9
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kurikulum SD 2013
2.1.1.1 Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013 1 Pengertian kurikulum menurut Hidayat 2013:21 yaitu suatu
rancangan bahan tertulis yang dibuat secara matang yang berisikan beberapa uraian tentang progam-progam pendidikan suatu sekolah atau
madrasah yang harus dilaksanakan oleh penyelenggara pendidikan dari tahun ke tahun. Berbeda dengan pendapat Hidayat, menurut Caswel
dan Campbell dalam Hidayat 2013:21, bahwa kurikulum lebih dianggap sebagai suatu pengalaman atau sesuatu yang nyata yang
dibuat dan terjadi dalam proses pendidikan itu sendiri. Hampir sama dengan
pendapat Caswell
dan Campbell,
menurut Forum
Mangunwijaya VII 2013:32, kurikulum merupakan seluruh pengalaman yang akan direncanakan dan dialami oleh seluruh siswa
dalam poses belajar mengajar di lingkungan pendidikan. Namun menurut Arifin 2011:4 kurikulum yaitu segala kegiatan
dan pengalaman yang mencakup belajar seorang siswa serta segala sesuatu yang berpengaruh terhadap pembentukan pribadi siswa, baik
berada di sekolah maupun di luar sekolah yang didasarkan atas tanggung jawab sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan yang
dicita-citakan. Sedikit berbeda dengan Arifin, menurut Hamalik 2007:18 kurikulum merupakan segala perangkat rencana dan
pengaturan seluruh isi serta bahan pelajaran yang digunakan sebagai acuan dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar. Lebih
ditegaskan lagi pengertian kurikulum menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003, yaitu segala perangkat perencanaan serta pengaturan
yang melibatkan tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang akan digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan tertentu. Dari beberapa pengertian kurikulum di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa kurikulum merupakan segala sesuatu yang sudah direncanakan secara matang oleh pihak yang berwenang untuk menjadi
acuan dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan pengembangan kurikulum dari proses belajar mengajar sampai dengan tujuan
pembelajaran itu sendiri, harus memperhatikan seluruh aspek perkembangan siswa. Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan
kurikulum akan selalu
berkembang menyesuaikan
dengan perkembangan zaman.
2 Rasional pengembangan kurikulum dilakukan karena adanya tantangan
yang meliputi tantangan internal maupun tantangan eksternal. 1. Tantangan Internal
Tantangan ini terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan mengacu kepada 8 Standar Nasional
Pendidikan meliputi standar pengelolaan, standar biaya, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar isi, standar proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan. Tantangan internal lainnya terkait faktor
perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif.
Terkait dengan tantangan internal, berbagai kegiatan dilaksanakan
untuk mengupayakan
agar penyelenggaraan
pendidikan dapat mencapai ke delapan standar yang telah diterapkan. Terkait dengan perkembangan penduduk, SDM usia
produktif yang melimpah apabila memiliki kompetensi dan keterampilan akan menjadi modal pembangunan yang luar biasa.
Namun apabila tidak memiliki kompetensi dan keterampilan tentunya akan menjadi beban pembangunan. Oleh sebab itu
tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar SDM usia produktif yang melimpah dapat ditransformasikan
menjadi SDM yang mempunyai kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.
2. Tantangan Eksternal Tantangan eksternal yang dihadapi dalam dunia pendidikan
berkaitan dengan tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan
pengetahuan dan pendagogi, serta bagaimana fenomena negatif yang mengemuka.
