adalah : 1 Bidang perekonomian : diukur dengan tingkat laju pertumbuhan ekonomi, struktur perekonomian, pendapatan perkapita, tingkat pengangguran,
tingkat kemiskinan, tingkat pemerataan pendapatan indeks gini, tingkat daya beli, tingkat tabungan masyarakat, tingkat investasi, perdagangan luar negeri
ekspor impor, imdeks harga bangunan, realisasi penerimaan APBD, dll. 2 Bidang ketertiban umum: diukur dengan luas wilayah dan jumlah penduduk
berdasarkan jenis konflikkejadian, penduduk berdasarkan jenis kasuskejadian,kecelakaan, kebakaran hutan dll. 3Bidang kesehatan : jumlah
penduduk sakit, tingkat kematian, tingkat harapan hidup, angka kelahiran, dll. 4 Bidang pendidikan : diukur dengan tingkat pendidikan, angka putus sekolah,
rataan lama sekolah, angka buta dan melek huruf, dll. 5Bidang tata ruang, lingkungan dan pemerintahan umum : diukur dengan kepadatan penduduk, rumah
prmanen dan non permanen, penyimpangan penggunaan lahan dari rencana tata ruang, tingkat ketersediaan ruang terbuka hijau, pencemaran lingkungan, dll
Saefulhakim, 2005.
2.2.1.1. Produk Domestik Regional Bruto PDRB
Dalam perekonomian setiap negara, masing-masing sektor tergantung pada sektor yang lain, satu dengan yang lain saling memerlukan baik dalam tenaga,
bahan mentah maupun hasil akhirnya. Sektor industri memerlukan bahan mentah dari sektor pertanian dan pertambangan, hasil sektor industri dibutuhkan oleh
sektor pertanian dan jasa-jasa. Untuk menghasilkan suatu barang atau jasa diperlukan barang lain yang disebut faktor produksi. Total nilai barang dan jasa
yang diproduksi di wilayah regional tertentu dalam waktu tertentu satu tahun dihitung sebagai Produk Domestik Regional Bruto PDRB.
Produk Domestik Regional Bruto PDRB dapat dikatakan sebagai ukuran produktifitas wilayah yang paling umum diterima secara luas sebagai standar
ukuran pembangunan dalam skala wilayah. Oleh karenanya, walaupun memiliki berbagai kelemahan, PDRB dinilai sebagai tolok ukur pembangunan yang paling
operasional dalam skala negara di dunia Rustiadi et al. 2004.
Pada dasarnya Produk Domestik Regional Bruto PDRB dan Produk Domestik Bruto PDB didefinisikan hampir sama hanya size geografi saja yang
membedakan pemahamannya, PDB diartikan sebagai nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan di dalam Negara tersebut dalam satu tahun tertentu,
sedangkan PDRB didefinisikan sebagai keseluruhan jumlah barang dan jasa final final goods and sevices yang diproduksi oleh suatu daerah pada suatu periode
waktu tertentu. Apabila PDRB diukur dengan harga berlaku saat ini, maka hasil
perhitungannya disebut dengan PDRB nominal sehingga jika pada suatu kondisi harga – harga dalam perekonomian meningkat menjadi dua kali lipat maka
PDRB nominal juga akan meningkat dua kali lipat meskipun masyarakat tidak menikmati adanya keuntungan dari peningkatan dua kali lipat PDRB ini.
Karenanya PDRB nominal seringkali bukan merupakan indikator yang baik dalam mengukur perekonomian suatu daerah.
Sedangkan jika PDRB diukur berdasarkan harga konstan pada tahun dasar tertentu maka hasil perhitungannya disebut dengan PDRB Riil. “ Riil
merefleksikan ukuran dimana barang dan jasa diukur pada harga yang tetap, sehingga perhitungan pertumbuhan jika jumlah barang benar – benar berubah,
dengan kata lain suatu riil PDRB yang meningkat dua kali lipat menggambarkan jumlah final produk yang dihasilkan oleh suatu daerah memang meningkat dua
kali lipat. Cara perhitungan PDRB dapat diperoleh melalui 3 tiga pendekatan, yaitu:
pendekatan produksi, pendekatan pendapatan dan pendekatan pengeluaran, yang selanjutnya dijelaskan sebagai berikut:
a. Menurut pendekatan produksi, PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa
akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu satu tahun. Unit-unit produksi tersebut dalam
penyajiannya, dikelompokkan menjadi 9 sembilan sektor atau lapangan usaha, yaitu: Pertanian, Pertambangan dan Penggalian, Industri Pengolahan,
Listrik, Gas dan Air Bersih, Bangunan, Perdagangan, Hotel dan Restoran, Pengangkutan dan Komunikasi, Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan,
Jasa-jasa.
b. Menurut pendekatan pengeluaran, PDRB adalah penjumlahan semua
komponen permintaan akhir, yaitu: 1.
Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari untung.
2. Konsumsi pemerintah.
3. Pembentukan modal tetap domestik bruto.
4. Perubahan stok.
5. Ekspor netto, dalam jangka waktu tertentu satu tahun. Ekspor netto
adalah ekspor dikurangi impor. c.
Menurut pendekatan pendapatan, PDRB merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi dalam
suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu satu tahun. Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa rumah, bunga modal dan
keuntungan. Semua hitungan tersebut sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak lainnya.
PDRB sebagai tolok ukur pembangunan mempunyai beberapa kelemahan yang mendasar, yaitu : kegiatan perbaikan atau kerusakan lingkungan pada
gilirannya akan dihitung sebagai tambahan terhadap PDRB. Hal ini terhitung karena adanya upah yang harus dibayar kepada tukang sampah atau petugas
perbaikan lingkungan lainnya. Di lain pihak, pengeluaran-pengeluaran sebagai gaji petugas kebersihan lingkungan tersebut pada dasarnya merupakan biaya
cost yang harus dibayar atas rusaknya lingkungan Rustiadi et al. 2004.
2.3. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD