menunjukkan masih rendahnya tingkat kemandirian daerah kabupatenkota di wilayah Jawa bagian barat.
5.2.2. Laju pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan growth dapat diartikan merupakan suatu kondisi dimana hari ini lebih baik dari kemaren dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.
Pertumbuhan ekonomi berarti tingkat perubahan yang berhasil dicapai dalam bidang ekonomi. Laju pertumbuhan ekonomi dianggap salah satu indikator
pembangunan yang representatif. Pertumbuhan menggambarkan perluasan lapangan kerja, modal, volume perdagangan dan konsumsi Adisasmita, 2005.
Analisis laju pertumbuhan ekonomi ini menggunakan pertumbuhan PDRB dua titik tahun yaitu tahun 2000 dan tahun 2004.
Kab. Cianjur Kab. Lebak
Kab. Garut Kab. Sukabumi
Kab. Bogor Kab. Subang
Kab. Pandeglang Kab. Serang
Kab. Indramayu Kab. Karawang
Kab. Dan Kota Tasikmalaya Kab. Bekasi
Kab. Bandung dan Kota Cimahi Kab. Sumedang
Kab. Cirebon Kab. Majalengka
Kab. Tangerang Kab. Purwakarta
DKI Jakarta Kota Depok
Kota Cilegon
Kota Cirebon Kota Bekasi
Kota Bandung Kota Tangerang
Kota Bogor Kab. Kuningan
Kab. Ciamis dan Kota Banjar Kota Sukabumi
Klasifikasi Rendah
Sedang Tinggi
100 100 Kilometers
N
U
Gambar 5.12. Pola spasial laju pertumbuhan ekonomi. Dari Tabel 5.7 ternyata DKI Jakarta yang variabel-variabel lainnya memiliki
nilainya tertinggi ternyata hanya memilik rataan pertumbuhan ekonomi 13,65 yang jauh dibawah Kabupaten Bogor yang mencapai 26,64 yang juga
merupakan nilai paling tinggi. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa wilayah DKI Jakarta tingkat pertumbuhannya hampir mencapai titik jenuh
sehingga akan sulit untuk bisa berkembang lagi. Bahkan bukan tidak mungkin bila tidak didukung oleh inovasi-inovasi baru dalam pembangunannya akan menuju
kemunduran karena sudah melampaui titik jenuhnya.
5.2.3. PDRB per Kapita
PDRB per kapita menunjukkan tingkat produktifitas tiap orang. Seperti terlihat pada Tabel 5.7 dan Gambar 5.13, nilai PDRB perkapita tertinggi adalah
DKI Jakarta sedangkan terendah adalah kabupaten Lebak.
Kab. Cianjur Kab. Lebak
Kab. Garut Kab. Sukabumi
Kab. Bogor Kab. Subang
Kab. Pandeglang Kab. Serang
Kab. Indramayu Kab. Karawang
Kab. Dan Kota Tasikmalaya Kab. Bekasi
Kab. Bandung dan Kota Cimahi Kab. Sumedang
Kab. Cirebon Kab. Majalengka
Kab. Tangerang Kab. Purwakarta
DKI Jakarta Kota Depok
Kota Cilegon
Kota Cirebon Kota Bekasi
Kota Bandung Kota Tangerang
Kota Bogor Kab. Kuningan
Kab. Ciamis dan Kota Banjar Kota Sukabumi
Klasifikasi Rendah
Sedang Tinggi
100 100 Kilometers
N
U
Gambar 5.13. Pola spasial PDRB per kapita tahun 2004. Produktifitas perkapita ditentukan oleh kualitas penduduk atau modal
manusia human capital, sedangkan kualitas penduduk dapat dilihat dari ketrampilan yang dimilik dan tingkat pendidikan yang dimiliki masing-masing
penduduk. Hal ini sejalan dengan penelitian Bhatta 2000, bahwa perbedaan human capital
secara nyata menyebabkan perbedaan produk domestik regional bruto perkapita di negara Amerika Serikat. Human capital disini dihubungkan
dengan tingkat pendidikan penduduk. Walaupun penelitian Bhatta tersebut dilakukan di Amerika Serikat, tetapi menghasilkan suatu hal yang bersifat umum.
5.2.4. PDRB per Luas Lahan