Keterkaitan antara Literasi Keuangan dan Pendidikan Keuangan

23 positif. Dengan kata lain, individu yang memiliki kemampuan numerik atau kemampuan kognitifnya tinggi, tingkat literasi keuangannya pun tinggi Banks, dkk., 2010, hal. 397-398. Dalam penelitiannya, Cole, dkk. 2011, hal. 38 memaparkan, data survei dari Indonesia dan India menunjukkan literasi keuangan berkaitan erat dengan perilaku finansial dan kesejahteraan rumah tangga. Lebih lanjut, literasi keuangan adalah salah satu aspek terkuat dan paling konsisten dari permintaan layanan keuangan. Penelitian Cole, dkk. menampilkan bukti tentang pentingnya literasi keuangan pada pengguna layanan keuangan dalam membuat keputusan finansial yang lebih baik. Carpena, dkk. 2011, hal. 16-17 menggunakan metodologi empiris yang lebih menyakinkan untuk mendapatkan dampak dari pendidikan keuangan pada literasi keuangan dan hasil finansial. Pada beberapa evaluasi pendidikan keuangan di institusi keuangan mikro di India, Carpena, dkk. menyebutkan bahwa pendidikan keuangan tidak semerta-merta memperbaiki keputusan finansial partisipan, namun hal tersebut memperbaiki sikap finansial individu melalui peningkatan kesadaran terhadap produk-produk keuangan. Orton 2007, hal. 7 memaparkan definisi kapasitas finansial financial capability, pengetahuan dan pemahaman finansial financial knowledge and understanding, kompetensi dan keterampilan finansial financial skills and competence, serta tanggung jawab finansial financial responsibility dari Policy Research Initiative 2005. Kapasitas finansial dipahami sebagai kesatuan dari pengetahuan, keterampilan, sikap, dan tanggung jawab individu. 24 Sementara itu, pengetahuan dan pemahaman finansial adalah kemampuan untuk mengendalikan uang dalam berbagai bentuk, kegunaan, dan fungsi, termasuk kemampuan untuk menangani masalah finansial sehari-hari dan membuat pilihan yang tepat sesuai dengan kebutuhan pribadinya. Keterampilan dan kompetensi finansial adalah kemampuan untuk menerapkan pengetahuan dan pemahaman finansial di berbagai konteks termasuk di dalam situasi yang bisa diprediksi maupun di dalam situasi tidak terduga, termasuk kemampuan untuk mengelola peluang finansial dan menyelesaikan masalah finansial. Tanggung jawab finansial adalah kemampuan untuk menghargai dampak yang lebih luas dari keputusan finansial atas pribadi, keluarga, dan masyarakat, termasuk kemampuan untuk memahami hak, tanggung jawab, dan saran-saran dari berbagai sumber.

2.3 Pendidikan Anggota di Credit Union

Pada subbab ini, penjelasan terkait pendidikan dispesifikkan lagi berdasarkan karakteristik Credit Union. Ada beberapa jenis pendidikan yang diselenggarakan di Credit Union. Namun, subbab ini hanya memaparkan pendidikan yang dikhususkan untuk calon anggota-anggota, yakni Pendidikan Dasar dan Pendidikan Literasi Keuangan.

2.3.1 Pendidikan Dasar

Pada bab sebelumnya, penjelasan terkait Pendidikan Dasar untuk anggota dikemukakan oleh Munaldus, Karlena, Herlina 2014, hal. 28. Ada dua Pendidikan Dasar di Credit Union, yakni Pendidikan Dasar I dan Pendidikan Dasar II. Berikut adalah tabel perbandingan keduanya ditinjau dari beberapa dimensi. 25 Tabel 2.1 Dimensi Pendidikan Dasar Dimensi Pendidikan Dasar I Pendidikan Dasar II 1. Sasaran peserta Calon anggota yang sudah menerima sosialisasi tentang Credit Union. Anggota-anggota Credit Union yang sudah mengikuti Pendidikan Dasar I. 2. Durasi waktu 2 hari 2-3 hari 3. Tujuan pendidikan Mengenal: - Sejarah Credit Union, - Keorganisasian Credit Union, - Manajemen keuangan pribadi keluarga, - Pengantar manajemen kredit, - Pola kebijakan Credit Union setempat. Meningkatkan: - Pengetahuan, - Wawasan, - Penghayatan, - Keterampilan anggota dalam berkomunitas di Credit Union. Menurut Munaldus, Karlena, Herlina 2014, hal. 157, materi pendidikan Credit Union sebanyak 80 harus berisi kecerdasan emosi Emotional Quotient- EQ, kecerdasan dalam menghadapi kesulitan Adversity Quotient-AQ, dan kecerdasan spiritual Spiritual Quotient-SQ. Sisanya sebanyak 20 adalah materi terkait hal-hal teknis seperti keorganisasian, produk dan pelayanan, perhitungan balas jasa simpanan, perhitungan bunga pinjaman, dan tata cara pengajuan pinjaman. Ada dua hal yang diukur dalam EQ menurut Paterson 2011 sebagaimana dikutip oleh Braidfoot Swanson 2013, hal. 14. Pertama, kemampuan dalam mengenali dan memahami emosi diri sendiri dan orang lain. Kedua, kemampuan dalam menggunakan kesadaran tersebut untuk mengelola perilaku dan relasi. Terkait EQ dalam konteks finansial, Sullivan 2011, hal. 4 mengemukakan bahwa emosi dapat mempengaruhi keputusan finansial dengan cara yang tidak terduga. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 Pada penelitian sebelumnya, Boyatzis 2006, hal. 130 memeriksa keterkaitan EQ para pemimpin dengan kinerja keuangan mereka. Boyatzis membagi indikator- indikator penelitian ke dalam empat area kompetensi. Pertama, area motivasi diri self-motivation, meliputi: inisiatif, perencanaan, orientasi pencapaian, dan kepercayaan diri. Kedua, area pengaturan diri self-regulation, mencakup: pengambilan resiko, pengendalian diri, kemampuan beradaptasi, kesadaran, dan pembelajaran nilai-nilai. Ketiga, area manajemen manusia people management, meliputi: keterampilan berpresentasi, kemampuan berjejaring, kepemimpinan, pembinaan, empati, pengaruh, kemampuan memfasilitasi pembelajaran, serta kemampuan membedakan reputasi perusahaan dan sumber daya. Keempat, area pengetahuan, mencakup: pengenalan pola, sistem berpikir, dan kecukupan pengetahuan yang sudah ada. Melalui pemeriksaan keempat area ini, Boyatzis menemukan bahwa EQ para pemimpin yang memiliki kapasitas pada setiap area cenderung tinggi dan menghasilkan kinerja keuangan personal yang sehat. Selain EQ, AQ juga merupakan salah satu aspek penting dalam kualitas hidup seseorang. AQ mengukur kemampuan dalam menghadapi kesusahan. Stoltz 1997 sebagaimana dikutip oleh Santos 2012, hal. 14 menemukan bahwa mereka yang ber-AQ tinggi mengungguli mereka yang ber-AQ rendah. Konsep AQ berasal dari tiga ranah ilmiah: psikologi kognitif bawah sadar, psikoneuroimunologi kesehatan fisik dan mental, serta neurofisiologi kebiasaan. Terkait AQ dalam konteks finansial, Santos 2012, hal. 19-22 menyatakan bahwa ketiga konsep AQ di atas mampu mengukur beberapa karakteristik pribadi yang berkaitan dengan kinerja pekerjaan dan keberhasilannya secara finansial.