3 Elemen Perubahan Kurikulum 2013 Elemen perubahan pada Kurikulum 2013 menurut Hidayat 2013:127-
129 menyangkut 4 standar yaitu standar kompetensi lulusan, standar proses, standar isi, dan standar penilaian. Keempat standar ini dirumuskan
dalam tujuh elemen sebagai bagian dari perubahan kurikulum 2013, yaitu 1 Kompetensi Lulusan, dengan penerapan kurikulum 2013 diharapkan
dapat meningkatkan serta menyeimbangkan soft skill dan hard skill meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.2
Kedudukan mata pelajaran, dalam penerapan kurikulum 2013 kompetensi dihasilkan tidak mengikuti mata pelajaran akan tetapi pada penerapan
kurikulum 2013 mata pelajaran yang akan dilaksanakan berdasarkan kompetensi yang telah direncanakan. 3 Pendekatan, kompetensi yang
dikembangkan pada tingkat SD Sekolah Dasar yaitu melalui pembelajaran tematik integratif dalam semua mata pelajaran. 4 Struktur
kurikulum, pada tingkat SD Sekolah Dasar holistik dan integratif berfokus pada alam, sosial, dan budaya. Pembelajaran pada kurikulum
2013 diterapkan dengan menggunakan pendekatan saintifik. Jumlah mata pelajaran yang semula 10 mata pelajaran menjadi 6 mata pelajaran, tetapi
jumlah jam pelajaran bertambah menjadi 4 jam pelajaran per minggu. 5 Proses pembelajaran, pada pelaaksanaan pembelajarannya strandar proses
yang semula berfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dilengkapi mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta, proses pembelajaran tidak hanya terjadi di
dalam ruangan kelas, tetapi pembelajaran juga bisa dilaksanakan di luar kelas atau dilingkungan sekolah dan masyarakat, guru bukan menjadi satu-
satunya seumber belajar karena sumber belajar bisa didapat melalui apa yang ada di sekitar siswa, sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi
melalui contoh dan teladan. Di Sekolah dasar proses pembelajarannya menggunakan tematik dan terpadu. 6 Penilaian, dalam penerapan
kurikulum 2013 terdapat perubahan dalam penerapan penilaian pada kegiatan pembelajaran yaitu adanya perubahan pada penilian melalui tes
atau hanya berdasarkan hasil saja menuju penilaian otentik atau mengukur proses dan hasil dari semua kompetensi sikap, keterampilan dan
pengetahuan, memperkuat Penilaian Acuan Patokan PAP yaitu hasil belajar pada peserta didik didasarkan pada pencapaian skor yang diperoleh
dengan skor maksimal, penilaian tidak hanya pada level Kompetensi Dasar KD tetapi terdapat penilaian dalam Kompetensi Inti KD dan SKL,
mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian. 7 Kegiatan ekstrakulikuler, pada Sekolah Dasar terdapat
kegiatan ekstrakulikuler wajib seperti pramuka dan pilihan seperti UKS, PMR, Bahasa inggris.
2.1.1.2 Pendekatan Tematik Integratif a Pengertian Pendekatan Tematik Integratif
Menurut Hidayat 2013:126, pendekatan tematik integratif yaitu pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai alat penyambung
materi yang terdapat pada mata pelajaran tertentu digabungkan pada mata pelajaran lainnya dalam satu kali tatap muka. Usaha ini dilakukan untuk
mengintegrasikan pengetahuan, kemahiran, dan nilai pembelajaran yang kreatif. Sedikit berbeda dengan pendapat Hidayat, menurut Majid
2014:80 pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan
siswa, baik dari individu maupun kelompok diharapkan aktif menggali segala sesuatu dan menemukan beberapa konsep baru serta keilmuan
secara holistik, bermakna, dan otentik. Pengalaman pembelajaran yang bermakna ini memungkinkan pembelajaran semakin efektif.
Menurut Trianto 2009:147, pendekatan tematik integratif merupakan pembelajaran yang dirancang menggunakan tema-tema
tertentu. Pendekatan tematik integratif sama saja dengan pembelajaran terpadu yang menggunakan suatu tema sebagai topik atau penyambung
mata pelajaran tertentu dengan beberapa mata pelajaran lainnya dalam satu kali pembelajaran.
Dari penjelasan diatas peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa pendekatan tematik integratif adalah suatu pendekatan pembelajaran yang
memadukan beberapa aspek dari dua atau lebih materi atau mata pelajaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam suatu tema tertentu sehingga pembelajaran dapat lebih efektif dan efisien.
b Karakteristik Pendekatan Tematik Integratif Dalam penggunaan pendekatan tematik integratif guru perlu
memahami karakteristik-karakteristiknya. Hal ini bertujuanagar guru dapat membedakan pembelajaran satu dengan pelajaran yang lain. Abdul Majid
2013:120 menjelaskan beberapa prinsip yang berkenaan dengan pendekatan tematik integratif sebagai berikut: 1 Pendekatan tematik
integratif memiliki suatu tema yang aktual, dekat dengan dunia siswa, dan ada dalam kehidupan sehari-hari. Tema ini menjadi alat pemersatu materi
yang beragam dari beberapa mata pelajaran. 2 Pendekatan tematik integratifperlu memilih materi beberapa mata pelajaran yang mungkin
saling terkait. Dengan demikian, materi-materi yang dipilih dapat mengungkapkan tema secara bermakna. 3 Pendekatan tematik integratif
tidak boleh bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku, tetapi harus mendukung pencapaian tujuan yang utuh terhadap kegiatan
pembelajaran yang termuat dalam kurikulum. 4 Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema selalu mempertimbangkan karakteristik
siswa seperti minat, kemampuan, kebutuhan, dan pengetahuan awal. 6 Materi pelajaran yang dipadukan tidak terlalu dipaksakan. Artinya materi
yang tidak mungkin dipadukan tidak usah dipadukan.
