Kependudukan PETA SOSIAL DESA KOTO TELUK

4.3 Kependudukan

Komposisi penduduk Desa Koto Teluk berdasarkan jenis kelamin dan usia dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 Piramida Penduduk Desa Koto Teluk berdasarkan Usia dan Kelamin Tahun 2004. Komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin sangat penting bagi analisis -analisis kependudukan terutama bagi analisis ekonomi, dimana dari komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin dan umur kita dapat melihat jumlah penduduk usia kerja dan rasio beban tanggungan yang sangat berhubungan dengan analisis ekonomi. Jumlah penduduk ini sangat berpengaruh terhadap tekanan penduduk terhadap sumber daya yang ada di suatu lokasi. Fenomena dimana pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, sedangkan sumber daya alam yang ada menurun, akan mengakibatkan terjadinya kondisi kemiskinan. Dari Gambar 2 terlihat bahwa penduduk usia kerja usia produktif persentasenya lebih besar, keadaan ini diikuti dengan penciutan kelompok penduduk usia kurang dari 15 tahun. Hal ini berarti akan menurunnya rasio beban tanggungan umur muda. Ini terjadi seiring dengan mengecilnya besar keluarga 0 - 4 5 - 9 10 - 14 15 - 19 ? ? 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 60 - 64 65 - 69 70 + dan kemungkinan kualitas tenaga kerja yang terbentuk akan meningkat. Kondisi ini dimungkinkan karena dengan kecilnya keluarga, pengeluaran untuk keperluan sandang maupun pangan menjadi berkurang, sehingga pengeluaran yang ada lebih diarahkan bagi peningkatan pendidikan maupun kesehatan masyarakat. Keadaan ini diharapkan dapat mendorong perkembangan ekonomi suatu wilayah. Kondisi ini juga kondusif untuk berkurangnya fenomena kemiskinan dikalangan penduduk terutama dalam mengatasi kecilnya modal usaha yang ada di masyarakat. Penduduk Desa Koto Teluk termasuk kedalam kategori struktur penduduk usia kerja. Hal ini dapat dilihat dari besarnya populasi penduduk yang berusia antara 15-64 tahun yaitu sebesar 802 jiwa atau 69,25 persen. Besarnya jumlah penduduk yang berada pada usia produktif merupakan modal yang cukup potensial bagi desa dalam pembangunan desa. Dan jika dilihat rasio antara perbandingan antara laki-laki dengan perempuan maka akan diperoleh angka 93,32. Artinya jumlah penduduk perempuan yang lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki. Hal ini dapat dimanfaatkan karena perempuan di samping lebih banyak berperan dalam kegiatan kesejahteraan keluarga Tabel 3. Komposisi Penduduk Desa Koto Teluk Berdasarkan Umur Tahun 2004 Sumber : Data Desa Koto Teluk Tahun 2004. Jenis kelamin No Komposisi Umur tahun Perempuan jiwa Laki-laki jiwa Jumlah jiwa Ratio laki-laki per 100 perempuan 1 0 - 4 48 41 89 85,41 2 5 – 9 51 49 100 98,00 3 10 – 14 46 45 91 97,82 4 15 – 19 40 37 77 92,50 5 20 – 24 60 70 130 116,66 6 25 – 29 62 76 138 122,58 7 30 – 34 45 50 95 111,11 8 35 – 39 49 36 85 73,46 9 40 - 44 34 37 71 108,82 10 45 – 49 41 36 77 87,80 11 50 – 54 29 27 56 93,10 12 55 – 59 26 20 46 76,92 13 60 – 64 18 13 31 72,22 14 65 – 69 22 8 30 36,36 15 70 + 28 16 46 57,14 Jumlah 599 559 1158 93,32 Rasio beban ketergantungan penduduk pada masyarakat Des a Koto Teluk yaitu sebesar 44,38. Hal ini mengindikasikan bahwa tiap seratus orang yang produktif harus menanggung sekitar 45 orang yang tidak produktif. Rasio beban ketergantungan ini akan sangat berpengaruh bagi masyarakat terutama bagi keluarga yang penghasilannya relatif kecil. Dan jika kita perhatikan rasio beban ketergantungan di Desa Koto Teluk yang relatif kecil, maka seharusnya masyarakat desa bisa terlepas dari masalah kemiskinan. Akan tetapi karena rendahnya penghasilan dan angka penggangguran yang cukup tinggi dari 802 penduduk pada usia produktif, baru 376 jiwa yang telah memiliki pekerjaan menyebabkan masih banyak keluarga yang tergolong keluarga pra sejahtera 27 keluarga. Hal ini disebabkan para penduduk yang secara usia termasuk produktif akan tetapi belum berproduksi atau bekerja. Penyerapan tenaga kerja usia produktif merupakan salah satu tujuan dari pengembangan ekonomi lokal. 4.4. Sistem Ekonomi 4.4.1. Mata Pencaharian Pokok