adalah guna memperkuat hubungan sosial di antara mereka. Hal ini diharapkan dapat meredam isu -isu ataupun permasalahan yang mungkin terjadi dalam proses
kegiatan UED-SP. Pertemuan rutin ini juga bisa dijadikan ajang pertukaran informasi tentang
pengembangan ekonomi lokal Desa Koto Teluk. Karena beragamnya mata pencaharian masyarakat, tentu beragam pula jejaring yang mereka miliki. Untuk
itulah melalui pertemuan rutin ini juga dapat dibicarakan tentang peluang-peluang usaha ekonomis produktif antar sesama masyarakat. Selain peluang-peluang usaha
juga dibicarakan tentang sumber-sumber yang bisa mereka manfaatkan. Dari diskusi disepakati untuk mengadakan pertemuan rutin antara
pengurus, anggota, masyarakat dan tokoh-tokoh dalam masyarakat setiap triwulan. Bertepatan dengan waktu penyetoran dan pengajuan pinjaman tiap bulan
yaitu setiap tanggal 15, dengan terlebih dahulu para pengurus menyebarkan undangan terutama kepada tokoh-tokoh masyarakat.
7.3.2. Penataan Manajemen UED-SP
Keberadaan suatu kelembagaan seperti UED-SP tidak terlepas dari harapan dari masyarakat untuk mendapat kehidupan yang lebih baik. Untuk
mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya pemb agian kerja yang jelas. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi tumpang tindih atau perangkapan tugas. Untuk itu
diperlukan adanya kerjasama baik dari pengurus, anggota maupun dari masyarakat itu sendiri.
Fenomena diatas sejalan dengan yang diungkapkan oleh Tonny dan Utomo 2004 bahwa kelembagaan usaha produktif skala kecil dan menengah
lemah dalam: 1 merancang rencana kerja yang luwes, 2 manajemen dan administrasi secara profesional, 3 mengoperasikan dan melaksanakan tugas -
tugas kelembagaan secara efektif, dan 4 melanjutkan pendanaan secara efisien dan mandiri.
Program ini sejalan dengan strategi penguatan kelembagaan UED -SP yaitu strategi W-O 2, peningkatan kemampuan manajerial pengurus, strategi W-T 2,
penataan manajemen UED-SP dan strategi W-T 3, mengusahakan aspek legalitas hukum bagi kelembagaan UED-SP. Program ini juga sejalan dengan
strategi pengembangan ekonomi lokal yaitu strategi W-O 3, pemanfaatan lembaga keuangan mikro yang ada di desa dan strategi W-O 4, penguatan
kelembagaan UED-SP. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka menata kembali
UED-SP adalah sebagai berikut : 1. Menyusun Job Discription agar fungsi dan tugas pengurus tidak tumpang
tindih sehingga pengurus mempunyai tugas yang jelas. Hal ini didasari dari kenyataan di kelembagaan UED -SP di Desa Koto Teluk, dimana fungsi dan
tugas ketua sering dijalankan oleh sekretaris karena kesibukan ketua yang berprofesi sebagai pedagang keliling yang kadang harus keluar daerah selama
kurang lebih tiga 3 bulan. Di samping itu para pengurus yang lain juga memiliki pekerjaan pribadi diluar kepengurusan. Untuk itu diperlukan adanya
penyegaran pengurus. Pengurus yang karena kesibukannya sehingga tidak mempunyai waktu bagi UED-SP, sudah sepantasnya untuk digantikan dengan
orang yang mempunyai kemampuan dan kesempatan dalam mengurus UED- SP.
2. Peningkatan KemampuanKapasitas Pengurus UED-SP. Keberlanjutan usaha simpan pinjam sangat di pengaruhi oleh faktor internal dan eksternal dari
kelembagaan itu sendiri. Salah satunya adalah berkaitan dengan pengetahuan pengurus tentang UED -SP, terutama dari segi manajemen. Untuk
meningkatkan pengetahuan pengurus tentang manajemen UED -SP secara profesional, serta meningkatkan ketrampilan pengurus dalam mengelola
kelembagaan UED-SP, dibutuhkan suatu pelatihan teknis agar kinerja UED- SP dapat meningkat pula. Pelatihan teknis ini disamping sangat berguna bagi
para pengurus lama, jika terjadi pergantian pengurus juga sangat bermanfaat bagi para pengurus UED-SP yang baru.
3. Menyusun Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga bagi program UED- SP. Hal ini bertujuan agar kelembagaan UED-SP dapat memperoleh legalitas
hukum berupa kelembagaan yang berbadan hukum. Adanya aspek legalitas hukum ini sangat diperlukan terutama dalam menjalin kerjasama dengan
kelembagaan yang sif atnya formal seperti bank, instansi-instansi pemerintahan
ataupun Badan Usaha Milik Negara BUMN yang mempunyai perhatian terhadap pemberdayaan masyarakat khususnya pengembangan ekonomi lokal.
4. Melakukan perencanaan yang partisipatif. Anggota dan masyarakat dilibatkan dalam perencanaan suatu kegiatan yang akan dilaksanakan oleh UED-SP. Hal
ini disamping untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab anggota dan masyarakat terhadap kegiatan, juga untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam memajukan kelembagaan UED-SP. 5. Adanya transparansi dalam pengelolaan UED-SP. Selama ini pelaporan
kegiatan rutin UED-SP hanya disampaikan kepada BPD saja karena belum jelasnya posisi UED -SP dalam struktur desa. Dengan adanya penataan
kembali manajemen UED -SP, diharapkan juga sistem pelaporan dan pengawasan UED-SP yang melibatkan masyarakat didalamnya.
7.3.3. Peningkatan Modal Usaha
Pertambahan modal usaha yang ada di UED-SP Desa Koto Teluk sepintas memang mengalami pertambahan tiap tahunnya. Akan tetapi pertumbuhan modal
itu masih sangat kecil dan tidak dapat memenuhi kebutuhan akan bantuan modal bagi para anggotanya. Kecilnya pertumbuhan modal ini disebabkan karena belum
adanya budaya menabung melalui UED-SP. Masyarakat lebih memilih menabung pada bank-bank yang ada, hal ini karena masyarakat belum mempunyai rasa
percaya kepada kelembagaan UED-SP, terutama dalam menjaga uang yang akan mereka simpan.
Program ini sejalan dengan strategi penguatan kelembagaan UED -SP yaitu strategi W-O 1, Peningkatan modal UED-SP yang bersumber baik dari dalam
maupun luar UED-SP, dan strategi S -T 2, Mengoptimalkan potensi-potensi lokal yang ada dalam masyarakat. Program ini juga sejalan dengan strategi
pengembangan ekonomi lokal yaitu strategi W-O 3, pemanfaatan lembaga keuangan mikro yang ada di desa dan strategi W-O 4, penguatan kelembagaan
UED-SP dan strategi W-T 1, Penguatan kerjasama antar stake holder yang terlibat dalam pengembangan ekonomi lokal.
Kegiatan yang dapat dilakukan guna meningkatkan modal usaha UED-SP adalah :