Dalam pendekatan terintegrasi tidak lagi mengenal tentang pelajaran dan bidang studi karena mata pelajaran dan semua bidang studi terintegrasi
dalam suatu bentuk masalah atau unit. Setiap batasan pada mata-mata pelajaran atau batasan bidang studi tidak terlihat sehingga mata pelajaran
menjadi suatu kesatuan yang bulat Hidayat, 2013:45. Trianto 2007:13- 15 mengungkapkan bahwa pembelajaran tematik integratif mempunyai
beberapa karakteristik diantaranya: 1 holistik, yaitu dalam pembelajaran terintegrasi peserta didik dapat memahami suatu fenomena dari segala sisi,
2 bermakna, yaitu terbentuknya jalinan antar konsep yang dapat bermanfaat bagi peserta didik dalam menyelesaikan masalah yang ada, 3
otentik, merupakan kegiatan atau pengalaman yang dialami siswa guna guna memahami suatu hal, 4 aktif, dalam pembelajaran tematik integratif
siswa dituntut untuk aktif selama proses kegiatan berlangsung, baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional agar pembelajaran dapat
berjalan secara optimal.
Menurut Hajar 2013:43-56 karakteristik pendekatan tematik integratif diantaranya 1 pembelajaran berpusat pada peserta didik, 2
kegiatan pembelajaran memberikan pengalaman langsung pada para peserta didik, 3 guru tidak memisahkan antar mata pelajaran secara jelas,
4 menyajikan konsep-konsep dari berbagai materi pelajaran dengan tujuan agar pemahaman peserta didik terhadap mataeri pelajaran yang
diberikan tidak persial atau sepotong-sepotong, 5 fleksibel yaitu adanya keterkaitan antara peserta didik dengan lingkungan sekitarnya, 6 hasil
dari pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan dari peserta didik, dimana guru sebagai fasilitator harus memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki, serta menyesuaikan kegiatan pembelajaran dengan minat dan kebutuhan peserta
didik. 7
menggunakan prinsip
belajar sambil
bermain dan
menyenangkan, 8 mengembangkan komunikasi antar peserta didik, 9 mengembangkan kemampuan metakognisi peserta didik, 10 penekanan
pada proses daripada hasil yang didapat peserta didik.
Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pendekatan terintegrasi mata pelajaran atau bidang studi tidak lagi terlihat
sebagai suatu komponen tersendiri namun sebagai satu kesatuan dalam suatu tema tertentu. Pendekatan tematik integratif memiliki beberapa
karakteristik, diantaranya pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru namun berpusat pada peserta didik sehingga guru hanya sebagai fasilitator,
kegiatan pembelajaran dilakukan secara nyata sehingga dapat memberikan pengalaman langsung pada para peserta didik, guru tidak memisahkan
antar mata pelajaran secara jelas dalam suatu kesatuan tema,konsep- konsep yang disajikan dari berbagai materi pelajaran bertujuan agar
pemahaman peserta didik terhadap mataeri pelajaran yang diberikan dapat menyeluruh atau tidak terpenggal-penggal, fleksibel yaitu adanya
keterkaitan antara peserta didik dengan lingkungan sekitarnya, hasil dari pembelajaran menyesuaikan minat dan kebutuhan peserta didik sehingga
peserta didik
mendapat kesempatan
untuk memaksimalkan
potensinya,proses pembelajaran diterapkan dengan prinsip belajar sambil bermain sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan, kegiatan
pembelajaran diharapkan dapat membangun komunikasi antar peserta didik serta mengembangkan kemampuan metakognisi peserta didik, dan
lebih menekankan pada proses daripada hasil yang didapat peserta didik.
2.1.1.3 Pendekatan Saintifik Pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang digunakan dalam
kurikulum 2013. Berikut ini pembahasan beberapa tokoh mengenai pendekatan saintifik. Abdul Majid 2014:193 mengemukakan bahwa
pendekatan santifik merupakan suatu pendekatan yang memberikan pemahaman kepada peserta didik pada materi dengan menggunakan
pendekatan ilmiah sehingga peserta didik dapat mengenal informasi dengan memahami asal dan kapan dan dengan pendekatan ilmiah ini
peserta didik tidak bergantung pada informasi yang diberikan oleh guru.
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang mendorong siswa untuk bertanya, mencoba, mengobservasi, menalar,
dan mengkomunikasian atau mempresentasikan. Secara sederhana pendekatan saintifik merupakan suatu cara untuk mendapatkan
pengetahuan dengan prosedur yang didasarkan pada suatu metode ilmiah. Pendekatan non ilmiah dimaksud meliputi semata-mata berdasarkan
intuisi, akal sehat, prasangka, penemuan melalui coba-coba, dan asal
berpikir kritis Kemendikbud, 2013: 142.
Dari beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik merupakan pendekatan ilmiah yang mendorong siswa untuk belajar lebih
aktif dan secara nyata dengan menerapkan aspek bertanya, mencoba, mengobservasi, menalar, dan mengkomunikasikan.
a. Kriteria Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik