4. Mengasosiasikan
Pada tahap ini diharapkan siswa mampu mengolah informasi dari hal yang telah dia dapatkan untuk kemudian diolah guna
mendapatkan suatu kesimpulan. Peserta didik dapat menambah sampai mengolahsuatu informasi sehingga mendapatkan suatu
solusi berdasarkan sumber-sumber yang ada Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Menurut Abdul Majid 2014:230
mengemukakan bahwa selama tahap mengolah wewenang guru hanya bertindah sebagai fasilitator dan mengatur kegiatan
pembelajaran, peserta didiklah yang diharuskan lebih aktif sehingga dalam proses ini peserta didik dapat mengembangkan sikap melalui
interaksi dengan temannya melalui diskusi kelompok guna
mendapatkan suatu solusi dalam pengambilan kesimpulan. 5.
Mengkomunikasikan
Kegiatan mengkomunikasikan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengkomunikasikan kegiatan yang telah dilakukan
dalam bentuk tulisan atau cerita, sehingga kegiatan ini dapat membiasakan siswa untuk mengemukakan pendapat dan hasil
belajarnya Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013. Menurut Abdul Majid 2014:234 dalam kegiatan akhir siswa
diharapkan dapat memberikan suatu hasil baik secara bersama, hasil dari kerja kelompok atau individu melalui interaksi dan
mengkomunikasikan hasil tersebut kepada temannya. Kegiatan ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perlu ada klarifikasi dari guru untuk mengoreksi hasil yang sudah dikomunikasikan apakah benar atau salah.
2.1.1.4 Penilaian Otentik Menurut Muslich 2011:2 penilaian otentik adalah jenis penilaian
yang memicu peserta didik untuk aktif dalam membangun suatu pengetahuan yang dimilikinya agar dapat memicu pembentukan
kompetensi yang sudah ditentukan, seperti yang diterapkan dalam Standar kompetensi Lulusan SKL, Standar Kompetensi SK, Kompetensi Dasar
KD, maupun indikator, lebih mengarah penilaian berbasis kompetensi. Namun berbeda dengan pandangan Muslich, Johnson dalam Komalasari
2011:148, berpendapat bahwa penilaian otentik memberikan kesempatan bagi siswa agar mampu menunjukkan apa yang telah mereka pelajari atau
temui selama proses belajar mengajar berlangsung. Sedangkan menurut Komalasari 2011:147-148, penilaian otentik
merupakan suatu penilaian hasil belajar yang merujuk kepada situasi atau konteks yang bersifat dunia nyata, yang memerlukan beberapa pendekatan
yang berbeda agar mampu memecahkan suatu masalah yang dapat memberikan kemungkinan bahwa satu masalah mampu memiliki beberapa
macam pemecahan. Sedangkan menurut Kunandar 2014:35 penilaian autentik yaitu kegiatan dalam menilai peserta didik ditekankan pada apa
yang seharusnya dinilai, baik dari proses maupun seluruh hasil yang diperoleh dengan berbagai instrumen penilaian
Kemendikbud 2013:243-245 menegaskan
lagi jenis-jenis
penilaian otentik ada empat, antara lain: 1 penilaian kinerja yaitu melibatkan partisipasi siswa dalam menyelesaikan tugas dalam memenuhi
aspek-aspek yang diharapkan, 2 penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik
menurut periodewaktu yang sudah ditentukan sebelumnya. Hal ini dapat membantu peserta didik, dalam merencanakan, mengumpulkan data,
pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. 3 Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik atas kumpulan tugas
secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik dalam proses pengerjaannya, dan dievaluasi. 4
Penilaian tertulis, menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan,
menerapkan, menganalisis,
mensintesis, mengevaluasi, dan sebaginya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis
berbentuk uraian. Dari beberapa pendapat di atas dapat dikatakan bahwa penilaian
otentik yaitu penilaian yang tidak hanya mengukur atau menilai hasil akhir yang diperoleh siswa saja, melainkan lebih menekankan pada penilaian
proses dari awal hingga akhir yang dilakukan oleh siswa. Oleh sebab itu, dengan penilaian ini diharapkan siswa mampu mengeksplor segala
kemampuan yang ia miliki secara maksimal, sehingga daya kreatifitas semakin berkembang sesuai dengan kemampuannya.
2.1.1.5 Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Lokal a. Pengertian Pendidikan Karakter
Zubaedi 2011:10, mengungkapkan bahwa pendidikan karakter adalah usaha sengaja sadar untuk mewujudkan kebijakan, yaitu
kualitas kemanusiaan yang baik secara objektif. Menurut Creasy dalam Zubaedi, 2011:16-17 pendidikan karakter adalah upaya untuk
mendorong peserta didik berkembang dengan kompetensi berfikir dan berpegang teguh pada prinsip-prinsip moral dalam kehidupannya.
Menurut Raharjo dalam Zubaedi, 2011:18 pendidikan karakter proses pendidikan secara holistis yang menghubungkan dimensi moral
dengan ranah sosial dalam kehidupan peserta didik. Koesoema dalam Zubaedi, 2011:19 juga mengungkapkan bahwa pendidikan karakter
merupakan upaya pengembangan kemampuan yang terus menerus dalam diri manusia untuk mengadakan internalisasi nilai-nilai sehingga
menghasilkan individu yang baik.
Dari beberapa pengertian diatas, peneliti menarik kesimpulan bahwa pendidikan karakter adalah usaha untuk menanamkan nilai-nilai
kepribadian pada peserta didik agar memiliki sifat atau watak yang
baik sesuai dengan moral dalam kehidupan.
b. Tujuan Pendidikan Karakter Zubaedi 2011:40 mengungkapkan bahwa pendidikan karakter
memiliki lima tujuan yaitu: 1 mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai
karakter bangsa. 2 mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi
budaya bangsa yang religius. 3 menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa. 4
mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan. 5 mengembangkan
lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas, persahabatan, rasa kebangsaan yang tinggi,
dan penuh kegiatan. Menurut Mulyasa 2011:23 pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang
mengarah pada pembentukan karakter peserta didik secara utuh sesuai
dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan.
2.1.2 Model Pengembangan Bahan Ajar Seorang guru sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar terlebih
dahulu akan membuat rancangan kegiatanpembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang dikembangkan oleh guru harus
mampu menggunakan model yang dianggap cocok untuk dikembangkan sesuai dengan keadaan lingkungan sekolah. Model pembelajaran pada
dasarnya merupakan pengelolaan dan pengembangan yang dilakukan terhadap komponen-komponen suatu pembelajaran. Salah satu model yang
mengakomodasi pengembangan perangkat pembelajaran adalah model yang dikembangkan oleh Kemp.
Suatu model pengembangan pada dasarnya akan mengacu pada empat komponen mendasar yaitu learners, methods, evaluation, and
objectives Morrison,
2011:14. Model
Kemp berusaha
untuk mengintegrasikan keempat komponen tersebut dengan modelnya.
Pengintegrasian tersebut memunculkan beberapa unsur pengembangan dalam model Kemp.
Di bawah ini akan dipaparkan tahapan model pengembangan menurut Jerold E Kemp yang telah direvisi Trianto, 2009:179-186:
Bagan 2.1. Model Desain Pembelajaran Kemp yang sudah direvisi
Pokok bahasan, tugas, dan tujuan
umum
Sumber pengajaran
Karakter siswa
Pelayanan penunjang
Isi mata ajar analisis tugas
PBM Sasaran
pengajaran Evaluasi
Uji awal
re vis
i
re vis
i
Evaluasi Formatif Evaluasi Formatif
a. Identifikasi Masalah Pembelajaran Tahap ini bertujuan untuk mengindentifikasi adanya kesenjangan antara
tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi di lapangan baik yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik maupun strategi
yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Bahan kajian, pokok bahasan, atau materi yang dikembangkan, selanjutnya alternatif atau
cara pembelajaran yang sesuai dalam upaya pencapaian tujuan seperti yang diharapkan dalam kurikulum.
b. Analisis Siswa Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan
karakteristik yang meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman baik individu maupun kelompok. Analisis siswa tersebut adalah:
1 Tingkah Laku Siswa Perlunya mengidentifikasi keterampilan khusus yang harus dapat
siswa lakukan untuk memulai pembelajaran agar dapat berjalan lancar dan efektif serta efisien, menurut Kardi dalam Trianto 2009:180.
2 Karakteristik Siswa Analisis ini dilakukan dengan memperhatikan ciri, kemampuan, dan
pengalaman siswa baik sebagai individu maupun kelompok. Analisis karakteristik ini, menurut Ibrahim dalam Trianto 2009:180 meliputi:
kemampuan akademik, usia dan tingkat kedewasaan, motivasi terhadap mata pelajaran, pengalaman, keterampilan psikomotor, kemampuan
bekerja sama, keterampilan sosial, dan sebagainya. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk menyiapkan perangkat pembelajaran.
