Jenis Penelitian Desain Penelitian

79

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam suatu penelitian. Ketepatan dalam memilih metode akan mengatur arah serta tujuan penelitian. Dalam metode penelitian ini, terdapat beberapa hal yang dapat menentukan langkah-langkah pelaksanaan kegiatan penelitian. Hal ini bertujuan agar dalam melaksanakan kegiatan penelitian dapat berjalan dengan baik, terarah, dan sistematis. Adapun langkah-langkah yang harus ditentukan adalah jenis penelitian, desain penelitian, variabel penelitian, populasi, sampel dan teknik sampling, metode dan alat pengumpul data, validitas instrumen, reliabilitas instrumen, dan analisis data.

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen atau percobaan eksperimental research . Menurut Ruseffendi 2010: 35, ―Penelitian eksperimen eksperimental research adalah penelitian yang benar-benar untuk melihat hubungan sebab- akibat‖. Perlakuan yang kita lakukan terhadap variabel bebas kita lihat hasilnya pada variabel terikat. Jadi, pada penelitian percobaan, peneliti melakukan perlakuan terhadap variabel bebas dan mengamati perubahan yang terjadi pada satu variabel terikat atau lebih‖. Sebagaimana dikemukakan oleh Arikunto 2010 : 9 ―penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat hubungan kausal antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu‖. Dengan kata lain, suatu penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan pada individu untuk diketahui akibat perlakuan peneliti terhadap perilaku individu yang diamati. Manipulasi atau perlakuan yang dilakukan berupa tindakan tertentu kepada kelompok dan setelah itu dilihat pengaruhnya. Jadi proses pengukuran dilakukan pada tahap sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan. Dalam penelitian ini manipulasi dilakukan dengan layanan bimbingan kelompok dan pengaruhnya dilihat setelah kegiatan bimbingan kelompok, sedangkan pengukurannya dilakukan sebelum dan sesudah bimbingan kelompok, yaitu peneliti membandingkan antara hasil pre test dan post test yang telah diberikan kepada kelompok eksperimen.

