Letak Geografis dan Ekosistem Iklim dan Curah Hujan

dari Banten produk. Sektor ekonomi, yang mempunyai sumber daya potensial yang besar dan berbagai sektor untuk dikembangkan, seperti sektor pertanian, industri perdagangan, pariwisata, pertambangan eksplorasi, juga didukung oleh ketersediaan sumber daya alam yang bervariasi dalam jumlah besar. Sektor industri memberi kontribusi lebih dari 52 dari total dari PDRB Provinsi Banten, Banten memiliki 17 kawasan industri yag diperlengkapi oleh fasilitas lengkap dan dikelola oleh perusahaan profesional milik swasta.

4.2.1. Letak Geografis dan Ekosistem

Posisi Geografis Provinsi Banten berada antara 5°750 - 7°111 LS dan 105°111 - 106°12 BT, dengan luas wilayah 9.160,70 km 2 . Posisinya sangat strategis sebagai penghubung jalur perdagangan Sumatera - Jawa. Batas wilayah sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa, Sebelah Barat dengan Selat Sunda, serta di bagian Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, sehingga wilayah ini mempunyai sumber daya laut yang potensial. Sedangkan ekosistem wilayah Banten pada dasarnya terdiri dari : • Lingkungan Pantai Utara yang merupakan ekosistem sawah irigasi teknis dan setengah teknis, kawasan pemukiman dan industri. • Kawasan Banten Bagian Tengah berupa irigasi terbatas dan kebun campur, sebagian berupa pemukiman pedesaan. Ketersediaan air cukup dengan kuantitas yang stabil. • Kawasan Banten sekitar Gunung Halim-Kendeng hingga Malingping, Leuwi-dmar, Bayah berupa pegunungan yang relatif sulit untuk di akses, namun menyimpan potensi sumber daya alam. • Banten Bagian Barat Saketi, DAS Cidano dan lereng kompleks Gunung Karang - Aseupan dan Pulosari sampai DAS Ciliman - Paandeglang dan Serang bagian Barat yang kaya akan potensi air, merupakan kawasan pertanian yang masih perlu ditingkatkan intensifikasikan. • Ujung Kulon sebagai Taman Nasional Konservasi Badak Jawa Rhini Sondaicus. • DAS Cibaliung - Malingping, merupakan cekungan yang kaya air tetapi belum dimanfaatkan secara efektif dan produktif. Sekelilingnya berupa bukit-bukit bergelombang dengan rona lingkungan kebun campur dan talun, hutan rakyat yang tidak terlalu produktif.

4.2.2. Iklim dan Curah Hujan

Iklim wilayah Banten sangat dipengaruhi Angin Monson Monson Trade dan Gelombang La Nina atau El Nino. Saat musim penghujan Nopember - Maret cuaca didominasi oleh angin barat dari Sumatera Hindia sebelah selatan India yang bergabung dengan angin dari Asia yang melewati Laut Cina Selatan. Pada musim kemarau Juni - Agustus, cuaca didominasi oleh angin timur yang menyebabkan wilayah Banten mengalami kekeringan yang kerasterutama di wilayah bagian selatan, terlebih lagi bila berlangsung El Nino. Temperatur di daerah pantai dan perbukitan berkisar antara 22 derajat celcius dan 32 derajat celcius, sedangkan suhu pegunungan dengan ketinggian antara 400 - 1.350 m dpl mencapai antara 18 derajat celcius - 29 derajat celcius.

4.2.3. Kependudukan