Peningkatan Ketrampilan Usaha Ekonomis Produktif Anggota

VIII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

8.1. Kesimpulan

Dari hasil kajian tentang Penguatan Kelembagaan Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam yang telah dilakukan di Desa Koto Teluk, dapat ditarik beberapa kesimpulan untuk menjawab tujuan kajian tersebut, sebagai berikut : Pemetaan sosial yang telah dilakukan menunjukkan bahwa Desa Koto Teluk memiliki potensi sumberdaya alam, sumber daya manusia dan kelembagaan yang dapat dimanfaatkan dalam mengembangkan ekonomi lokal. Sumber daya alam tersebut dapat berupa lahan sawah tadah hujan, lahan rawa dan sumberdaya sungai. Sumber daya manusia yang ada di Desa Koto Teluk masih tergolong rendah, jika dirinci menurut pendidikan yang ditamatkan. Jumlah angkatan tenaga kerja yang menamatkan Sekolah Dasar adalah sebesar 40,27 persen atau sejumlah 323 orang. Dalam konteks kelembagaan, terdapat kelembagaan -kelembagaan yang berhubungan langsung dengan pengembangan ekonomi lokal seperti kelembagaan UP2K dan UED-SP, maupun kelembagaan lain yang tidak berhubungan langsung dengan pengemban gan ekonomi lokal seperti kelembagaan adat dan kepemudaan. Keberadaan UED-SP di Desa Koto Teluk yang bertujuan untuk membuka akses masyarakat terhadap modal dalam pengembangan usaha belum sepenuhnya optimal. Keterbatasan yang dimiliki oleh UED-SP terutama dalam pelayanan kredit bagi masyarakat disebabkan adanya keterbatasan kapasitas pengurus dalam mengelola UED-SP, juga karena rendahnya partisipasi anggota UED-SP. Kondisi ini menyebabkan kinerja lembaga UED-SP belum menunjukkan hasil yang optimal guna memanfaatkan potensi dan sumber daya dalam rangka pengembangan ekonomi lokal. Rendahnya partisipasi anggota dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan mereka akan norma yang berlaku di UED-SP. Masih adanya tunggakan serta pemanfaatan bantuan modal untuk kegiatan konsumtif, mengidentifikasikan bahwa pengetahuan masyarakat tentang mekanisme perguliran dana UED-SP masih rendah. Selain rendahnya pengetahuan tentang norma UED-SP, pengetahuan dan ketrampilan anggota terutama dalam pengembangan usaha ekonomis produktif dirasakan masih kurang. Hal ini menyebabkan bidang peternakan dan kerajinan yang mempunyai potensi yang cukup besar belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Dari aspek keorganisasian, dalam rangka penguatan kelembagaan UED-SP guna pengembangan ekonomi lokal, UED-SP mengalami permasalahan yaitu: 1 keterbatasan waktu para pengurus UED-SP yang mempunyai kesibukan masing- masing , 2 manajemen kelembagaan belum optimal, 3 modal usaha yang masih terbatas, 4 belum adanya pembagian tugas yang jelas. Dengan permasalahan tersebut, UED -SP sebagai lembaga ekonomi lokal belum mampu menjadi lembaga yang mandiri baik dalam menentukan nasib sendiri maupun dalam pengembangan kelembagaan. Permasalahan yang dialami oleh UED-SP berpengaruh pada performa kelembagaan ini. Perkembangan modal usaha yang lambat menyebabkan lembaga tidak mampu menyediakan pinjaman modal bagi para anggota terutama dalam pengembangan sektor peternakan dan kerajinan. Usaha untuk menambah modal baik yang berasal dari anggota maupun dari Dinas Koperasi mengalami hambatan. Masyarakat belum terbiasa untuk menabung di kelembagaan UED-SP, sedangkan proposal untuk mengajukan tambahan modal kepada Dinas Koperasi terganjal masalah lembaga hukum bagi UED-SP. Untuk mengatasi permasalah tersebut serta dalam merumuskan strategi dan program penguatan kelembagaan UED-SP dalam pengembangan ekonomi lokal, dilakukan analisis faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi keberadaan UED-SP dan pengembangan ekonomi lokal. Penentuan faktor-faktor tersebut dilakukan secara partisipatif bersama masyarakat melalui diskusi kelompok terfokus. Dari hasil analisis tersebut ditentukan strategi dan program penguatan kelembagaan UED-SP guna mengembangkan ekonomi lokal yang dilaksanakan di Desa Koto Teluk adalah seb agai berikut: 1. Penguatan Norma Lembaga UED-SP Kepada Masyarakat, melalui : a. Mersiapkan bahan sosialisasi b. Mengadakan sosialisasi kepada masyarakat c. Mengadakan Pertemuan rutin antar anggota, pengurus dan masyarakat 2. Penataan Manajemen UED-SP, melalui: a. Menyusun Job Discription b. Mengadakan pelatihan guna meningkatkan KemampuanKapasitas Pengurus UED-SP c. Menyusun Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga bagi program UED-SP d. Melakukan perencanaan kegiatan yang partisipatif e. Mengadakan pertanggungjawaban pengelolaan 3. Peningkatan Modal Usaha, melalui: a. Menggalakkan kegiatan menabung b. Memberlakukan simpanan wajib c. Menjalin kemitraan dengan lembaga keuangan lain baik formal seperti bank ataupun swasta, BUMN dan instansi pemerintah. 4. Peningkatan Ketrampilan Usaha Ekonomis Produktif Anggota, melalui: a. Menjalin kerjasama dengan instansi teknis b. Pelatihan usaha ekonomis produktif bagi anggota dan masyarakat