3 Analisis Tugas Analisis tugas menurut Kemp dalam Trianto 2009:181 adalah kumpulan
prosedur untuk menentukan isi suatu pengajaran. Analisis tugas ini dilakukan untuk mengetahui dan menentukan model pembelajaran untuk mencapai
tujuan, sehingga analisis ini mencakup analisis isi pelajaran, konsep, prosedural, pemrosesan informasi yang digunakan untuk memudahkan
pemahaman atau penguasaan tentang tugas-tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran RPP dan Lembar Kerja Siswa LKS 4 Merumuskan Indikator
Indikator adalah tujuan pembelajaran yang diperoleh dari hasil analisis tujuan. Perumusan indikator didasarkan pada analisis pembelajaran dan
identifikasi tingkah laku awal siswa. Spesifik tujuan pembelajaran dilakukan untuk mengkonversikan analisis tugas dan analisis konsep menjadi tujuan
pembelajaran khusus yang lebih operasional. 5 Penyususnan Instrumen Evaluasi
Penyusunan tes evaluasi hasil belajar merupakan alat evaluasi untuk mengukur ketuntasan indikator dan ketuntasan penguasaan siswa setelah
berlangsungnya proses pembelajaran yang didasarkan pada jumlah soal yang dijawab benar. Bidang pengujian dan pengukuran, hubungan ini merupakan
petunjuk keabsahan soal ujian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6 Strategi Pembelajaran Tahap ini dipilih strategi mengajar yang sesuai dengan tujuan. Kegiatan ini
meliputi: pemilihan model, pendekatan dan metode; pemilihan format, yang dipandang mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai
tujuan pembelajaran. 7 Pemilihan Media dan Sumber Belajar
Pemilihan media dan sumber belajar didasarkan hasil analisis tujuan, karakteristik siswa, dan tugas. Keberhasilan pembelajaran sangat bergantung
pada pemilihan sumber belajar dan media pembelajaran. Sumber belajar dan media pembelajaran dipilih dengan benar maka dapat memenuhi tujuan
pembelajaran antara lain memotivasi siswa dengan cara menarik dan menstimulus perhatian pada materi pembelajaran, melibatkan siswa,
menjelaskan dan menggambarkan isi pelajaran, membantu pembentukan sikap dan pengembangan rasa menghargai apresiasi, serta memberikan
kesempatan untuk menganalisis sendiri kinerja individual. 8 Pelayanan Pendukung
Pelayanan pendukung tidak berhubungan langsung dengan substansi pengembangan perangkat namun menentukan keberhasilan pengembangan
perangkat. Pelayanan pendukung ini antara lain: kebijakan kepala sekolah, guru mitra, tata usaha, tenaga terkait laboratorium dan perpustakaan, dana,
fasilitas, bahan, perlengkapan, pelayanan tenaga kerja, jadwal penyelesaian tahap perencanaan dan pengembangan.
9 Evaluasi Formatif Evaluasi formatif berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pengajar
atau tim pengembang seberapa baik program telah berfungsi dalam mencapai berbagai sasaran. Penilaian formatif dilaksanakan selama pengembangan dan
uji coba. Penilaian ini berguna untuk menentukan kelemahan dalam perencanaan pengejaran sehingga kekurangan dapat dihindari sebelum
program terpakai secara luas 10 Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian tujuan- tujuan utama pada akhir pembelajaran. Sumber informasi utama
kemungkinan besar didapatkan baik dari hasil pos tes dan ujian akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi; hasil ujian akhir unit, dan uji akhir
untuk pelajaran tertentu. 11 Revisi Perangkat Pembelajaran
Kegiatan revisi dilakukan secara terus menerus pada setiap langkah pengembangan. Unsur untuk mengevaluasi bahan ajar meliputi, aims and
objectives, desaign and organization, language content, skills, topic, methodology, teacher’s book, practicalconsideration Cunningsworth,
1995:3 Kegiatan revisi dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat. Revisi dibuat berdasarkan masukan dan penilaian
yang diperoleh dari kegiatan validasi perangkat pembelajaran oleh pakar, simulasi terbatas dan uji coba terbatas, sehingga validasi ini lebih pada tujuan
kebenaran dan kesesuaian isi pada saat menerapkannya sebagai perangkat pembelajaran di sekolah.
Menurut Kemp dalam Trianto,2010:81, pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Tiap-tiap langkah pengembangan
pembelajaranakan selalu berhubungan langsung dengan aktivitas revisi. Pengembangan perangkat ini mampu dimulai dari titik mana saja di dalam
siklus tersebut. Cunningsworth 1995:2-4 mengidenttifikasikan kriteria khusus yang harus dimiliki sebuah bahan ajar yang dibuat agar layak dan
baik untuk digunakan. Kriteria tersebut yakni tujuan dan pendekatan aim and approaches
, desain dan pengorganisasian design and organization, isi content
, topik topic, dan metodologi methodology. Kriteria-kriteria tersebut digunakan sebagai acuan untuk melakukan tahap evaluasi terhadap
bahan ajar yang sudah dibuat.
2.2 Penelitian yang Relevan