Identifikasi sistem Pendekatan Sistem

kepentingan antar pelaku dalam sistem diharapkan akan mengoptimalkan pencapaian tujuan dari integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya, yaitu pemanfaatan secara optimal sumber daya untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi para pelaku, seperti peningkatan daya saing, keuntungan usaha, pendapatan daerah, lapangan kerja, dan konsumsi ikan. Permasalahan yang paling mendasar dalam integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya adalah menjaga kontinuitas bahan baku, dalam hal ini jenis, volume, dan mutu ikan hasil tangkapan dan hasil budidaya. Volume hasil tangkapan berfluktuatif dengan mutu yang juga tidak konsisten, sementara budidaya selalu menginginkan kapasitas produksinya konstan dengan mutu yang prima, sehingga diperoleh harga jual yang tinggi. Kurangnya kemampuan SDM dalam mengadopsi teknologi budidaya ikan menyebabkan produk mempunyai nilai tambah relatif kecil dengan pangsa pasar yang relatif terbatas di pasar domestik. Sementara itu, kemampuan penanganan produk sesuai dengan standar mutu internasional juga masih rendah. Hal ini sering memperlemah daya saing produk di pasar internasional. Keterbatasan mutu SDM juga memperlemah proses manajerial untuk mengelola usaha secara profesional, sehingga memperlemah kemampuan untuk mengakses modal untuk pengembangan usaha. Hal lain yan terkait adalah lemahnya kemampuan mempresentasikan potensi bisnis perikanan budidaya di hadapan investor atau pemodal untuk menghilangkan persepsi bahwa bisnis perikanan budidaya beresiko tinggi. Kurangnya dukungan yang memadai dalam penyediaan infrastruktur untuk integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya, salah satu penyebabnya adalah kurangnya koordinasi dan kerjasama antar pelaku, sehingga akan memperlemah struktur perikanan budidaya.

3.5.3 Identifikasi sistem

Identifikasi sistem merupakan suatu rantai hubungan antara pernyataan- pernyataan kebutuhan komponen aktor atau pelaku dalam sistem dengan permasalahan-permasalahan yang telah diformulasikan. Identifikasi sistem dapat digambarkan dalam bentuk diagram sebab akibat dan diagram input-output. Dalam diagram sebab akibat digambarkan hubungan antar komponen sistem yang terkait Gambar 10. Melalui diagram sebab akibat sebagai suatu tahapan dala konsepsualisasi sistem integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya dapat ditunjukkan prediksi dan hipotesis tentang dinamika dan perilaku sistem. Gambar 10. Diagram lingkar sebab akibat sistem pengembangan perikanan tangkap berbasis budidaya. Tujuan integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya dapat dicapai dengan meningkatkan kualitas SDM, permodalan, teknologi, sarana dan prasarana dan potensi perikanan budidaya yang berkesinambungan. Sebaliknya, berkembangnya perikanan budidaya laut akan memberi manfaat balik untuk pemenuhan kebutuhan para pelaku, baik pelaku usaha budidaya laut, maupun pemerintah. Kendala-kendala yang menyertai dalam proses tersebut harus dipecah secara menyeluruh. Alternatif pemecahan masalah dalam integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya diantaranya wilayah mampu mengidentifikasi secara baik potensi yang dimiliki dan mampu membuat prioritas dalam pencapaian tujuan. Penetapan sistem integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya sebagai suatu sistem tertutup memberikan fasilitas adanya mekanisme pengendalian atau kontrol terhadap timbulnya suatu output sistem yang tidak dikehendaki. Visualisasi diagram input-output sistem integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya disajikan pada Gambar 11. Gambar 11. Diagram input-output sistem integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya. SISTEM INTEGRASI PENGEMBANGAN PERIKANAN TANGKAP DAN PERIKANAN BUDIDAYA MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DAN PERIKANAN BUDIDAYA Diagram input-output menggambarkan masukan input dan luaran output dari model yang dikembangkan. Input terdiri dari dua golongan, yaitu yang berasal dari luar sistem eksogen atau input eksternal dan overt input yang berasal dari dalam sistem endogen atau input internal. Input eksternal merupakan masukan yang mempengaruhi sistem, akan tetapi tidak dipengaruhi oleh sistem. Dalam sistem integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya yang termasuk jenis input ini adalah globalisasi perekonomian, populasi penduduk, nilai tukar uang, dan otonomi daerah. Input internal yang berasal dari dalam sistem ini merupakan peubah yang sangat perlu bagi sistem untuk melaksanakan fungsi yang dikehendaki. Input internal yang berasal dari dalam sistem ini terdiri dari input yang terkendali dan input yang tidak terkendali. Input internal tak terkendali dalam sistem ini adalah potensi perikanan tangkap, potensi perikanan budidaya, fluktuasi harga, dan permintaan pasar. Input yang terkendali dapat bervariasi selama pengoperasian sistem untuk menghasilkan kinerja sistem yang dikehendaki atau untuk menghasilkan output yang dikehendaki. Peran input ini sangat penting dalam mengubah kinerja sistem selama pengoperasian. Termasuk ke dalam jenis input ini adalah wilayah budidaya laut, teknologi penangkapan ikan, teknologi budidaya laut, modal usaha, serta upah dan nelayan. Output terdiri dari dua, yaitu output yang dikehendaki dan output tak dikehendaki. Output yang dikehendaki merupakan respon dari sistem terhadap kebutuhan yang telah ditetapkan secara spesifik dalam analisis kebutuhan. Dan output yang tidak dikehendaki yang merupakan hasil sampingan atau dampak yang ditimbulkan bersama-sama dengan output yang dikehendaki. Output sistem yang dikehendaki adalah peningkatan volume produksi, peningkatan volume ekspor, peningkatan PAD dan PDB, peningkatan konsumsi ikan, peningkatan kesempatan kerja, peningkatan jumlah unit usaha, meratanya distribusi pendapatan masyarakat, dan berkembangnya lembaga pendukung. Sedangkan output yang tidak dikehendaki merupakan kebalikannya. Manajemen pengendali merupakan faktor pengendalian terhadap pengoperasian sistem dalam menghasilkan keluaran yang dikehendaki dan berusaha meminimumkan output tidak dikehendaki dengan input terkendali.

3.6 Konfigurasi Model