pinjaman kepada kelompok ditingkat RT maupun tingkat desa. Hingga pada bulan Juli 2005 tercatat sebanyak 319 keluarga menjadi anggota UED-SP. Walaupun
yang tercatat sebagai anggota pada umumnya adalah kepala keluarga suami, akan tetapi dalam pengajuan pinjaman, tidak hanya kepala keluarga yang dapat
meminjam, istripun dapat mengajukan pinjaman atas nama keluarga.
6.1.1. Karakteristik
Untuk lebih mengetahui dan mengkaji tentang profil anggota UED-SP di Desa Koto Teluk dapat dilihat dari karakteristik anggota itu sendiri. Dalam kajian
ini ditentukan sebanyak 12 responden yang sengaja dipilih karena dirasa dapat mewakili kondisi 319 anggota UED-SP yang ada. Pemilihan anggota kelompok
yang dijadikan responden berdasarkan latar belakang keragaman usaha yang ada, keterwakilan gender, serta yang bersangkutan ada di tempat ketika penelitian
dilakukan. Selain itu responden juga diambil dari anggota UED-SP yang belum tercatat pernah meminjam pada UED-SP untuk mengetahui pandangan mereka
tentang UED-SP. Berdasarkan tingkat pendidikan, sebagian besar 80 responden
berpendidikan SD. Pendidikan tidak terkait langsung dengan ketrampilan responden, karena ketrampilan didapat berdasarkan pengalaman dia melakukan
usaha. Hal bisa dilihat dari kenyataan bahwa tingkat pendidikan tidak terlalu berpengaruh terhadap pendapatan responden.
Keuntungan responden dalam kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan akan berpengaruh juga oleh tanggungan keluarga. Responden yang memperoleh
keuntungan lebih Rp. 50.000,- akan tetapi mempunyai tanggungan keluarga yang lebih besar pula tentunya akan sulit untuk hidup dengan layak. Status perkawinan
juga berpengaruh terhadap mempengaruhi pemenuhan kebutuhan dengan keuntungan yang diperoleh. Responden yang berstatus janda akan sulit untuk
hidup layak, karena ia menjadi pencari kerja tunggal. Kondisi ini berpengaruh pula kepada pengembalian pinjaman UED-SP, dimana responden akan lebih
mendahulukan pemenuhan kebutuhan keluarga daripada pengembalian pinjaman.
Maaf .......................
Lembar Halaman Ini Pada Aslinya Memang Tidak Ada
6.1.2. Pengetahuan
Pengetahuan anggota ikut menentukan keberhasilan pencapaian tujuan UED-SP. Pengetahun yang dimaksudkan di sini adalah pemahaman dan
pengertian anggota tentang mekanisme perguliran dan simpan pinjam, cara-cara berusaha yang baik dan bagaimana meningkatkan pendapatan dengan membangun
jaringan kerja. Dari Tabel 8 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden adalah Sekolah Dasar yaitu sebanyak delapan orang, sedangkan untuk tingkat
Sekolah Lanjutan yaitu SLTP dan SLTA sebanyak tiga orang, bahkan ada yang tidak menamatkan Sekolah Dasar yaitu sebanyak dua orang.
Tingkat pendidikan ini secara tidak langsung berpengaruh pada pemahaman anggota terhadap norma dan aturan yang ada pada lembaga UED-SP.
Para anggota tidak memahami tentang penting mekanisme perguliran dana dalam UED-SP, sehingga kurangnya kesadaran untuk membayar pinjaman modal.
Pengetahuan yang masih rendah mengenai UED-SP juga mengakibatkan rendahnya kesadaran anggota untuk menabung melalui UED-SP. Hal ini sejalan
dengan yang dikemukan oleh ibu RSN yang menekuni bidang anyaman. Beliau mengungkapkan bahwa :
“Selama ini saya kira bantuan modal yang diberikan oleh UED sifatnya bantuan pemerintah yang tidak perlu secepatnya
dikembalikan. Dan bahkan bisa kena pemutihan jika kita tidak bisa mengembalikannya. Sama seperti bantuan -bantuan lain yang sering
dibagi-bagikan dulu. Saya juga tidak tau bahwa kita juga bisa menabung disana, saya kira hanya buat tempat minjam saja.
Tingkat pendidikan juga berpengaruh pada pengetahu an tentang
bagaimana mengembangkan usaha yang dijalankan. Sektor informal maupun pertanian mungkin memang tidak memerlukan pendidikan yang tinggi, akan tetapi
dengan dibekali pendidikan yang cukup , akan dapat membuka wawasan berpikir dan lebih mudah mengembangkan usaha yang sedang dijalankan.
Rendahnya tingkat pendidikan para anggota berawal dari adanya lingkaran kemiskinan, dimana mereka berasal dari keluarga yang miskin pula. Kemiskinan
yang dialami oleh keluarga mereka menyebabkan kesempatan mereka untuk mendapat pendidikan yang layak menjadi kecil pula.
6.1.3. Ketrampilan