Perumusan Masalah Strategi Integrasi Pengembangan Perikanan Tangkap dan Perikanan Budidaya (Studi Kasus di Teluk Lampung )

KJA di kawasan budidaya. Memperhatikan besarnya kendala dan permasalahan terkait pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya maka pengembangan perikanan tangkap berbasis budidaya dapat dijadikan alternatif kegiatan ekonomi masyarakat yakni pengembangan kegiatan penangkapan ikan di suatu kawasan dengan didukung penyediaan benih dari perikanan budidaya.

1.2 Perumusan Masalah

Pemanfaatan sumber daya pesisir dan laut berkembang seiring dengan pertumbuhan penduduk dan pembangunan. Intensitas pemanfaatan tersebut, diiringi dengan penurunan mutu lingkungan akibat tekanan dari aktivitas di daerah pesisir dan lahan atas. Kegiatan perikanan adalah salah satu kegiatan yang memanfaatkan sumberdaya pesisir dan laut, terdiri atas perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Perikanan budidaya perairan payau tambak sudah dimulai sejak zaman Majapahit dan Indonesia adalah bangsa pertama di dunia yang mengembangkan usaha perikanan tambak Schuster,1952 dalam Dahuri, 2002, sehingga wajar bila Indonesia memiliki tambak yang sangat luas yaitu sekitar 340.000 ha pada tahun 2001 Ditjen Perikanan Budidaya, 2002. Sementara itu, budidaya laut memang baru dimulai awal tahun 1980-an, sehingga tingkat pemanfaatannya masih sangat rendah. Banyak hasil yang sudah dicapai dari hasil pembangunan perikanan budidaya laut dan payau selama ini, namun demikian, produksi itu masih sangat kecil dibandingkan dengan potensi yang kita miliki. Lebih dari itu, kegagalan panen karena peledakan wabah penyakit, seperti white spot yang menyerang udang windu dalam tambak pada awal 1999-an dan sampai sekarang pun belum terpecahkan secara tuntas. Oleh sebab itu, integrasi perikanan tangkap dan perikanan budidaya yang hendak diwujudkan adalah sistem usaha perikanan tangkap dan budidaya laut yang mampu menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi, menguntungkan, dan berkelanjutan. Untuk merealisasikan integrasi ini, maka pola pembangunan perikanan tangkap dan budidaya seyogyanya berdasarkan pada: 1 potensi SDI, 2 kesesuaian lahan dan peruntukannya untuk kegiatan perikanan budidaya, 3 kelayakan usaha dan 4 kondisi serta pencapaian hasil pembangunan perikanan tangkap dan perikanan budidaya selama ini. 1 Pembangunan Perikanan Tangkap Berkelanjutan SDI adalah sumber daya renewable yang mampu berkembang biak sehingga bisa diharapkan kelestariannya, sepanjang dilakukan pengelolaan yang baik. Teknologi penangkapan modern termasuk cara pendeteksian ikan kini berkembang sangat cepat dan penggunaan teknologi ini kalau tidak dikontrol dapat membahayakan SDI itu sendiri. Secara garis besar di dalam pengelolaan perikanan dalam proses pengaturannya ditempuh dua kelompok metode yang mendasarkan kepada : 1 input kontrol yaitu yang melakukan pengaturan terhadap faktor input masukan perikanan, dan 2 output kontrol, pengaturan terhadap luaran output dari perikanan. Pengaturan melalui input kontrol termasuk diantaranya pembatasan jumlah alat tangkap atau kapal penangkap, penutupan musim tangkap dan penutupan daerah tangkap pada periode tertentu. Pada prinsipnya input kontrol mengatur faktor-faktor yang dapat mempengaruhi masukan terhadap tingkat eksploitasi. Sedangkan pengaturan melalui output kontrol dilakukan terhadap hasil tangkapannya output misalnya dalam bentuk quota jumlah hasil tangkapan. Pengaturan semacam ini banyak dilakukan di daerah dingin, sedangkan di daerah tropis pengaturan banyak berdasarkan kepada input kontrol. Metode tersebut juga sering dikombinasikan dengan metode teknis, misalnya saja di beberapa negara maju di daerah dingin, disamping ada pengaturan kuota juga ada pengaturan ukuran mata jaring yang diberlakukan terhadap alat tangkapnya. 2 Pembangunan Perikanan Budidaya Berbasis Wilayah dan Komoditas Unggulan Keragaman kondisi biofisik wilayah pesisir dan laut Indonesia yang begitu tinggi berimplikasi pada kesesuaian suitability untuk pengembangan perikanan budidaya dengan komoditas yang berbeda dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Komoditas perikanan yang dihasilkan oleh usaha perikanan budidaya ini tidak hanya dimaksudkan untuk pasar global guna memperoleh devisa, tetapi juga di dalam rangka memenuhi kebutuhan ikan ketahanan pangan dalam negeri, sehingga rakyat menjadi semakin cerdas dan kuat. Komoditas unggulan yang dimaksud di sini adalah komoditas-komoditas perikanan yang permintaan pasar nya tinggi, baik pasar domestik maupun ekspor, atau harga jualnya tinggi. 3 Penguatan dan Pengembangan Teknologi Perikanan Tangkap dan Perikanan Budidaya. Sampai saat ini teknologi yang digunakan untuk usaha budidaya laut di Indonesia hanya sebatas pada jaring apung atau karamba laut cage net, sistem rakit, dan rakit dasar. Dengan banyaknya teluk-teluk dan daerah laut yang bersifat semi tertutup serta pulau-pulau kecil yang dikelilingi mangrove dan terumbu karang, maka teknologi sea ranching dan sea farming seperti yang berhasil diterapkan di beberapa negara, seperti Jepang, Australia, dan beberapa negara Pasifik Selatan, perlu diterapkan dengan beberapa penyesuaian. Disamping itu selektifitas alat tangkap perlu juga dikembangkan dalam rangka mempertahankan keseimbangan populasi yang ada. 4 Strategi Integrasi Pengembangan Perikanan Tangkap dan Perikanan Budidaya Pemanfaatan sumber daya perikanan di suatu wilayah pesisir umumnya terfokus pada satu jenis, yaitu penangkapan ikan atau budidaya. Intensitas penangkapan ikan yang semakin meningkat akan menurunkan potensi sumberdaya ikan dan secara tidak langsung menurunkan kesejahteraan masyarakat. Integrasi pengembangan perikanan tangkap dan budidaya akan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya perikanan dalam mempertahankan kesejahteraan masyarakat dan menjaga kelestarian sumberdaya ikan dengan melakukan restoking dari hasil budidaya. Gambar 4. Diagram alir perumusan masalah penelitian Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan bahwa secara khusus, permasalahan pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya dirumuskan sebagai berikut: 1 Bagaimana kesesuaian lahan pada wilayah pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya? 2 Bagaimana perumusan cara pemilihan komoditas potensial ataupun unggulan perikanan tangkap dan perikanan budidaya, serta kelayakan usahanya?; 3 Bagaimana perumusan cara pemilihan teknologi penangkapan 4 Bagaimanakah perumusan penyusunan strategi pengembangan dan kelembagaan perikanan tangkap dan perikanan budidaya?; 5 Bagaimanakah kajian tersebut direkayasa dalam sebuah model Sistem Penunjang Keputusan yang mendukung rekomendasi, pengkajian ulang dan penerapan lain terkait dengan perubahan situasional?

1.3 Kerangka Pemikiran