Sistem pakar Teori Sistem .1 Pengertian sistem

Keen dan Morton 1978 dalam Marimin 2004, menyatakan bahwa aplikasi Sistem Penunjang Keputusan akan bermanfaat bila terdapat kondisi sebagai berikut: 1 Data sangat banyak sehingga sulit untuk memanfaatkannya. 2 Waktu untuk menentukan hasil akhir atau mencapai keputusan terbatas. 3 Diperlukan manipulasi dan komputasi dalam proses pencapaian tujuan. 4 Perlunya penentuan masalah, pengembangan alternatif dan pemilihan solusi berdasarkan akal sehat.

2.4.4. Sistem pakar

Menurut Oxman 1985 dalam Marimin 2005, sistem pakar Expert System merupakan perangkat lunak komputer yang menggunakan pengetahuan aturan-aturan tentang sifat dan unsur suatu masalah, fakta, dan teknik inferensi untuk memecahkan masalah yang biasanya membutuhkan kemampuan seorang ahlipraktisi. System pakar menggunakan informasi faktual dan observasi yang didasarkan atas pengalaman dan intuisi ahli agar sistem pakar dapat bernalar seperti manusia. Sistem pakar tidak memiliki solusi algoritma yang praktis. Seringkali keputusan dibuat berdasarkan informasi yang tidak lengkap berdasarkan pendapat dan intuisi, spekulatif, tidak pasti, dan kabur fuzzy. Menurut Marimin 2005, pengetahuan yang digunakan dalam sistem pakar terdiri dari kaidah-kaidah rules atau informasi dari pengalaman tentang tingkah laku suatu unsur dari suatu gugus persoalan. Kaidah-kaidah biasanya memberikan deskripsi tentang kondisi yang diikuti oleh akibat dari prasyarat tersebut. Sistem pakar dapat memberikan saran, kesimpulan, dan penjelasan untuk menyelesaikan persoalan tertentu. Sistim pakar terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian pengembangan dan konsultasi. Bagian pengembangan sistem pakar digunakan oleh penyusunnya untuk memasukan pengetahuan dasar ke dalam lingkungan sistem informasi. Sedangkan bagian konsultasi digunakan untuk mendapatkan pengetahuan ahli serta saran, nasehat ataupun justifikasi Marimin, 2005. Sistem pakar terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian pengembangan Marimin 2005 melanjutkan, bahwa pada prinsipnya sistem pakar tersusun dari beberapa komponen yang mencakup: 1 fasilitas akuisisi pengetahuan 2 sistem berbasis pengetahuan knowledge based system 3 mesin inferensi Inference Engine 4 fasiltas untuk penjelasan dan justifikasi 5 penghubung antara pengguna dengan sistem pakar User interface Tiap bagian mempunyai hubungan yang erat dengan bagian lainnya. Keterkaitan antar komponen-komponen tersebut disajikan pada Gambar 8. Bagian terpenting dari Sistem Pakar adalah mekanisme inferensi yang berfungsi untuk memanipulasi dan mengarahkan fakta, kaidah dan model yang disimpan dalam sistem berbasis pengetahuan dalam rangka mencapai solusi atau kesimpulan. Mekanisme inferensi terdiri dua strategi, yaitu 1 strategi penalaran dan 2 strategi pengendalian. Strategi penalaran dikelompokan lagi menjadi strategi penalaran pasti Exact Reasoning Mechanism dan strategi penalaran tidak pasti Inexact Reasoning Mechanism. Gambar 8. Struktur dasar sistem pakar Marimin, 2005. AHLI Pengguna Penghubu ng Akuisisi ilmu pengetahuan Sistem berbasis pengetahuan Dangkal Mendalam Statis Dinamis Mekanisme Inferensi Strategi Penalaran Strategi Pengendalian - Fakta - Aturan - Model - Fakta - Aturan - Model - Fakta - Aturan - Model Fasilitas penjelasan - Nasehat - Justifikasi - Konsultasi Menurut Marimin 2005, strategi penalaran pasti meliputi modus ponens dan modus tollens dan beberapa teknik resolusi. Kaidah modus ponens dapat digambarkan sebagai berikut: Dari penggambaran tersebut di atas dapat diartikan apabila ada kaidah jika A maka B dan diketahui bahwa A benar,maka dapat diambil kesimpulan yang sah bahwa B adalah benar. Kaidah modus tollens pada prinsipnya merupakan kebalikan dari kaidah modus ponens, dan dapat digambarkan sebagai berikut: Dari penggambaran tersebut di atas dapat diartikan apabila ada kaidah jika A maka B dan diketahui bahwa B adalah salah,maka dapat disimpulkan bahwa A salah. Strategi pengendalian yang sering digunakan dalam Sistem Pakar terdiri dari mata rantai ke depan Forward Chaining, mata rantai ke belakang Backward Chaining, dan gabungan dari kedua teknik pengendalian tersebut. Ketiga teknik strategi pengendalian tersebut digunakan untuk melakukan pencarian dan pembuktian bahwa suatu solusi dari suatu persoalan ada atau benar. Teknik mata rantai ke belakang melacak suatu kesimpulan sementara atau akhir yang kemudian dilacak melalui fakta-fakta pendukung dan kaidah-kaidah yang ada, serta untuk mendapatkan variabel pembentuk kesimpulan. Sedangkan pada teknik mata rantai ke depan, kesimpulan suatu kasus dibangun berdasarkan fakta-fakta yang telah diketahui. Dengan struktur dasar seperti telah dijelaskan di atas, Marimin 2005 berpendapat bahwa sistem pakar merupakan salah satu alternatif terbaik untuk menyelesaikan persoalan dengan menggunakan komputer yang didukung oleh teknik kecerdasan buatan Artificial Intelligence, terutama untuk pemecahan A B A B A B not B not A persoalan yang kompleks dan belum memiliki algoritme. Dalam penerapannya, sistem pakar dapat digunakan untuk memecahkan persoalan yang bersifat analitis interprestasi dan diagnostik, sintesis, dan integrasi yang sesuai dengan konsep sistem informasi dengan penerapan data dasar modelisasi konseptual, konsepsi fisik, restrukturisasi data dan administrasi dokumen.

2.5. Penelitian Terdahulu