mana pengurus telah dapat menjalankan perannya dalam mengelola kegiatan UED-SP. Analisis pengurus ini untuk melihat bagaimana aspek keorganisasian dari kelembagaan UED-SP.

6.1. Kapasitas Anggota

Prinsip penerimaan anggota UED-SP sangatlah terbuka. Keanggotaan UED-SP di Desa Koto Teluk ditetapkan berdasarkan musyawarah desa pada 12 Juni 2001, dimana berdasarkan keputusan bersama bahwa yang menjadi anggota UED-SP adalah setiap keluarga yang ada di Desa Koto Teluk tanpa terkecuali. Hal ini didasari petimbangan bahwa UED -SP merupakan milik tiap anggota masyarakat sehingga mereka berhak untuk menjadi anggota UED-SP. Konsekwensi dari kebijakan ini adalah banyaknya anggota yang hanya sekedar tercatat namanya sebagai anggota sedangkan mereka tidak pernah ikut aktif dalam kegiatan ini. Tiap anggota mempunyai hak untuk mengajukan pinjaman baik itu