Peningkatan Kesejahteraan Hidup Anggota: Cita-cita Credit Union
10
Ditinjau dari bisnis keuangannya, peneliti menemukan beberapa kondisi yang saat ini terjadi di CUTM. Pertama, jumlah aset bertumbuh sangat kuat. Kedua,
penabung melakukan perannya dengan baik. Ketiga, peminjam melakukan kewajibannya mengangsur dengan sangat baik. Keempat, jumlah peminjam pada
tahun 2012-2015 tidak pernah lebih dari 65 dari total anggota. Kelima, persentase jumlah uang yang beredar di anggota atau persentase penyerapan dana pinjaman
belum maksimal karena hanya sekitar 58-66 dari total aset selama tahun 2012- 2015.
Peneliti meringkas kondisi-kondisi di atas menjadi empat intisari. Pertama, kinerja keuangan CUTM sangat sehat, ditilik dari pertumbuhan aset, pertambahan
SHU setiap tahun, dan tingkat kemacetan kredit yang rendah. Kedua, anggota- anggota yang mengakses pinjaman menunjukkan kinerja pengembalian sangat
baik. Ketiga, hampir setengah dari total anggota CUTM belum atau tidak mengakses pinjaman. Keempat, adanya inefisiensi praktik di CUTM berkenaaan
dengan idle money yang belum diserap oleh anggota. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti menyimpulkan bahwa sistem
simpan-pinjam di Credit Union berkaitan langsung dengan keberlanjutan finansialnya. Apabila salah satu sistem tersebut berjalan tidak lancar, maka
tantangan lembaga tersebut untuk bertumbuh dan berkelanjutan semakin besar. Beberapa contoh ketidaklancaran dari sistem simpan-pinjam, antara lain:
a. Jumlah peminjam terlalu sedikit apabila dibandingkan dengan jumlah
dana pinjaman yang tersedia. Hal ini mengakibatkan lambatnya perputaran uang di dalam Credit Union.
11
b. Peminjam tidak selalu taat melakukan kewajibannya membayar
pinjaman pokok dan bunga pinjaman dengan lancar. Hal ini menambah persentase tingkat kemacetan kredit dan lembaga semakin kesulitan
menangani akibat selanjutnya. c.
Pertambahan jumlah simpanan tidak selalu diikuti dengan pertambahan jumlah pinjaman. Hal ini akan berpengaruh pada timpangnya biaya
operasional lembaga, terutama pada sistem pembayaran bunga simpanan anggota dan pembagian SHU.
Ketidaklancaran sistem yang paling banyak terjadi di Credit Union adalah peminjam tidak selalu taat melakukan kewajiban mengembalikan pinjaman pokok
dan membayar bunga pinjaman. Hal ini dapat dilihat dari persentase tingkat Non- Performance Loan.
Salah satu ketidaklancaran yang utama dari sistem simpan-pinjam di CUTM adalah jumlah peminjam sedikit sehingga jumlah dana pinjaman yang diserap
anggota belum maksimal. Bagusnya, jumlah peminjam CUTM memiliki kinerja pengembalian sangat baik sehingga tidak menganggu biaya operasional lembaga,
termasuk sistem pembayaran bunga simpanan dan pembagian SHU. Kedua hal di atas menimbulkan pertanyaan bagi peneliti. Pertama, pertanyaan terkait alasan
sedikitnya jumlah peminjam di CUTM. Kedua, pertanyaan terkait keberadaan faktor yang mendorong kinerja pengembalian pinjaman sangat baik. Peneliti
kemudian mengaitkan kedua pertanyaan tersebut dengan
keberlangsungan pendidikan anggota Credit Union, yakni peran program pendidikan anggota di
CUTM dalam upaya peningkatan kesadaran bagi para peminjam untuk bertanggung PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI