Analisis Hubungan Fungsional Antara Konfigurasi Spasial Pola

• Penyederhanaan Variabel: banyaknya variabel baru yang dihasilkan, jauh lebih sedikit dari pada variabel asalnya, tapi total kandungan informasinya total ragamnya relatif tidak berubah. Saefulhakim, 2004. Hasil PCA antara lain: • Akar ciri eigen value merupakan suatu nilai yang menunjukkan keragaman dari peubah komponen utama dihasilkan dari analisis, semakin besar nilai eigen value , maka semakin besar pula keragaman data awal yang mampu dijelaskan oleh data baru. • Proporsi dan komulatif akar ciri, nilai pembobot eigen vector merupakan parameter yang menggambarkan hubungan setiap peubah dengan komponen utama ke-i. • PC loading menggambarkan besarnya korelasi antar variable pertama dengan komponen ke-i. • Component score adalah nilai yang menggambarkan besarnya titik-titik data baru dari hasil komponen utama dan digunakan setelah PCA. PC scores ini yang digunakan jika terjadi analisis lanjutan setelah PCA. Dalam penelitian ini PCA digunakan sebagai teknik pengolah data indikator kinerja pembangunan dan indikator pola pengalokasian anggaran yang melalui proses rasionalisasi. Hasil dari PCA tersebut component score menjadi masukan untuk analisis spatial autoregressive model.

3.3.3. Analisis Hubungan Fungsional Antara Konfigurasi Spasial Pola

Pengalokasian Anggaran Belanja Daerah Dengan Konfigurasi Spasial Kinerja Pembangunan Daerah Analisis ini dilandasi pada pemikiran bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pembangunan suatu daerah yaitu pola pengalokasian anggaran suatu daerah, pola pengalokasian anggaran daerah lain dan kinerja pembangunan daerah lain disekitarnya. Dengan kata lain kinerja pembangunan suatu daerah tidak hanya dipengaruhi oleh pola pengalokasian anggaran daerah yang bersangkutan, tetapi akan dipengaruhi oleh kondisi daerah lain disekitarnya dalam hal ini adalah pola pengalokasian anggaran dan kinerja pembangunan daerah di sekitarnya. Dari analisis kinerja pembangunan Dari analisis pola pengalokasian anggaran Komponen Utama Variabel kinerja Pembangunan Y Komponen Utama Variabel Pola Pengalokasian Anggaran X Peta Jabar Matriks kontiguitas kedekatan wilayah W 1 Matriks kontiguitas kebalikan jarak antar wilayah W 2 Analisis Spatial Auto Regresi Hubungan : Fungsional antara Pola Pengalokasian Anggaran dan Kinerja Pembangunan Pengaruh Antar Daerah terhadap Kinerja Pembangunan Daerah Matriks Aliran Kendaraan W 3 Matriks Aliran komoditas Barang W 4 r r n k r k k n k r k k r X X W Y W Y ε β ρ ρ α + + + + = ∑ ∑ = = 1 . 2 1 . 1 Gambar 3.5. Diagram alir kerangka analisis hubungan fungsional antara pola pengalokasian anggaran dan kinerja pembangunan. Analisis hubungan fungsional antara pola pengalokasian anggaran belanja daerah dengan kinerja pembangunan daerah menggunakan variabel hasil analisis pertama dan kedua yaitu komponen utama variabel indikator kinerja pembangunan daerah dan komponen utama pola pengalokasian anggaran daerah. Data yang diperlukan untuk analisis ini adalah komponen utama indikator kinerja pembangunan daerah, komponen utama indikator pola pengalokasian anggaran, peta administrasi, data aliran kendaraan, dan data aliran barang. Matriks kontiguitasnya berasal dari data peta administrasi kabupatenkota propinsi Jawa bagian barat. Teknik analisis yang dipakai menggunakan spatial econometrics. Prinsip dasar spatial econometrics hampir sama dengan regresi berbobot weighted regression, dengan variable yang menjadi pembobot adalah faktor lokasi. Kedekatan dan keterkaitan antar lokasi ini menyebabkan munculnya fenomena ‘autokorelasi spasial’. Spatial Autoregresi merupakan pengembangan dari regresi sederhana, yang digunakan untuk data spasial. Misalnya untuk mengetahui tingkat perkembangan di suatu wilayah selain dipengaruhi veriabel bebas hasil olah PCA juga dipengaruhi oleh variable lain, yaitu hubungan spasial. Spatial econometrics ini digunakan untuk membuat model pendugaan terhadap nilai dari variabel penjelas. Prasyarat dalam analysis spatial econometrics adalah sample harus independent. Untuk itu sebelum dilakukan model ini, data harus diolah terlebih dahulu dengan menggunakan PCA Principal Componens Analysis . Data yang digunakan untuk variabel bebas x berasal dari komponen utama hasil pengolahan PCA. Representasi faktor lokasi pada spatial econometrics dalam bentuk matriks pembobot spasial spatial weight matrices, yang secara umum mengandung matriks kedekatan yang disebut dengan matrix kontiguity contiguity matrix. Untuk perhitungan matriks pembobot spasial W dalam penelitian ini didasarkan pada 3 tiga aspek, yaitu: • Ketetanggaan batas wilayah antar kabupatenkota kontiguity • Kebalikan jarak antar kabupatenkota • Aliran komoditas barang Teknik-teknik analisis yang dipakai untuk menganalisis peran struktur alokasi anggaran belanja dan keterkaitan antar daerah untuk optimalisasi kinerja pembangunan daerah adalah : 1. Multiple regressive. Persamaannya adalah: r r r X Y ε β α + + = . 2. Spatial auto regressive model. Persamaannya adalah : . r r k r k k r X Y W Y ε β ρ α + + + = ∑ = 3 1 . 1 3. Spatial Durbin model. Persamaannya adalah : r r k r k k k r k k r X X W Y W Y ε β ρ ρ α + + + + = ∑ ∑ = = 3 1 . 2 3 1 . 1 dimana : Y r : Fungsi tujuanpeubah respondependent variable : Kinerja Pembangunan Daerah r α,β : Konstantakoefisien fungsi regresi ρ 1. k : Koefisien regresi W k : Matriks pembobot spasial antar wilayah , dimana : • k=1 : Ketetanggaan batas wilayah antar kabupatenkota • k=2 : Kebalikan jarak antar kabupatenkota • k=3 : Aliran komoditas barang ρ 2.k : Koefisien regresi X : Variabel bebaspeubah penjelasindependent variabel : pola pengalokasian anggaran

3.3.4. Analisis Deskripsi Logika Verbal