Pendidikan Anggota di Credit Union

6 sebanyak 20 adalah materi terkait hal-hal teknis seperti keorganisasian, produk dan pelayanan, perhitungan balas jasa simpanan, perhitungan bunga pinjaman, dan tata cara pengajuan pinjaman. Sayangnya, dalam praktik riilnya, persentase materi di atas justru terbalik. Berikutnya, setelah pendidikan dasar bagi calon anggota, ada pendidikan lanjutan bagi anggota, yakni pendidikan literasi keuangan. Dari beberapa poin yang disampaikan oleh Munaldus, Karlena, Herlina 2014, hal. 158-160, materi dalam pendidikan literasi keuangan lebih menekankan pada internalisasi pembedaan konsep kebutuhan dan keinginan, pembelajaran tentang perencanaan keuangan yang lebih komprehensif, internalisasi filosofi Credit Union dan anggota- anggotanya sebagai satu kesatuan yang saling menghidupi.

1.1.4 Pendidikan Keuangan dan Pengelolaan Keuangan

Bongini, Colombo, Drozdowska 2015, hal. 3 mengungkapkan bahwa beberapa pihak merasa khawatir karena pengetahuan konsumen terhadap konsep finansial sangat kurang. Konsep finansial diperlukan untuk mengambil keputusan finansial ketika mengakses sebuah lembaga keuangan. Konsep finansial tersebut terdiri dari keputusan investasi dan menabung yang baik, pengelolaan utang yang lebih baik, dan perencanaan masa pensiun dengan lebih hati-hati. Pengelolaan keuangan merupakan transformasi konsep finansial menuju keputusan finansial yang direalisasikan ke bentuk aktivitas-aktivitas finansial. Byrne 2010, sebagaimana dikutip oleh McKillop Wilson 2015, hal. 11 menyatakan, aktivitas dan inisiatif dalam pendidikan dan literasi keuangan merupakan hal pokok dari karakter sosial dan ekonomi sebuah Credit Union dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7 melayani kebutuhan anggota-anggotanya. Lebih lanjut, McKillop Wilson 2015, hal. 16 menambahkan, salah satu tanggung jawab sosial dari sebuah Credit Union adalah memajukan pendidikan keuangan, yang merupakan prinsip inti koperasi, kepada seluruh anggotanya. Sayangnya, tanggung jawab ini cenderung dilakukan secara sederhana dalam rangkaian waktu yang terputus-putus atau tidak rutin pelaksanaannya. Tidak heran bila dampak dari implementasi yang demikian tidak dinikmati oleh semua anggota. Blake de Jong 2008, sebagaimana dikutip oleh Byrne, Power, McCarthy, Ward 2010, hal. 10, menerangkan bahwa mereka yang dikatakan mampu secara finansial adalah mereka yang menggunakan produk yang tersedia sebaik mungkin dengan mengintegrasikan kemampuan untuk mengatasi tekanan finansial dan menghindari masalah keuangan, kemampuan untuk mengatasi krisis, kemampuan untuk menyusun anggaran yang baik, kemampuan untuk mengembangkan pendapatan semaksimal mungkin, dan kemampuan untuk merencanakan masa depan melalui tabungan serta asuransi. Lebih jauh lagi, Byrne, Power, McCarthy, Ward 2010, hal. 13 mengungkapkan bahwa seseorang dengan kemampuan finansial yang rendah akan memiliki konsekuensi serius, terutama bagi mereka yang berpendapatan rendah. Pernyataan-pernyataan di atas semakin menekankan pentingnya literasi keuangan dan pendidikan keuangan bagi setiap orang. Apabila ditelaah lebih lanjut dalam konteks Credit Union yang merupakan sebuah gerakan dari kumpulan anggota yang saling percaya, maka pendidikan merupakan salah satu sarana penting untuk memajukan seluruh anggotanya supaya peran mereka tidak terbatas pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 status penabung dan peminjam saja, tetapi juga ikut serta membangun pertumbuhan Credit Union-nya melalui pengembangan modal manusia dan modal sosialnya.

1.1.5 Peningkatan Kesejahteraan Hidup Anggota: Cita-cita Credit Union

Pada awalnya, LKM diciptakan dengan tujuan untuk menyediakan fasilitas jasa keuangan kepada masyarakat yang tidak memiliki akses ke lembaga keuangan formal karena suatu alasan tertentu, seperti ketidakmampuan memenuhi persyaratan administrasi. Wright 1999, sebagaimana dikutip oleh Ahorlu 2014, hal. 24, menyatakan bahwa fokus untuk membantu masyarakat miskin dalam meningkatkan kesejahteraan hingga mencapai titik tertentu adalah dengan menyediakan berbagai jasa keuangan yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka sehingga kekayaan dan penghasilan akan berkembang seiring berjalannya waktu. Merujuk pada pernyataan di atas, kehadiran LKM dimaknai sebagai sebuah komponen kunci dari sistem keuangan yang memiliki maksud untuk mengubah dan mengembangkan kehidupan masyarakat berpendapatan rendah melalui penciptaan lapangan pekerjaan yang nantinya dapat menjadi sebuah kontribusi pertumbuhan ekonomi lokal. Dengan demikian, ada sebuah cita-cita fundamental yang diperjuangkan oleh setiap LKM, yakni meningkatkan kesejahteraan hidup bagi para kliennya. Bagi LKM yang membawa identitas Credit Union dengan segala keunikannya, kesejahteraan hidup yang dicita-citakan itu kurang tepat bila hanya berbicara tentang peningkatan yang diukur dari sisi finansial. Ada sisi nonfinansial yang harus masuk ke pemaknaan kesejahteraan hidup. Hal ini menjadi salah satu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI