Analisis Konfigurasi Spasial Pola Pengalokasian Anggaran Belanja

Data untuk menghitung pendapatan perkapita berasal dari PDRB kabupatenkota Jawa bagian barat tahun 2003 dan data jumlah penduduk kabupatenkota berasal dari data PODES 2003. 3.3.1.6.Variabel yang diturunkan dari Data APBD Variabel proxy indikator kinerja pembangunan daerah selain berasal dari data PDRB kabupatenkota dan juga menggunakan data APBD kabupatenkota Jawa bagian barat Tahun 2003. Data yang berasal dari APBD tersebut adalah persentase PAD terhadap total penerimaan. Setelah semua variabel indikator kinerja pembangunan selesai dihitung, maka dilakukan analisis PCA untuk mentransformasikan secara linier satu set peubah kedalam peubah yang baru yang lebih sederhana dengan ukuran lebih kecil representatif dan ortogonal tidak saling berkorelasi, sehingga diperoleh Indeks Komposit Kinerja Pembangunan Daerah. Indeks komposit tersebut kemudian dipetakan dalam format digital berdasarkan kabupatenkota masing-masing dengan dilakukan analisis klasifikasi sehingga mempermudah analisis pola spasial kinerja pembangunan daerah di Jawa bagian barat.

3.3.2. Analisis Konfigurasi Spasial Pola Pengalokasian Anggaran Belanja

Daerah Langkah-langkah dalam analisis ini hampir mirip dengan analisis sebelumnya yaitu analisis konfigurasi spasial kinerja pembangunan. Langkah pertama adalah menentukan dan menghitung variabel-variabel pola pengalokasian anggaran belanja yang diperoleh dari data APBD kabupatenkota tahun 2003. Data APBD Belanja PCA Pengeluaran Bidang per kapitajumlah Penduduk Pengolahan Awal PCA Pengeluaran Bidang per luas wilayah Pengeluaran Tak terduga Indeks diversitas Pola Pengeluaran X X P P P S n S ID i i i n i i = − = = ∑ = ln exp 1 Variabel-variabel Indeks Komposit Pola Alokasi Anggaran Data Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah Faktor Utama Belanja Bidang per Jumlah Penduduk Faktor Utama Belanja Bidang per Luas Wilayah Peta Administrasi Jabar Pemetaan Peta Konfigurasi Spasial Pola Pengalokasian Anggaran Ke analisis Autoregresi Spasial Gambar 3.4. Diagram alir analisis konfigurasi spasial Pola Pengalokasian Anggaran. 3.3.2.1.Penyusunan Variabel Pola Pengalokasian Anggaran Daerah Variabel-variabel pola pengalokasian anggaran daerah disusun dari data APBD Kabupatenkota Jawa bagian barat tahun 2003 ditambah data jumlah penduduk dan luas wilayah yang diperoleh dari data PODES 2003. Variabel- variabel tersebut dihitung berdasarkan indeks. Tabel 3.1. Data-data APBD untuk menyusun variabel proxy pola pengalokasian anggaran daerah. ASPEK VARIABEL INDIKATOR Belanja Pegawai+Belanja Aparatur Pemerintah dan Pengawasan Belanja Pegawai+Belanja Aparatur Pemerintah dan PengawasanTotal Belanja Belanja PendidikanPengembangan SDM Belanja Pendidikan Total Belanja Belanja Kesehatan Belanja Kesehatan Total Belanja Belanja tidak tersangka Belanja tidak tersangkaTotal Belanja Belanja Modal Belanja Modal Total Belanja Rasio Belanja Rutin dan Pembangunan Belanja Rutinbelanja pembangunan Total Belanja jumlah penduduk Realisasi Pengeluaran APBD Total Belanja Total Belanjaluas wilayah Dana Perimbanganjumlah penduduk Realisasi Penerimaan Proporsi Dana Perimbangan Dana Perimbanganluas wilayah Catatan: • mulai tahun 2001 diberlakukan desentralisasi fiskal dengan mengganti dana transfer pemerintah menjadi dana perimbangan • mulai tahun 2003 diberlakukan penganggaran berbasis kinerja dan tidak ada lagi pemisahan antara belanja rutin dan belanja pembangunan. Hasil yang diperoleh dari penyusunan dan perhitungan variabel indikator pola pengalokasian anggaran kemudian dilakukan Analisis PCA untuk mentransformasikan secara linier satu set peubah kedalam peubah yang baru yang lebih sederhana dengan ukuran lebih kecil representatif dan ortogonal tidak saling berkorelasi, sehingga diperoleh Indeks Komposit Pola Pengalokasian Anggaran Daerah. Indeks Komposit Pola Pengalokasian Anggaran Daerah tersebut lalu dipetakan dalam format digital untuk mempermudah proses analisis. 3.3.2.2.Analisis Komponen Utama Analisis komponen utama menggunakan PCA Teknik analisis ini mentransformasikan secara linier satu set peubah kedalam peubah yang baru yang lebih sederhana dengan ukuran lebih kecil representatif dan ortogonal tidak saling berkorelasi. Persamaan umum PCA adalah: Y k = ak 1 X 1 + ak 2 X 2 + ak 3 X 3 + … + ak p X p Format data untuk PCA dapat disusun membentuk matriks yang berukuran n x p, dengan n : unit sample jumlah wilayah dan p ; jumlah peubah kolom. Analisis komponen utama ini dilakukan sampai diperoleh nilai PC Score terbaik, yaitu: PC Score dengan nilai akar ciri eigenvalues diatas 70; jumlah faktor- faktor baru yang diperoleh pada tabel factor loading dibawah lima; dan korelasi antar variabel-variabel asal dengan faktor-faktor baru pada factor loading dapat diinterpretasikan secara logis. Adapun maksud dari analisis komponen utama ini adalah untuk mengelompokkan variabel-variabel menjadi beberapa kelompok. Ada dua tujuan dasar dari PC, yaitu: • Ortogonalisasi Variabel: mentransformasikan suatu struktur data dengan variabel-variabel yang saling berkorelasi menjadi struktur data baru dengan variabel-variabel baru yang disebut sebagai Komponen Utama atau Faktor yang tidak saling berkorelasi. • Penyederhanaan Variabel: banyaknya variabel baru yang dihasilkan, jauh lebih sedikit dari pada variabel asalnya, tapi total kandungan informasinya total ragamnya relatif tidak berubah. Saefulhakim, 2004. Hasil PCA antara lain: • Akar ciri eigen value merupakan suatu nilai yang menunjukkan keragaman dari peubah komponen utama dihasilkan dari analisis, semakin besar nilai eigen value , maka semakin besar pula keragaman data awal yang mampu dijelaskan oleh data baru. • Proporsi dan komulatif akar ciri, nilai pembobot eigen vector merupakan parameter yang menggambarkan hubungan setiap peubah dengan komponen utama ke-i. • PC loading menggambarkan besarnya korelasi antar variable pertama dengan komponen ke-i. • Component score adalah nilai yang menggambarkan besarnya titik-titik data baru dari hasil komponen utama dan digunakan setelah PCA. PC scores ini yang digunakan jika terjadi analisis lanjutan setelah PCA. Dalam penelitian ini PCA digunakan sebagai teknik pengolah data indikator kinerja pembangunan dan indikator pola pengalokasian anggaran yang melalui proses rasionalisasi. Hasil dari PCA tersebut component score menjadi masukan untuk analisis spatial autoregressive model.

3.3.3. Analisis Hubungan Fungsional Antara Konfigurasi Spasial Pola