Perkembangan Modal Performa UED-SP 1. Perkembangan Anggota

d. Manajemen - Perencanaan Fungsi perencanaan belum dilakukan secara baik walaupun mekanis me pengambilan keputusan pada UED-SP di Desa Koto Teluk telah menggunakan pendekatan bottom-up. Para pengurus UED-SP lebih banyak menunggu adanya usulan dan masukan dari anggota ataupun dari pengurus RT, sedangkan anggota karena keterbatasan pengetahuan lebih mengandalkan para pengurus untuk membuat perencanaan. Kondisi ini menyebabkan akhirnya pengurus lebih banyak berperan dalam kegiatan perencanaan. - Pengorganisasian Struktur oranisasi UED-SP di Desa Koto Teluk yang mengGambarkan fungsi dan tanggung jawab masing -masing jabatan telah disusun sehingga dapat menjadi acuan bagi pengurus dalam melaksanakan tugasnya. Akan tetapi dalam pelaksanaannya sering terdapat perangkapan tugas, hal ini karena belum adanya job description yang jelas. Di samping itu kesib ukan Ketua UED-SP sering menyebabkan fungsi ketua diambil alih oleh sekretaris. Kurangnya sosialisasi kepada para anggota menyebabkan mereka tidak mengetahui tentang hak dan kewajiban anggota serta manfaat yang dapat mereka peroleh mela lui UED-SP. Kondisi ini pada akhirnya menyebabkan partisip asi anggota dalam kegiatan UED-SP menjadi rendah. - Pelaksanaan Pelayanan peminjaman yang mudah dan cepat dan hanya bermodalkan rasa percaya merupakan kekuatan dalam menjalankan kegiatan UED-SP, karena kondisi ini mendorong keinginan yang kuat dari masyarakat untuk menjadi anggota UED-SP. Pelayanan yang tidak maksimal terhadap anggota antara lain disebabkan oleh terbatasnya modal usaha, manajemen yang kurang tepat serta belum adanya kegiatan menabung melalui UED-SP. Belum adanya pembinaan ketrampilan dan pengetahuan kepada pengurus dalam meningkatkan kualitas kerja. Para anggotapun tidak dapatkan bimbingan dalam menjalankan usaha produktifnya yang berakibat adanya anggota yang menunggak pengembalian pinjaman. - Pengawas an. Belum jelasnya posisi lembaga UED-SP dalam Desa Koto Teluk, menyebabkan adanya kesimpangsiuran tentang mekanisme pelaporan serta pengawasan kegiatan UED -SP. Selama ini pelaporan hanya disampaikan kepada Badan Perwakilan Desa BPD. Dari wawancara dengan pengurus UED-SP, disebutkan bahwa Surat Keputusan tentang pengangkatan pengurus belum dikeluarkan oleh Kepala Desa, sehingga mereka merasa tidak perlu melaporkan kegiatan mereka kepada Kepala Desa. Anggota merasa tidak dilibatkan dalam pengawasan kegiatan UED-SP, karena pengurus dinilai tidak terbuka dalam pelaporan hal ini menyebabkan timbulnya kecurigaan diantara anggota yang dapat mempengaruhi partisipasi mereka dalam kegiatan. 2. Analisis Peluang dan Ancaman Eksternal UED -SP a Institusional Semakin banyaknya alternatif sumber dana sebagai akibat dari adanya kebijakan pemerintah yang semakin berpihak pada peningkatakan kesejahteraan masyarakat seperti adanya Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga UP2K ataupun dana pemberdayaan ekonomi yang dikucurkan kepada usaha-usaha kecil. Untuk pengembangan UED-SP dapat juga dengan memanfaatkan peluang keberadaan lembaga ekonomi lokal seperti bank, BPR, dan Koperasi, lembaga non keuangan lain BUMN dan instansi-instansi pemerintah melalui jaring kemitraan. Pola jaring kemitraan ini tidak hanya dalam bentuan permodalan saja akan tetapi juga bantuan teknis seperti pelatihan-pelatihan baik pelatihan manajemen UED-SP, tetapi juga pelatihan guna meningkatkan ketrampilan masyarakat dalam melaksanakan usaha ekonomis produktif. Adanya overlapping tumpang tindih dengan banyaknya program pemberdayaan yang diturunkan di masyarakat tanpa adanya koordinasi yang yang jelas, baik dengan tokoh-tokoh informal dan formal yang ada di masyarakat, maaupun koordinasi antara program pemberdayaan itu sendiri. Hal ini menyebabkan tumbuhnya mental ketergantungan pada masyarakat yang bertentangan dengan prinsip pemberdayaan, yaitu menumbuhkan sikap kemandirian. Dipihak lain ancaman terhadap pengembangan UED-SP selain