3.2. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah ―semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian‖ Nazir, 2005: 84. Dengan desain yang baik, maka pengaturan variabel dan kondisi-kondisi eksperimental dapat dilakukan secara seksama, ketat dan tertib. Menurut Sugiyono 2010: 108-109, terdapat beberapa bentuk desain penelitian eksperimen yaitu Pre-Eksperimental Design, True Eksperimental Design, Factorial Design, dan Quasi Eksperiment Design. Penelitian ini termasuk jenis pre-eksperimental design, jadi tidak ada kelompok kontrol dan sampel tidak dipilih secara random. Sedangkan bentuk pre- eksperimental design yang digunakan adalah One-Group Pretest-Posttest Design, yaitu adanya satu kelompok yang diberi perlakuan atau treatment dengan didahului pretest sebelum perlakuan, serta diberikan post-test setelah perlakuan. Maksudnya yaitu subjek dikenakan dua kali pengukuran, pengukuran menggunakan format skala penyesuaian diri terhadap program keahlian pertama dilakukan untuk mengukur tingkat penyesuaian diri siswa sebelum diberi layanan bimbingan kelompok pre-test dengan kode O1 dan pengukuran menggunakan format skala penyesuaian diri terhadap program keahlian yang kedua untuk mengukur tingkat penyesuaian diri siswa terhadap program keahlian setelah diberi layanan bimbingan kelompok post-test dengan kode O2. ―Perbedaan antara O1 dan O2 yakni O1 dan O2 diasumsikan merupakan efek dari treatment atau eksperimen‖ Arikunto, 2006 : 85. Desain penelitian digambarkan sebagai berikut: O1 X O2 Gambar 3.1 Desain Penelitian Keterangan: O1 = Pengukuran pre-test atau skala penilaian awal, untuk mengukur tingkat penyesuaian diri siswa terhadap program keahlian sebelum dilakukan layanan bimbingan kelompok. X = Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok. Pre-Test Perlakuan Post-Test O2 = Pengukuran post-test atau skala penilaian akhir, untuk mengukur tingkat penyesuaian diri siswa terhadap program keahlian setelah dilakukan layanan bimbingan kelompok. Untuk memperjelas eksperimen dalam penelitian ini disajikan langkah- langkah sebagai berikut: 1 Melakukan pre-test, adalah pengukuran dengan menggunakan skala penyesuaian diri terhadap program keahlian kepada sampel penelitian sebelum diadakan perlakuan yaitu bimbingan kelompok. Tujuan pre-test adalah untuk mengetahui tingkat penyesuaian diri terhadap program keahlian pada siswa sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok, hasil pre-test ini akan menjadi perbandingan pada post-test. 2 Memberikan perlakuan treatment, adalah pemberian suatu perlakuan yaitu layanan bimbingan kelompok yang akan diberikan selama 7 kali pertemuan dengan durasi 45 menit. Dalam penelitian ini peneliti melaksanakan kegiatan bimbingan kelompok sebanyak 7 kali pertemuan serta pada setiap akhir pertemuan akan dilakukan penilaian laiseg. Pengukuran dilakukan sebelum pemberian layanan bimbingan kelompok dan sesudah pemberian layanan bimbingan kelompok. Sedangkan pada proses pemberian layanan bimbingan kelompok berlangsung, dilakukan observasi dengan menggunakan pedoman observasi. Observasi dilakukan oleh observer supaya dapat diamati perubahan pada indikator yang terdapat dalam variabel penelitian. Materi yang diberikan berasal dari pemimpin kelompok sesuai dengan topik tugas, yaitu seputar penyesuaian diri terhadap program keahlian. Tabel 3.1 Rancangan Treatment Materi Indikator Waktu Cara mengendalikan emosi dengan kegiatan positif 1. Kestabilan emosi 45 menit Pentingnya mengelola mekanisme psikologis 2. Mengelola mekanisme psikologis 45 menit Menekan frustasi pribadi secara sehat dan wajar 3. Menekan frustasi pribadi 45 menit Menyusun perencanaan yang cermat 4. Pertimbangan rasional dan pengarahan diri 45 menit Strategi belajar efektif 5. Kemampuan belajar 45 menit Belajar dari pengalaman 6. Menghargai pengalaman 45 menit Pentingnya mematuhi peraturan 7. Bersikap realistik dan objektif 45 menit 3 Melakukan post-test sesudah pemberian layanan bimbingan kelompok dengan tujuan untuk mengetahui hasil apakah layanan bimbingan kelompok efektif untuk meningkatkan penyesuaian diri terhadap program keahlian. Post-test ini tidak dilakukan di setiap pertemuan, tetapi setelah 7 kali pertemuan. 4 Proses analisis data dengan menggunakan uji Wilcoxon.

3.3. Variabel Penelitian

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN MINAT TERHADAP JURUSAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X 1 SMK NEGERI 5 SEMARANG TAHUN AJARAN 2013 2014

0 10 309

MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI TERHADAP LINGKUNGAN SEKOLAH MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII B SMP N 2 JUWANA TAHUN 2012 2013

0 5 129

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI KEAHLIAN SISWA MELALUI LAYANAN INFORMASI PADA KELAS X RPL1 DI SMK NEGERI 1 WONOSOBO TAHUN AJARAN 2012 2013

1 5 169

Upaya Meningkatkan Kepercayaan Diri Melalui Layanan Bimbingan Kelompok pada Siswa Kelas X SMK NEGERI 1 Jambu

4 20 241

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA TERHADAP PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANG KUIS TAHUN AJARAN 2012/ 2013.

1 3 14

PROGRAM BIMBINGAN TEMAN SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI SISWA : Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 36

PROGRAM BIMBINGAN MELALUI STRATEGI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI SISWA : Studi Deskriptif pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014.

0 1 45

MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI DALAM PEMILIHAN KARIER MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 14 SEMARANG TAHUN AJARAN 2009/ 2010.

0 2 166

Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa melalui Layanan Bimbingan Kelompok pada Siswa Kelas XI SMA N 1 Semarang Tahun Ajaran 2010/2011.

0 0 100

MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI TERHADAP LINGKUNGAN SEKOLAH MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X IA.1 SMAN 1 KINALI

0 0 8