Sub model kelayakan Pengembangan Sistem Integrasi Pengembangan Perikanan Tangkap dan Perikanan Budidaya

Komoditas potensial perikanan tangkap berbasis budidaya berdasarkan kriteria yang disusun untuk pemilihan komoditas potensial adalah ikan kerapu. Ikan kerapu mendapatkan bobot tinggi, hal ini berarti jenis ikan tersebut dapat dijadikan komoditas unggulan perikanan tangkap berbasis budidaya di Lampung Selatan Tabel 37. Pengembangan komoditas potensial ditetapkan untuk lebih memacu kegiatan budidaya komoditas yang memiliki kriteria: bernilai ekonomis tinggi, teknologi budidaya yang dapat diterapkan telah tersedia, permintaan luar negeri dan lokal tinggi, serta dapat dibudidayakan dan dikembangkan secara massal.

5.4.4 Sub model kelayakan

Hasil analisis kelayakan finansial finansial menunjukkan bahwa usaha perikanan tangkap berbasis budidaya memberikan prospek kelayakan finansial. Hasil ini penting diketahui oleh investor dan lembaga keuangan sebagai penyedia modal yang selama ini mempersepsikan bisnis perikanan sebagai bisnis dengan resiko tinggi. Pengembangan usaha ditetapkan sebagai pendekatan kebijakan dengan maksud agar seluruh usaha perikanan budidaya yang dilakukan oleh masyarakat pembudidaya ikan secara konsisten menggunakan prinsip-prinsip bisnis yang profesional, sehingga setiap usaha perikanan budidaya akan menguntungkan, dapat berdaya saing dan berkelanjutan. Di samping itu, melalui pendekatan pengembangan usaha juga diharapkan dapat terbangun suatu kemitraan usaha yang saling menguntungkan, saling memperkuat dan saling menghidupi. Oleh karena itu, antar pelaku usaha perikanan budidaya sangat diharapkan terjadinya saling berbagi peluang usaha win-win opportunity untuk membangun dan mengembangkan daya saing melalui peningkatan produktivitas dan efisiensi usaha. Sebaliknya, dalam pengembangan usaha perikanan budidaya sangat dihindari munculnya gejala untuk menang sendiri dan saling menghancurkan. Dalam kaitan itu, maka pendekatan pengembangan usaha perikanan budidaya akan dilakukan melalui 3 pola pengembangan, yaitu: 1 pola swadaya, 2 pola unit pelayanan pengembangan UPP, dan 3 pola kemitraan inti-plasma. Pola swadaya diarahkan bagi masyarakat pembudidaya yang secara mandiri memiliki kemampuan teknis dan permodalan untuk membangun dan mengembangkan kawasan usaha perikanan budidaya. Bagi masyarakat pembudidaya ikan yang termasuk dalam kategori pola swadaya ini, maka diharapkan untuk dapat membangun kerjasama kemitraan antar pembudidaya sejenis guna memperkuat daya saingnya. Pola UPP dikembangkan dalam rangka membantu masyarakat pembudidaya ikan skala kecil agar memiliki kemampuan teknis dan permodalan, sehingga dapat meningkatkan daya saingnya. Dalam kaitan itu, maka bagi masyarakat pembudidaya ikan skala kecil diarahkan untuk dapat bergabung dalam wadah kelompok pembudidaya ikan POKDAKAN. Sebagai wadah pembinaan dan pelayanan pengembangan usaha POKDAKAN, maka pada setiap kabupaten atau kota agar dibentuk UPP perikanan budidaya. Pola kemitraan inti plasma diarahkan bagi usaha pembudidayaan ikan skala besar yang mengembangkan kawasan usaha perikanan budidaya dengan luas hamparan atau volume usahaPola kemitraan inti plasma ini dimaksudkan untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif melalui hubungan yang saling ketergantungan dan saling menguntungkan antara inti dan plasma. Dengan demikian, usaha perikanan budidaya skala besar akan mendapat dukungan dari usaha perikanan budidaya skala rakyat dalam kemitraan usaha yang saling menguntungkan, saling memperkuat dan saling menghidupi.

5.4.5 Sub model strategi