dan mengendalikan diri secara obyektif berdasarkan norma yang ada. Sehingga dapat menciptakan hubungan yang harmonis dan memuaskan antara lingkungan
maupun dengan penciptanya.
2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri
Menurut Sunarto dan Hartono 2008: 229 bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri, yaitu:
a. Kondisi-kondisi fisik termasuk di dalamnya keturunan, konstitusi fisik, susunan saraf, kelenjar, dan sistem otot,
kesehatan, penyakit, dan sebagainya. b. Perkembangan dan kematangan, khususnya kematangan
intelektual, sosial, moral, dan emosional. c. Penentu psikologis, termasuk di dalamnya pengalaman,
belajarnya, pengkondisian, penentuan diri, frustasi, dan konflik.
d. Kondisi lingkungan, khususnya keluarga dan sekolah. e. Penentu kultural, termasuk agama.
Dari masing-masing faktor yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri di atas akan diuraikan di bawah ini, yaitu:
a. Kondisi-kondisi fisik termasuk di dalamnya keturunan, konstitusi fisik, susunan saraf, kelenjar, dan sistem otot, kesehatan, penyakit, dan sebagainya.
Kesehatan dan penyakit jasmaniah juga berhubungan dengan penyesuaian diri. Kualitas penyesuaian diri yang baik hanya dapat diproleh
dan dipelihara dalam kondisi kesehatan jasmaniah yang baik pula. Hal ini berarti gangguan penyakit jasmaniah akan mengganggu proses penyesuaian
diri.
b. Perkembangan dan kematangan, khususnya kematangan intelektual, sosial, moral, dan emosional.
Dalam proses perkembangan, respon anak akan berkembang dari repon yang positif instinktif menjadi respon yang dari belajar dan
pengalaman. Dengan bertambahnya usia perubahan dan perkembangan respon, tidak hanya melalui proses belajar saja, melainkan anak juga menjadi
matang untuk melakukan respon dan ini menentukan pola-pola penyesuaian dirinya.
c. Penentu psikologis, termasuk di dalamnya pengalaman, belajarnya, pengkondisian, penentuan diri, frustasi, dan konflik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri, diantaranya pengalaman, belajar, kebutuhan-kebutuhan, determinasi, dan frustasi.
d. Kondisi lingkungan, khususnya keluarga dan sekolah. Berbagai lingkungan seperti keluarga dan pola hubungan di dalamnya,
seperti sekolah, masyarakat, kultur, dan agama akan berpengaruh terhadap penyesuaian diri.
e. Penentu kultural, termasuk agama. Proses penyesuaian diri mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat secara bertahap dipengaruhi oleh faktor-faktor kultur dan agama. Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa penyesuaian diri dapat
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang saling berhubungan erat dan saling mempengaruhi antara satu dengan lain.
Menurut Supriyo 2008 : 92-94 faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penyesuaian diri, dapat berasal dari faktor internal maupun eksternal, antara lain:
a. Seseorang yang mempunyai motif berafiliasi yang tinggi. b. Konsep diri merupakan bagaimana seseorang memandang
terhadap dirinya sendiri. c. Persepsi adalah pengamatan dan penilaian seseorang terhadap
obyek peristiwa dan realitas kehidupan. d. Sikap di sini berarti kecenderugan seseorang untuk beraksi ke
arah hal-hal yang positif atau negatif. e. Kepribadian mengacu kepada tipe-tipe kepribadian individu
peserta didik. f. Pola asuh demokratis dengan suasana keluarga yang diliputi
keterbukaan lebih memberi peluang bagi anak untuk melakukan penyesuaian diri secara efektif dibandingkan dengan pola asuh
keluarga yang otoriter maupun pola asuh yang penuh dengan kebebasan.
g. Kondisi sekolah yang sehat di mana peserta didik betah dan bangga terhadap sekolahnya.
h. Kelompok sebaya akan menguntungkan apabila kegiatan-kegiatan bersama terarah, terprogram dan dapat dipertanggungjawabkan
secara psikologis, sosial, dan moral.
Dari pendapat tersebut, dapat dijelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri berasal dari dalam dan luar individu yaitu konsep diri, sikap, dan
kepribadian yang positif. Dengan demikian, akan tercipta hubungan yang serasi dan seimbang dengan sekolah, teman, maupun keluarga.
Schneiders 1984 dalam Ali dan Asrori 2005 : 181-184 mengemukakan ―ada lima faktor yang dapat mempengaruhi proses penyesuaian diri, yaitu: 1
kondisi fisik: a hereditas dan konstitusi fisik, b sistem utama tubuh, dan c kesehatan fisik; 2 kepribadian: a kemauan dan kemampuan untuk berubah
Modifiability, b pengaturan diri Self-Regulation, c realisasi diri Self- Reliazation, dan d intelegensi; 3 edukasipendidikan: a belajar, b
pengalaman, c latihan, dan d determinasi diri; 4 lingkungan: a lingkungan
keluarga, b lingkungan sekolah, dan c lingkungan masyarakat; serta 5 agama dan budaya
‖. Faktor-faktor tersebut, merupakan bentuk realisasi diri individu dalam proses penyesuaian diri. Sehingga, kemampuan individu untuk mengatur
diri, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat merupakan faktor determinan dalam kulturisasi penyesuaian diri.
Fahmi 1977 dalam Sobur 2011 : 537-538 menyebutkan lima faktor penting yang dapat mempengaruhi dalam menciptakan penyesuaian diri pada
individu, yaitu: a. Pemuasaan kebutuhan pokok dan kepribadian pribadi;
b. Hendaknya ada kebiasaan-kebiasaan dan keterampilan yang dapat membantu dalam pemenuhan kebutuhan yang mendesak,
c. Hendaknya dapat menerima dirinya; d. Kelincahan; serta
e. Penyesuaian dan persesuaian.
Dari pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa penyesuaian diri yang baik adalah dapat menciptakan hubungan yang harmonis antara diri kita dengan
lingkungan untuk memenuhi keperluan, hasrat dan keinginan, serta tuntutan yang wajar dari lingkungan agar mendekatkan pada tujuan hidup.
Dari beberapa pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa faktor- faktor yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri berasal dari dalam dan luar
individu yang sangat berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan, keinginan serta tuntutan dari lingkungan agar tercipta hubungan yang serasi dan seimbang.
2.2.4 Proses Penyesuaian Diri