sebab itu, ISM memberikan gambaran yang sangat jelas dari elemen- elemen sistem dan alur hubungannya.
3.5 Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem merupakan suatu metodologi pemecahan masalah yang diawali dengan identifikasi serangkaian kebutuhan dan menghasilkan
sistem operasional yang efektif. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pendekatan sistem ini meliputi analisis kebutuhan, formulasi permasalahan dan
identifikasi sistem. Pendekatan sistem dicirikan oleh adanya suatu metodologi perencanaan atau pengelolaan, bersifat multidisiplin terorganisir, adanya
penggunaan model matematika, berfikir secara kuantitatif, optimasi dan dapat diaplikasikan dengan teknik simulasi serta dapat direkayasa dengan bantuan
komputer. Pendekatan sistem menggunakan abstraksi keadaan nyata ataupun penyederhanaan sistem nyata untuk pengkajian suatu masalah.
3.5.1 Analisis kebutuhan
Dalam sistem integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya melibatkan berbagai pihak atau pelaku, baik yang secara langsung
maupun yang tidak langsung terkait dalam sistem. Masing-masing pelaku atau lembaga memiliki kebutuhan. Analisis kebutuhan masing-masing pihak
merupakan permulaan pengkajian dalam sistem. Dalam tahap ini dicari secara selektif apa saja yang dibutuhkan dalam analisis sistem. Sistem integrasi
pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya dalam operasionalnya harus diupayakan dapat memenuhi kebutuhan pelaku yang
terlibat secara optimal. Keterkaitan kebutuhan antar pelaku diantaranya menyangkut permodalan, teknologi, pemasaran, sarana prasarana, dan
kebijakan. Pada tahap analisis kebutuhan dapat ditentukan komponen-komponen atau
pelaku yang berpengaruh dan berperan dalam sistem atau sub sistem. Komponen tersebut mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda sesuai dengan
tujuannya masing-masing dan saling berintegrasi satu sama lain, serta berpengaruh terhadap keseluruhan sistem yang ada. Dari analisis kebutuhan,
komponen-komponen yang berpengaruh adalah nelayan, pembudidaya ikan, investor, pengusaha, pemerintah, konsumen, lembaga keuangan bank dan
lembaga pendidikan.
Para pelaku yang terlibat dalam integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya adalah:
1 Nelayan Merupakan kelompok masyarakat yang mata pencaharian utamanya mencari
ikan. Nelayan terdiri dari kelompok pemilik kapal atau perahu maupun nelayan pekerja yang tidak mempunyai perahu. Nelayan merupakan pelaku
utama dalam perikanan tangkap dan akan terkena dampak langsung apabila ada permasalahan dalam sistem perikanan tangkap.
2 Pembudidaya ikan Merupakan kelompok masyarakat yang melakukan usaha pembudidayaan
atau pembesaran ikan. 3 Investor
Merupakan kelompok masyarakat yang melakukan investasi atau penanaman modal untuk usaha perikanan budidaya
4 Pengusaha Merupakan kelompok masyarakat yang melakukan usaha perikanan tangkap
dan perikanan budidaya. 5 Pemerintah; yaitu lembaga otoritas lokal Pemerintah Kabupaten Lampung
Selatan, Pemerintah Propinsi Lampung maupun Pemerintah Pusat yang mempunyai tanggung jawab dalam pengelolaan dan pengembangan
perikanan tangkap dan perikanan budidaya. 6 Lembaga Keuangan atau Perbankan; merupakan institusi keuangan baik
berupa bank atau lembaga keuangan lainnya yang dapat berperan sebagai pemberi dana untuk keperluan investasi.
7 Pembeli konsumen ikan; adalah masyarakat yang melakukan transaksi pembelian ikan. Konsumen terbagi menjadi konsumen rumah tangga dan
konsumen industri pengolahan ikan. Konsumen berperan penting dalam pengembangan produksi ikan. Peningkatan jumlah konsumen akan memacu
peningkatan produksi ikan. 8 Perguruan tinggi atau lembaga pendidikan riset, sebagai lembaga yang
melakukan kegiatan penelitian. Pada tahap analisis kebutuhan dapat ditentukan pelaku-pelaku atau
elemen-elemen yang berpengaruh dan berperan dalam sistem ataupun sub sistem. Elemen tersebut mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda sesuai
dengan tujuannya masing-masing dan saling berinteraksi satu sama lain serta
berpengaruh terhadap keseluruhan sistem yang ada Eriyatno, 2003 dan Marimin, 2004.
Pelaku yang terlibat dalam sistem integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya mencakup nelayan, pembudidaya ikan,
konsumen, lembaga keuangan atau perbankan, instansi pemerintah terutama pihak perikanan dan instansi terkait lainnya di daerah dan di pusat. Analisis
kebutuhan dari masing-masing elemen tersebut adalah sebagai berikut: 1 Nelayan
Produktivitas nelayan meningkat. Tersedianya sarana dan prasarana penangkapan.
Tersedianya modal berusaha. Harga jual ikan layak dan stabil.
Permintaan terhadap hasil perikanan kontinyu. Penguasaan teknologi yang baik.
Kesejahteraan keluarga
meningkat. 2 Pembudidaya ikan
Tersedianya sarana dan prasarana budidaya. Tersedianya modal berusaha.
Harga jual ikan tinggi atau wajar. Permintaan terhadap hasil budidaya kontinyu.
Pemasaran terjamin.
Produktivitas meningkat.
Kesejahteraan meningkat.
3 Pengusaha Pasokan bahan baku terjamin, harga rendah dan mutu baik.
Pemasaran produk terjamin dengan harga menguntungkan. Tersedianya modal usaha dengan persyaratan peminjaman yang saling
menguntungkan. 4 Pedagang atau Bakul
Mutu produk sesuai standar atau selera konsumen dengan harga rendah.
Biaya produksi dan biaya transaksi rendah. Harga jual menguntungkan dan permintaan konsumen tinggi.
Pasokan produk terjamin dari segi jumlah maupun waktu.
5 Konsumen Mutu produk sesuai selera konsumen dengan harga terendah.
Diversifikasi produk.
6 Lembaga Pembiayaan usaha Manajemen dan proposal agroindustri hasil laut yang layak.
Resiko penyaluran kredit kecil dan pengembalian kredit yang terjamin. Bunga kredit atau bagi hasil usaha menguntungkan dan jumlah
nasabah meningkat. 7 Instansi Pemerintah
Bertambahnya lapangan kerja dan kesempatan berusaha. Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan nelayan dan pengusaha
perikanan. Tidak terjadinya pencemaran lingkungan.
Meningkatkan kontribusi sektor kelautan dan perikanan bagi PAD. 8 Investor
Keuntungan tinggi.
Jenis komoditas yang ekonomis tinggi. Tersedianya modal yang memadai untuk kegiatan perikanan tangkap.
Tersedianya modal yang cukup untuk kegiatan budidaya. 9 Lembaga Pendidikan
Tingkat suku bunga yang representatif dan pembiayaan yang menguntungkan.
Peningkatan jumlah nasabah. Pengembalian
kredit lancar.
Resiko penyaluran kredit kecil.
3.5.2 Formulasi permasalahan