mengemukakan dalam analisis SWOT untuk menentukan strategi dilakukan melalui teknik strategi silang dari keempat faktor, yaitu kekuatan strengths,
kelemahan weaknessess, peluang opportunities dan ancaman threats .
7.2.1. Strategi Pengembangan UED-SP
1. Strategi S-O, yaitu strategi memanfaatkan kekuatan guna merebut peluang. a. UED-SP akan diakui, diterima bila sesuai dengan budaya masyarakat
setempat. Dalam pengembangan UED-SP nilai-nilai kegotongroyongan menjadi salah satu konsep pengembangan terutama untuk membangun
keb ersamaan dan kerjasama dalam memajukan UED-SP. b. Pemanfaatan UED-SP sebagai wadah pengembangan usaha ekonomis
produktif yang ada di Desa Koto Teluk mengembangkan Ekonomi Lokal. 2. Strategi W-O, yaitu strategi meminimalkan kelemahan untuk merebut
peluang. a. Kurangnya pemilikan modal UED-SP menyebabkan terbatas akses
masyarakat terdapa modal melalui UED-SP. Peningkatan modal kelompok selain menggalakkan kegiatan menabung juga memanfaatkan keberadaan
lembaga keuangan baik formal seperti bank, BPR ataupun pihak swasta lainnya melalui kerjasama atau hubungan kemitraan dengan difasilitasi
oleh pemerintah. b. Peningkatan kemampuan manajerial para pengurus UED-SP maupun
anggota melalui pelatihan-pelatihan yang dilakukan oleh lembaga terkait seperti Dinas UKM dan Koperasi. Hal ini untuk mengatasi terbatasnya
kemampuan sumberdaya manusia dalam kelembagaan UED-SP yang mempunyai kreatifitas dalam mengembangkan UED-SP.
c. Peningkatan kemampuan wirausaha bagi masyarakat melalui pelatihan usaha ekonomis produktif dari instansi terkait. Hal ini guna meningkatkan
pendapatan anggota yang pada akhirnya juga meningkatkan kemampuan anggota dalam mengembalikan pinjaman.
d. Memanfaatkan pemimpin lokal untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan anggota tentang UED-SP. Hal ini dikarenakan kurangnya
sosialisasi tentang keberadaan UED-SP menyebabkan pengetahuan
masyarakat termasuk anggota UED-SP itu sendiri tentang status, peran dan fungsi UED-SP sangat terbatas.
3. Strategi S-T, yaitu strategi memanfaatkan kek uatan untuk mengatasi ancaman. a. Pelayanan yang mudah dan cepat ser ta hanya berdasarkan rasa percaya
semata merup akan kekuatan untuk menghadapi pesaing. Pelayanan kepada anggota akan lebih berkualitas jika kelompok UED-SP tidak hanya
berfungsi sebagai lembaga ekonomi tetapi juga memiliki fungsi sosial guna meningkatkan kesejahteraan anggota.
b. Mengoptimalkan potens i-potensi lokal yang ada dalam UED-SP maupun masyarakat Desa Koto Teluk dengan melakukan koordinasi dengan
instansi terkait untuk memperluas jaringan kerja. 4. Strateg i W-T, yaitu strategi meminimalkan kelemahan dan menghindari
ancaman. a. Peningkatan pemahaman masyarakat tentang norma dan nilai-nilai pada
UED-SP. Strategi ini bertujuan agar norma-norma dan nilai-nilai yang ada di UED-SP seperti tata cara peminjaman dan pengembalian pinjaman,
serta aturan-aturan yang ada di UED-SP dapat diketahui oleh masyarakat. b. Penataan manajemen UED-SP yang memungkinkan anggota untuk dapat
terlibat dalam setiap kegiatan. c. Penyusunan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga sebagai syarat
untuk memperoleh legalitas hukum berbadan hukum. Legalitas hukum ini sangat diperlukan dalam menjalin kerjasama dengan lembaga lain.
Perumusan strategi melalui matriks SWOT dituangkan dalam Tabel 11.