8.2 Rekomendasi

Agar strategi dan program penguatan kelembagaan UED -SP dalam pengembangan ekonomi lokal dapat berjalan dengan baik, maka perlu adanya rekomendasi. Rekomendasi tersebut meliputi: 1. Pengurus Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam Keberadaan pengurus yang ditunjuk oleh masyarakat tentunya didasari oleh adanya harapan bahwa kepengurusan tersebut dapat mengembangkan Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam kearah yang lebih baik. a. Peningkatkan kemampuan para pengurus dengan mengikuti pelatihan - pelatihan yang dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam mengembangkan Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam. b. Pengurus Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam diharapkan mampu menjalin kerjasama dengan pihak perbankan dan lembaga ekonomi lainnya dalam upaya meningkatkan permodalan dan pengembangan Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam. c. Pengurus Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam diharapkan mampu bekerja sama dengan tokoh masyarakat, tokoh agama ataupun tokoh adat dalam mensosialisasi program Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam, terutama tentang nilai dan norma yang ada di Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam. 2. Pihak Pemerintahah Desa a. Aparat desa hendaknya mendukung program pengembangan Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam, dukungan ini bisa diberikan bukan hanya pada saat ini tetapi juga dalam jangka panjang, seperti memberikan kemudahan dalam membentuk jaringan kerja pada lembaga Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam maupun anggotanya dengan para pelaku usaha bisnis lainnya seperti peternak dan pedagang besar yang ada di wilayah Desa Koto Teluk dan Kecamatan Hamparan Rawang. b. Aparat desa hendaknya bisa bekerjasama dengan pengurus Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam dalam hal mengakses informasi dan peluang pengembangan Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam yang berpotensi pada pengembangan ekonomi lokal di Desa Koto Teluk. c. Pemerintah desa perlu untuk menetapkan peraturan desa tentang status dan kedudukan Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam dalam desa, sehingga keberadaannya dapat diketahui dan dipahami oleh masyarakat. 3. Pihak Pemerintahan Kecamatan Pihak kecamatan hendaknya bisa bekerjasama dengan pengurus Ekonomi Desa Simpan Pinjam dalam jangka pengembangan jaringan dan memberikan peluang bagi Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam untuk membentuk jaringan kerjasama dengan pihak swasta yang ada di Kecamatan Hamparan Rawang. 4. Pihak Pemerintahan Kabupaten Perlu adanya kebijakan pemerintah daerah dalam upaya mendorong pembentukan dan pelaksanaan jaringan kerjasama bisnis baik secara formal ataupun informal yang mampu mendorong berkembangnya ekonomi lokal di Kabupaten Kerinci. Dalam pengembangan kelembagaan Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam di Desa Koto Teluk diharapkan adanya bantuan jasa teknis dalam pengelolaan usaha melalui dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Kerinci melalui pelatihan teknis dan pembimbingan usaha. 5. Lembaga Keuangan . Pihak perbankan dan lembaga ekonomi lainnya diharapkan mempunyai komitmen terhadap pengembangan eknomi lokal yang ada di daerah. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan akses masyarakat terhadap modal. Kerjasama berupa bantuan modal dengan bantuan modal dengan prosedur administrasi dan bunga yang lunak juga pembinaan atau pendampingan manajemen simpan pinjam.