bersifat progresif sedangkan tingkat pajak yang berbeda dikenakan terhadap laba suatu perusahaan yang biasanya dimulai dari prosentase yang lebih tinggi. Tingkat
pajak perorangan seringkali dibedakan antara pendapatan dan penghasilan yang diperoleh seseorang akan tetapi bukan merupakan suatu pendapatan dimana yang
terakhir ini tingkat pajaknya dikenakan lebih tinggi. Tunjangan yang diberikan kepada perorangan personal allowances adalah untuk meringankan golongan
berpenghasilan rendah. Bagi negara-negara berkembang hal ini secara efektif memberikan keringanan untuk sebagian terbesar dari jumlah penduduknya. Dalam
hal ini administrasi pajak pendapatan nasional secara nyata memusatkan perhatian pada gaji di sektor formal yang diterima oleh pegawai pemerintah,
swasta dan laba atas perusahaan.
2.3.1.2. Retribusi Daerah
Pasal 1 ayat 26 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 menyatakan bahwa Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan Daerah
sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan danatau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan pribadi atau badan.
Berhubungan dengan retribusi daerah, Pemerintah Daerah hendaknya dapat mengembangkan inisiatif dan upaya untuk meningkatkan penerimaan retribusi
daerah. Upaya ini antara lain dilakukan dengan cara memberikan pelayanan publik secara profesional dan mampu memberikan kepuasan kepada setiap
penerima pelayanan. Hal ini menjadi penting untuk dipertimbangkan secara cermat dan komprehensif bagaimana teknis penerimaan tersebut dibarengi dengan
kemampuan memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dalam konteks pengelolaan sumber-sumber penerimaan Pendapatan Asli
Daerah dari jenis retribusi tentu mempunyai konsekuensi yang harus dipikirkan oleh Pemerintah Daerah. Artinya, Pemerintah Daerah tidak boleh hanya
memikirkan bagaimana memperoleh penerimaan yang sebesar-besarnya dari pemungutan retribusi, tetapi Pemerintah Daerah pun harus bertanggungjawab atas
konsekuensi pemungutan retribusi tersebut. Dalam hal ini persoalannya adalah
bagaimana biaya yang dikeluarkan untuk memberikan pelayanan dengan tingkat pemasukan yang diterima dari pemungutan retribusi atas pelayanan tersebut.
2.3.1.3. Laba Usaha Daerah
Adanya Badan Usaha Milik Daerah BUMD serta penyertaan modal Daerah ke dalam berbagai bentuk usaha patungan merupakan upaya Pemerintah
Daerah untuk memperbanyak sumber Pendapatan Asli Daerah. Dengan membentuk badan usaha Pemerintah Daerah tentu berharap dapat memperoleh
pendapatan yang lebih. Dengan demikian, masing-masing Daerah dapat mengembangkan potensi
perekonomian Daerah melalui badan usaha yang dikelolanya. Adapun ciri pokok dari perusahaan daerah adalah adanya kesatuan produksi regional dalam arti
luas termasuk memberi jasa, menyelenggarakan kemanfaatan umum dan memupuk pendapatan.
Jenis usaha yang dikelolah Pemerintah Daerah sangat beraneka ragam. Hal ini tergantung pada kebutuhan dan kemampuan masing-masing Daerah. Semakin
banyak potensi dan peluang usaha yang dapat dikembangkan, maka semakin besar pula kesempatan untuk meningkatkan kontribusi laba usaha Daerah terhadap
Pendapatan Asli Daerah.
2.3.1.4. Lain-lain Pendapatan yang sah