Kerangka Pemikiran Strategi Integrasi Pengembangan Perikanan Tangkap dan Perikanan Budidaya (Studi Kasus di Teluk Lampung )

Gambar 4. Diagram alir perumusan masalah penelitian Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan bahwa secara khusus, permasalahan pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya dirumuskan sebagai berikut: 1 Bagaimana kesesuaian lahan pada wilayah pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya? 2 Bagaimana perumusan cara pemilihan komoditas potensial ataupun unggulan perikanan tangkap dan perikanan budidaya, serta kelayakan usahanya?; 3 Bagaimana perumusan cara pemilihan teknologi penangkapan 4 Bagaimanakah perumusan penyusunan strategi pengembangan dan kelembagaan perikanan tangkap dan perikanan budidaya?; 5 Bagaimanakah kajian tersebut direkayasa dalam sebuah model Sistem Penunjang Keputusan yang mendukung rekomendasi, pengkajian ulang dan penerapan lain terkait dengan perubahan situasional?

1.3 Kerangka Pemikiran

Prospek pengembangan bidang perikanan di Indonesia cukup baik, mengingat sebagian besar wilayah Indonesia didominasi oleh laut dengan segala kekayaan yang terkandung di dalamnya. Produksi perikanan laut dari hasil penangkapan tidak mungkin terus menerus diandalkan, mengingat intensifnya tingkat pemanfaatan, kemampuan pertumbuhan alami populasi ikan dan makin menurunnya kualitas sumberdaya alam. Upaya lain yang dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan produksi perikanan laut yaitu melalui kegiatan usaha budidaya. Selama ini perkembangan budidaya laut di Indonesia selalu dihadapkan pada masalah antara lain: usaha yang masih tradisional, belum adanya pola kemitraan yang saling menguntungkan benturan dengan kepentingan usaha lain serta sulitnya ketersediaan benih dan input produksi lainnya yang berkualitas dan kontinyu. Di samping itu, terjadinya penurunan mutu lingkungan budidaya pada kawasan pengembangan budidaya laut akibat kegiatan lain disekitar kawasan dan limbah dari kegiatan budidaya itu sendiri telah meningkatkan kematian dan menurunya pertumbuhan ikan. Untuk itu pengembangan kegiatan budidaya laut perlu dikembangkan atas pertimbangan ilmiah secara modern dan terpadu mulai dari proses hulu sampai hilir dalam suatu kawasan budidaya laut. Perikanan tangkap, terutama secara tradisional telah sejak lama dikembangkan. Perikanan tangkap dengan alat-alat modern telah dikembangkan sejak 30 tahun yang lalu. Potensi lestari perikanan Indonesia diperkirakan sebesar 6,4 juta ton per tahun Komnas Kajiskan dalam Nurhakim, 2007. Di beberapa perairan Indonesia, perikanan tangkap telah mencapai titik jenuh dan secara umum produksi perikanan tangkap sudah sulit dikembangkan. Perikanan budidaya merupakan tumpuan harapan dalam pengembangan perikanan Indonesia di masa mendatang. Untuk itu perlunya strategi integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya sebagai satu alternatif dalam mewujudkan perikanan tangkap yang berkelanjutan. Dalam melaksanakan integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya harus didahului dan memperhatikan potensi SDI, hasil survei areal yang potensial untuk menentukan lokasi yang tepat sebagai kawasan integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya dengan mempertimbangkan faktor pendukung lainnya, seperti ketersediaan prasarana, kondisi sosial ekonomi masyarakat, pelayanan perbankan, kepastian hukum dan RUTRD di daerah. Pusat-pusat pengembangan yang akan dijadikan titik awal integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya, karena potensial dan posisinya yang sangat strategis untuk memacu integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya di kawasan pengembangan sekitarnya. Pemilihan jenis komoditas ditetapkan dengan mengikuti permintaan pasar dan kesiapan teknologinya. Integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya dapat dilakukan dengan menggunakan strategi yang tidak hanya sekedar memecahkan berbagai permasalahan tetapi juga mampu menimbulkan peluang dan insentif bagi pembangunan yang sedang dilakukan, terutama untuk mengatasi berbagai permasalahan nasional yang sedang dihadapi seperti devisa dan ketenagakerjaaan.

1.4 Tujuan Penelitian