Persentase PAD Terhadap Total Penerimaan

penganggaran digunakan untuk analisis berikutnya yaitu analisis keterkaitan antara pola penganggaran dan kinerja pembangunan.

5.2. Kinerja Pembangunan Daerah

Untuk dapat mengetahui kinerja pembangunan suatu daerah diperlukan suatu indikator. Dengan adanya indikator kinerja maka kinerja pembangunan akan lebih mudah untuk diketahui. Indikator Kinerja Pembangunan Daerah merupakan ukuran kuantitatif level pencapaian dan daya tumbuh yang dimilik oleh masing- masing daerah untuk pencapaian tujuan-tujuantolok ukur pembangunan Saefuhakim, 2005. Dalam analisis perhitungan variabel indikator kinerja pembangunan bidang ekonomi menggunakan data utama adalah data PDRB tahun 2000 dan PDRB tahun 2004.

5.2.1. Persentase PAD Terhadap Total Penerimaan

Suatu daerah dikatakan otonom apabila daerah tersebut mampu membiayai pengeluarannya sendiri dengan kemampuan sendiri. Dengan pandangan seperti inilah, maka dalam era otonomi daerah berbagai daerah baik pada level propinsi maupun kabupaten dan kota berlomba-lomba meningkatkan PAD-nya. Sehingga Pendapatan Asli Daerah PAD merupakan cerminan kemampuan daerah dalam membiayai pembangunan dengan kekuatan sendiri. Grafik Persentase PAD Terhadap Total Penerimaan 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 DK I Ja ka rta Ka b. S uka bu mi Ka b. Ba nd un g da n Kot a C im ah i Ka b. D an K ota T as ik m al ay a Ka b. Ku ni ng an Ka b. Ma jal en gka Kab . I ndr am ay u Ka b. P ur wa kar ta Ka b. Be ka si Ko ta S uk ab um i Ko ta C ire bo n Ko ta De po k Ka b. L eb ak Ka b. Se ra ng Ko ta C ile go n Gambar 5.10. Grafik Persentase PAD terhadap Total Penerimaan tahun 2003. Dari Tabel 5.7 dan Gambar 5.10 terlihat bahwa persentase PAD sangat bervariasi, terbesar adalah wilayah DKI yang mencapai 52,71, kemudian disusul dengan Kota Cilegon dengan nilai 28,2. Persentase PAD terendah adalah Kabupaten dan Kota Tasikmalaya yang hanya kurang dari 4. Kab. Cianjur Kab. Lebak Kab. Garut Kab. Sukabumi Kab. Bogor Kab. Subang Kab. Pandeglang Kab. Serang Kab. Indramayu Kab. Karawang Kab. Dan Kota Tasikmalaya Kab. Bekasi Kab. Bandung dan Kota Cimahi Kab. Sumedang Kab. Cirebon Kab. Majalengka Kab. Tangerang Kab. Purwakarta DKI Jakarta Kota Depok Kota Cilegon Kota Cirebon Kota Bekasi Kota Bandung Kota Tangerang Kota Bogor Kab. Kuningan Kab. Ciamis dan Kota Banjar Kota Sukabumi Klasifikasi Rendah Sedang Tinggi 100 100 Kilometers N U Gambar 5.11. Pola spasial PAD terhadap total Penerimaan tahun 2003. Persentase PAD terhadap total penerimaan idealnya adalah lebih dari atau sama dengan belanja-belanja rutin atau dalam hal ini belanja bidang administrasi pemerintahan untuk dapat disebut mandiri. Pada kenyatannya, hanya DKI Jakarta saja yang nilai persentase PAD lebih dari atau sama dengan belanja administrasi pemerintahan, yaitu PADnya sebesar 52,71 dan belanja administrasi pemerintahannya sebesar 49,50. Tabel 5.7 Variabel-variabel Kinerja Pembangunan. Variabel-variabel Kinerja Pembangunan No. KABUPATENKOTA PAD thd total peneri- maan Rataan LPE PDRB per Kapita ribu PDRB per Luas Lahan jutakm2 1 DKI Jakarta 52,71 13,63 31.845,00 421.160,00 2 Kab. Bogor 17,61 26,64 5.763,40 9.402,70 3 Kab. Sukabumi 6,10 10,56 3.664,20 2.406,50 4 Kab. Cianjur 6,08 5,54 3.182,10 2.186,60 5 Kab. Bandung dan Kota Cimahi 10,19 5,88 5.362,40 9.900,20 6 Kab. Garut 5,31 10,99 3.819,60 3.640,30 7 Kab. Dan Kota Tasikmalaya 3,85 6,55 3.191,20 820,63 8 Kab. Ciamis dan Kota Banjar 4,82 4,09 3.636,40 2.474,20 9 Kab. Kuningan 5,35 10,39 2.902,40 1.587,80 10 Kab. Cirebon 8,58 10,63 2.878,60 6.152,60 11 Kab. Majalengka 6,07 4,85 2.807,20 3.092,60 12 Kab. Sumedang 9,97 15,82 4.202,10 3.413,00 13 Kab. Indramayu 6,95 10,98 12.173,00 11.573,00 14 Kab. Subang 7,89 13,10 4.906,10 3.818,00 15 Kab. Purwakarta 11,98 3,79 6.710,30 7.088,70 16 Kab. Karawang 11,48 18,63 6.708,80 8.080,20 17 Kab. Bekasi 16,32 6,14 19.492,00 30.116,00 18 Kota Bogor 12,12 6,46 3.702,20 28.330,00 19 Kota Sukabumi 13,01 7,01 4.814,30 27.585,00 20 Kota Bandung 22,15 9,45 8.872,70 118.820,00 21 Kota Cirebon 12,65 5,88 16.827,00 125.810,00 22 Kota Bekasi 15,86 7,06 5.863,50 54.891,00 23 Kota Depok 10,93 6,77 3.356,40 22.180,00 24 Kab. Pandeglang 4,17 5,84 2.990,20 1.464,00 25 Kab. Lebak 4,21 4,27 2.795,90 1.094,00 26 Kab. Tangerang 14,77 5,89 4.670,20 13.076,00 27 Kab. Serang 12,28 4,16 4.155,00 4.579,70 28 Kota Tangerang 17,86 6,08 13.433,00 117.450,00 29 Kota Cilegon 28,20 8,47 26.952,00 59.685,00 Rataan 12,40 8,81 7.644,04 31.258,70 Sumber ,BPS. DJPK Departemen Keuangan, Data diolah Berdasarkan pola spasial persentase PAD pada Gambar 5.11. terlihat bahwa klasifikasi tertinggi adalah DKI Jakarta. Sedangkan klasifikasi sedang adalah daerah-daerah sekitar Jakarta ditambah kota-kota Sukabumi, Bandung dan Cirebon. Rata-rata persentase PAD daerah penelitian adalah 12,4, bila wilayah DKI dikeluarkan dari perhitungan, diperoleh nilai persentase PAD adalah 10,96 , menunjukkan masih rendahnya tingkat kemandirian daerah kabupatenkota di wilayah Jawa bagian barat.

5.2.2. Laju pertumbuhan ekonomi