7.2.2. Strategi Pengembangan Ekonomi Lokal
1. Strategi S-O, yaitu strategi memanfaatkan kekuatan guna merebut peluang. a. Pemanfaatan hubungan kekerabatan dalam membentuk kemitraan lokal
desa. Hubungan kekerabatan yang terdapat di Desa Koto Teluk merupakan modal sosial yang dapat dimanfaatkan dalam pengembangan ekonomi
lokal. Keberadaan modal sosial ini dapat menimbulkan adanya kekompakan yang amat menentu kan bagi keberlangsungan perkembangan
ekonomi dan pembangunan suatu masyarakat. Hubungan kekerabatan ini bisa dimanfaatkan dalam membentuk jaringan kerja di antara anggota
masyarakat yang ada. Jaringan kerja tersebut dapat berupa kerjasama dalam pengadaan bahan baku, penyediaan tenaga kerja maupun
pemasaran. b. Meningkatkan kerjasama dengan daerah lain. Kerja sama dengan desa lain
ataupun daerah lain sangat diperlukan dalam pengembangan ekonomi lokal. Tidak ada suatu daerah yang dapat secara swadaya memenuhi
seluruh kebutuhannya. Untuk itu diperlukan adanya kerjasama dengan dearah-daerah tetangga, terutama dalam menentukan produk-produk yang
dapat saling melengkapi antar daerah. Hal ini untuk mencegah jangan sampai ada produk yang melebihi permintaan pasar karena diproduksi oleh
banyak daerah. Kerjasama antar daerah ini juga diperlukan dalam pengembangan bidang peternakan. Peternakan ayam petelur misalnya,
dalam pengadaan bibit ayam umur satu hari masih harus mendatangkannya dari daerah lain Kota Padang. Untuk penggemukan sapi, bibit sapi yang
akan digemukkan didatangkan dari propinsi Lampung. c. Penciptaan dan pengembangan produk-produk unggulan. Dalam
pengembangan eknomi lokal sangat penting adanya penciptaan dan pengembangan produk-produk unggulan yang dapat menjadi ciri khas
suatu daerah. Di Kecamatan Hamparan Rawang, Desa Koto Teluk telah dikenal sebagai desa yang menghasilkan kerajinan anyaman tradisional.
Kerajinan ini dapat dikembangkan menjadi produk unggulan yang memiliki daya saing di pasaran. Selain bid ang kerajinan, bidang
peternakan seperti penggemukan sapi dan peternakan ayam petelur
berpotensi untuk dikembangkan menjadi produk unggulan bagi Desa Koto Teluk.
2. Strategi W-O, yaitu strategi meminimalkan kelemahan untuk merebut peluang.
a. Peningkatan ketramp ilan UEP bagi anggota masyarakat. Kendala yang dihadapi dalam pengembangan ekonomi lokal di Desa Koto Teluk adalah
rendahnya ketrampilan yang dimiliki oleh masyarakat. Pada bidang kerajinan, rendahnya ketrampilan menyebabkan produk yang dihasilkan
tidak bervariasi dan cenderung monoton. Diversifikasi produk sangat dibutuhkan untuk bisa menjawab keinginan konsumen yang tiap hari
berkembang mengikuti perkembangan zaman. Selama ini kerajinan hanya menghasilkan tikar dan bakul saja dengan model yang tradisional.
Pemasarannyapun hanya sebatas masih sebatas memenuhi pesanan di tingkat kecamatan saja. Untuk kegiatan pengembangannya, usaha ini
memerlukan pelatihan bagi pelakunya agar memiliki ketrampilan dalam menghasilkan produk yang dapat bernilai jual lebih. Serta memperluas
pemasarannya tidak hanya sebatas pada tingkat kecamatan saja akan tetapi diusahakan pada tingkat kabupaten atau bahkan tingkat provinsi.
Kelembagaan UED-SP dapat dimanfaatkan sebagai fasilitator dalam menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga yang dapat memberikan
pelatihan guna meningkatkan ketrampilan masyarakat. Kelembagaan UED-SP juga dapat berperan dalam menyalurkan produksi kerajinan
ataupun produksi lainnya yang dihasilkan oleh masyarakat Desa Koto Teluk.
b. Pemanfaatan lembaga keuangan mik ro yang ada di desa. Pada kegiatan perekonomian dengan skala modal yang kecil, keberadaan keuangan mikro
seperti UED-SP dan UP2K sudah sangat menolong. Modal yang berasal dari dua kelembagaan ini pada umumnya dimanfaatkan oleh para
pedagang dengan omset tidak terlalu besar seperti pedagang telur keliling, pedagang sayur keliling maupun para pengumpul bekatul untuk keperluan
pakan ternak. Akan tetapi untuk skala yang lebih besar, seperti dalam penyediaan modal bagi kegiatan pengembangan penggemukan sapi