Perkembangan Kegiatan Performa UED-SP 1. Perkembangan Anggota
- Pengawas an. Belum jelasnya posisi lembaga UED-SP dalam Desa Koto Teluk,
menyebabkan adanya kesimpangsiuran tentang mekanisme pelaporan serta pengawasan kegiatan UED -SP. Selama ini pelaporan hanya disampaikan
kepada Badan Perwakilan Desa BPD. Dari wawancara dengan pengurus UED-SP, disebutkan bahwa Surat Keputusan tentang pengangkatan pengurus
belum dikeluarkan oleh Kepala Desa, sehingga mereka merasa tidak perlu melaporkan kegiatan mereka kepada Kepala Desa. Anggota merasa tidak
dilibatkan dalam pengawasan kegiatan UED-SP, karena pengurus dinilai tidak terbuka dalam pelaporan hal ini menyebabkan timbulnya kecurigaan diantara
anggota yang dapat mempengaruhi partisipasi mereka dalam kegiatan. 2. Analisis Peluang dan Ancaman Eksternal UED -SP
a Institusional Semakin banyaknya alternatif sumber dana sebagai akibat dari adanya
kebijakan pemerintah yang semakin berpihak pada peningkatakan kesejahteraan masyarakat seperti adanya Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga UP2K
ataupun dana pemberdayaan ekonomi yang dikucurkan kepada usaha-usaha kecil. Untuk pengembangan UED-SP dapat juga dengan memanfaatkan peluang
keberadaan lembaga ekonomi lokal seperti bank, BPR, dan Koperasi, lembaga non keuangan lain BUMN dan instansi-instansi pemerintah melalui jaring
kemitraan. Pola jaring kemitraan ini tidak hanya dalam bentuan permodalan saja akan tetapi juga bantuan teknis seperti pelatihan-pelatihan baik pelatihan
manajemen UED-SP, tetapi juga pelatihan guna meningkatkan ketrampilan masyarakat dalam melaksanakan usaha ekonomis produktif.
Adanya overlapping tumpang tindih dengan banyaknya program pemberdayaan yang diturunkan di masyarakat tanpa adanya koordinasi yang yang
jelas, baik dengan tokoh-tokoh informal dan formal yang ada di masyarakat, maaupun koordinasi antara program pemberdayaan itu sendiri. Hal ini
menyebabkan tumbuhnya mental ketergantungan pada masyarakat yang bertentangan dengan prinsip pemberdayaan, yaitu menumbuhkan sikap
kemandirian. Dipihak lain ancaman terhadap pengembangan UED-SP selain
berasal dari kelompok simpan pinjam lain dalam komunitas juga keberadaan para rentenir dan adanya “julo -julo tembak” yang pada prakteknya mirip dengan sistem
ijon. b Sosial Budaya
Jumlah penduduk yang cukup banyak dan aktivitas ekonomi yang tinggi dari masyarakat merupakan potensi pengembangan kegiatan simpan pinjam
maupun pengembangan ekonomi lokal. Sifat masyarakat yang terbuka dan kegotongroyongan yang berkembang dapat memudahkan UED-SP dalam
menjalin kerjasama baik dengan masyarakat maupun dengan instansi terkait. Selain itu adanya dukungan dari para tokoh masyarakat dan tokoh adat pada
kegiatan UED-SP membuat peluang mengembangkan UED-SP menjadi sangat terbuka.
Perkembangan arus informasi dan komunikasi yang sangat pesat dapat mengakibatkan bergesernya pola pikir dan gaya hidup masyarakat dari tradisional
menjadi gaya hidup modern yang sangat individualis. Ini dikhawatirkan dapat mempengaruhi nilai kegotongroyongan dan saling tolong masyarakat desa. Pola
hidup konsumerisme yang berlebihan dapat menyebabkan anggota memanfaatkan pinjaman dari UED-SP bukan untuk kepentingan ekonomis produktif melainkan
untuk kegiatan yang konsumtif semata.