Sub model pemilihan Pengembangan Sistem Integrasi Pengembangan Perikanan Tangkap dan Perikanan Budidaya

pemanfaatannya untuk kebutuhan masa yang akan datang akan tercapai sinergi antar berbagai jenis kegiatan pengelolaan SDA, dengan fungsi lokasi, kualitas lingkungan, dan estetika wilayah. Menurut Djakapermana dan Djumantri 2002, pemanfaatan ruang wilayah yang berbasis mengoptimasikan pemanfaatan SDA, buatan dan lingkungan mempunyai tujuan agar terjadi pengembangan wilayah yang terus berlanjut secara berkesinambungan. Sumber daya lahan perikanan budidaya yang masih sangat luas dan belum sepenuhnya dimanfaatkan, sudah seharusnya dapat dijadikan modal dasar, di samping perlu perumusan strategi yang jitu terhadap setiap aspek yang mempengaruhi usaha perikanan budidaya, untuk terus dibangun dan dikembangkan, utamanya guna membangun daya saing dalam menghadapi era pasar global dan industrialisasi, serta tuntutan pengelolaan sumberdaya perikanan yang lebih bertanggung jawab. Untuk itu, pengembangan perikanan budidaya ke depan harus mampu mendayagunakan besarnya potensi sumberdaya lahan budidaya untuk dapat mendorong dan menghidupkan kegiatan produksi yang berkelanjutan dan berbasis ekonomi rakyat, mendorong dan meningkatkan perolehan devisa negara dari aktivitas ekspor hasil perikanan budidaya, serta mempercepat pembangunan ekonomi masyarakat di pedesaan. Terkait dengan proses desentralisasi ekonomi, perlu mempersiapkan dan melaksanakan strategi pembangunan perikanan budidaya yang mampu menggerakkan masyarakat pembudidaya ikan di seluruh daerah, agar secara serempak mampu menjadikan potensi sumber daya lahan yang ada menjadi kegiatan ekonomi yang bertumbuh dan didukung dengan upaya penumbuhan prakarsa dan jiwa wirausaha, serta peningkatan kemampuan berusaha di kalangan masyarakat pembudidaya ikan di daerah.

5.4.3 Sub model pemilihan

Sejak diberlakukannya UU No. 32 tahun 2004 mengenai Pemerintahan Daerah, setiap daerah semakin dituntut kemampuannya untuk mengidentifikasi potensi dan nilai ekonomi yang dimiliki, serta mampu mengelola sumber daya perikanan dan kelautan secara tepat dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Keragamanan kondisi tiap daerah dalam hal sosio kultural tiap masyarakat, kuantitas dan mutu masyarakat, sarana dan prasarana, iklim, serta heterogenitas ketersediaan SDA menyebabkan pengembangan perikanan tidak dapat dilakukan secara terpusat. Implikasi dari kondisi tersebut adalah bahwa setiap daerah seharusnya mengembangkan komoditas perikanan sesuai dengan kondisi dan potensi yang dimilikinya. Keragaman kondisi biofisik wilayah laut yang begitu tinggi berimplikasi kepada kesesuaian untuk budidaya komoditas perikanan berbeda dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Oleh karena itu pembangunan perikanan tangkap berbasis budidaya tidak mungkin dilakukan seragam. Akan lebih tepat dan benar bila pembangunan perikanan tangkap berbasis budidaya berdasarkan kepada pendekatan wilayah sesuai dengan alat tangkap dan komoditas unggulan yang dapat dikembangkan di wilayah yang bersangkutan. 1 Teknologi Penangkapan Ikan Pengembangan teknologi penangkapan ikan yang sesuai dengan alat tangkap terpilih dari proses pemilihan alat tangkap ideal yang dilakukan yaitu alat tangkap bubu Tabel 35. Peranan teknologi penangkapan sangat menentukan keberhasilan dalam memperoleh hasil tangkapan dengan kualitas ikan yang baik. Teknologi penangkapan dari berbagai alat tangkap yang digunakan haruslah sudah dipertimbangkan bahwa disain dan konstruksi alat tangkap telah memenuhi persyaratan sebagai alat tangkap yang ramah terhadap lingkungan, sehingga kelestarian sumber daya akan tetap terpelihara dengan baik. Sehingga hal penting berikutnya yang perlu diperhatikan dalam perencanaan pengembangan perikanan tangkap adalah alat tangkap yang relevan dengan komoditas unggulan dan kondisi wilayah. Pola pemilihan dan pembinaan teknologi penangkapan ikan yang menyesuaikan dengan komoditas potensial, yaitu bubu yang merupakan alat tangkap terpilih dengan bobot tinggi, hal ini sesuai dengan jenis komoditas unggulan perikanan tangkap yang akan dikembangkan atau dibudidayakan yaitu ikan kerapu. 2 Komoditas Potensial Implementasi sub model pemilihan komoditas potensial diperlukan agar pengembangan dapat difokuskan pada komoditas potensialnya, sehingga dapat direncanakan jenis budidaya laut yang tepat bagi komoditas tersebut dan menghasilkan produk unggulan yang bersifat kompetitif dan strategis, artinya selain memberikan peningkatan nilai tambah added value, juga memberikan nilai manfaat benefit added sebesar-besarnya. Komoditas potensial perikanan tangkap berbasis budidaya berdasarkan kriteria yang disusun untuk pemilihan komoditas potensial adalah ikan kerapu. Ikan kerapu mendapatkan bobot tinggi, hal ini berarti jenis ikan tersebut dapat dijadikan komoditas unggulan perikanan tangkap berbasis budidaya di Lampung Selatan Tabel 37. Pengembangan komoditas potensial ditetapkan untuk lebih memacu kegiatan budidaya komoditas yang memiliki kriteria: bernilai ekonomis tinggi, teknologi budidaya yang dapat diterapkan telah tersedia, permintaan luar negeri dan lokal tinggi, serta dapat dibudidayakan dan dikembangkan secara massal.

5.4.4 Sub model kelayakan