kelanjutan pendidikannya serta siswa dapat memilih dengan tepat program keahlian yang sesuai dengan kemampuannya.
2.3.3 Kriteria Masuk Program Keahlian
Telah dijelaskan di muka bahwa penjurusan pada SMK sesuai dengan kurikulum KTSP SMK yang didasarkan pada sprektrum pendidikan yang diatur
oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 2008. Dengan demikian, kriteria masuk program keahlian di SMK negeri 1 Purbalingga juga
dengan memperhatikan aspek akademik dan non akademik. Untuk itu, kriteria masuk program keahlian di SMK negeri 1 Purbalingga tersebut akan dijelaskan
sebagai berikut: a. Persyaratan akademik, yaitu siswa berhak memilih salah satu dari ke lima
program keahlian, selanjutnya siswa akan diseleksi berdasarkan pada nilai hasil UN ijasah SMP. Siswa-siswa yang bisa masuk adalah siswa yang
mempunyai hasil nilai UN yang paling tinggi berdasarkan kuota kelas yang tersedia di masing-masing program keahlian yaitu untuk Akuntansi ada 3
kelas, Administrasi Perkantoran 3 kelas, Pemasaran 2 kelas, Rekayasa Perangkat Lunak 2 kelas dan Teknik Komputer Jaringan 2 kelas Data
Sekolah SMK Negeri 1 Purbalingga Tahun Ajaran 20122013. b. Non akademik, yaitu persyaratan administrasi, persyaratan tidak buta warna,
tinggi badan sesuai program keahlian.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kriteria masuk program keahlian di SMK Negeri 1 Purbalingga dengan memperhatikan dua aspek, yaitu aspek akademik
dan aspek non akademik.
2.3.4 Penyesuaian Diri terhadap Program Keahlian
Penyesuaian diri terhadap program keahlian merupakan suatu usaha atau kemampuan siswa terhadap program pendidikan kejuruan agar menguasai satu
jenis profesi keahlian formal yang berjenjang dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja untuk hidup dan bergaul secara wajar terhadap program keahliannya,
sehingga ia merasa puas terhadap dirinya dan terhadap program keahliannya tersebut.
Super dalam Suharlinah, 2006 menguraikan ―anak mulai mengembangkan
bakat dan minatnya terhadap satu atau beberapa bidang, walaupun masih bersifat eksploratif mencari-carimencoba-coba
‖. Sejalan dengan teori super ini maka perkembangan karir dapat disamakan dengan proses perkembangan penyesuaian
diri. Apabila penyesuaian diri berubah maka akan terjadi perubahan pula dalam memilih karir.
Banyak orang berpandangan, pilihlah jurusan yang gampang gampang masuk dan gampang lulus, supaya gampang dapat pekerjaan dan regardless
sesuai minat atau tidak. Sebenarnya pandangan ini perlu ditinjau ulang karena memilih suatu jurusan bukanlah persoalan yang mudah. Untuk memilih jurusan,
siswa perlu memperhitungakan beberapa faktor seperti kemampuan, minat, bakat,
kepribadian, dan lain-lain. Salah memilih jurusan punya dampak yang signifikan terhadap kehidupan anak di masa mendatang.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri terhadap program keahlian yaitu kemampuan siswa dalam menempati program
keahlian terhadap satu bidang keahlian. Dalam hal ini siswa harus mampu menyesuaikan diri dengan program keahliannya berdasarkan kurikulum yang
telah ditetapkan oleh direktort PSMK. Oleh karena itu, siswa harus dapat memenuhi standar kompetensi yang ada. Standar kompetensi diberikan sebagai
subtansi diklat menurut Depdiknas 2004 :8-9 dikemas menjadi tiga kelompok, yaitu:
a Program Normatif Program normatif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi membentuk
peserta didik menjadi pribadi utuh, yang memiliki norma-norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial anggota masyarakat baik
sebagai warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia. Program normatif diberikan agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan
pribadi, sosial, dan bernegara. Program ini berisi mata diklat yang lebih menitikberatkan pada norma, sikap, dan perilaku yang harus diajarkan,
ditanamkan, dan dilatihkan pada peserta didik, di samping kandungan pengetahuan dan keterampilan yang ada di dalamnya. Mata diklat pada kelompok
normatif berlaku sama untuk semua program keahlian.
b Program Adaptif Program adaptif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi membentuk
peserta didik sebagai individu agar memiliki dasar pengetahuan yang luas dan kuat untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di
lingkungan sosial, lingkungan kerja, serta mampu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Program adaptif
berisi mata diklat yang lebih menitikberatkan pada pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk memahami dan menguasai konsep dan prinsip dasar ilmu dan
teknologi yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari dan atau melandasi kompetensi untuk bekerja. Program adaptif diberikan agar peserta didik tidak
hanya memahami danmenguasai ―apa‖ dan ―bagaimana‖ suatu pekerjaan dilakukan, tetapi memberi juga pemahaman dan penguasaan tentang ―mengapa‖
hal tersebut harus dilakukan. Program adaptif terdiri dari kelompok mata diklat yang berlaku sama bagi semua program keahlian dan mata diklat yang hanya
berlaku bagi program keahlian tertentu sesuai dengan kebutuhan masing-masing program keahlian.
c Program Produktif Program produktif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi membekali
peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia SKKNI. Dalam hal SKKNI belum ada, maka digunakan
standar kompetensi yang disepakati oleh forum yang dianggap mewakili dunia usahaindustri atau asosiasi profesi. Program produktif bersifat melayani
permintaan pasar kerja, karena itu lebih banyak ditentukan oleh dunia
usahaindustri atau asosiasi profesi. Program produktif diajarkan secara spesifik sesuai dengan kebutuhan tiap program keahlian.
Ketika seseorang sudah mengambil program keahlian, banyak yang harus dilakukan. Salah satunya yang paling penting adalah siswa harus mampu
menyesuaikan diri dengan program keahliannya tersebut. Hal ini dikarenakan SMK mencetak lulusannya untuk siap bekerja dengan keterampilan yang telah
dimiliki dari hasil belajar pada program keahlian yang diambil. Sehingga siswa harus dapat menyesuaikan diri dari sekarang sejak kelas X agar mendapatkan
keahlian sejak awal, yang pada akhirnya ketika duduk di kelas XI dan XII sudah dapat lebih terampil dalam menekuni bidang keahliannya, bukan malah
sebaliknya yaitu tidak mendapatkan atau mengetahui program keahliannya sendiri.
Dengan demikian, ketika siswa sudah lulus nanti akan dapat bekerja sesuai keahliannya tersebut. Selain itu, yang paling penting adalah siswa dapat
memperoleh prestasi belajar yang baik. Untuk itu, siswa dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dengan program keahliannya, baik dengan guru, teman,
ataupun mata pelajarannya agar tidak mengganggu perolehan prestasi belajarnya dan tidak menghambat karir masa depannya. Sehingga siswa akan berhasil dalam
meraih prestasi di sekolah sebagai bekal untuk karier masa depan maupun untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
2.4 Layanan Bimbingan Kelompok