Pilar Kesejahteraan Hidup LANDASAN TEORI

33 kesatuan atribut nonekonomi, yang membentuk peluang dan kesempatan hidup, serta memiliki nilai intrinsik sesuai dengan konteks dan budayanya. 3 Keberlanjutan sistem sosio-ekonomi dan alam di tempat masyarakat hidup dan bekerja yang penting untuk kesejahteraan dari waktu ke waktu. Dengan demikian, kesejahteraan yang diuraikan OECD meliputi ukuran finansial dan nonfinansial. Definisi di atas sesuai dengan makna kesejahteraan Credit Union Tyas Manunggal CUTM. Dalam konteks penelitian, kesejahteraan akan diukur secara finansial melalui peningkatan tabungan danatau aset. Sementara itu, kesejahteraan nonfinansial diukur melalui kualitas kesehatan dan pendidikan, serta eksistensi sumber pendapatan baru sebagai salah satu indikator bahwa anggota turut berupaya mencapai kesejahteraannya melalui sistem sosio-ekonomi yang berkelanjutan.

2.5 Evaluasi Efektivitas Program Pendidikan

Shalock 2001 sebagaimana dikutip oleh Wang 2009, hal. 145 menjelaskan bahwa dalam evaluasi efektivitas, ada pertanyaan yang perlu dijawab: “apakah program ini sudah menghasilkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya?” Jawaban pertanyaan tersebut digunakan untuk: 1 membandingkan tujuan program dengan hasil yang dicapai, 2 memahami kinerja program dan menilai hasilnya, 3 menyediakan informasi timbal balik sebagai bentuk reaksi atas perubahan dan perkembangan selama program berlangsung. Stufflebeam 2003 sebagaimana dikutip oleh Zhang, dkk. 2011, hal. 63-66 menyediakan model evaluasi berbasis manajemen terhadap suatu program pendidikan atau pelatihan. Tujuan evaluasi berbasis manajemen ini adalah 34 membantu pembuat keputusan mengambil keputusan yang lebih baik, terutama untuk program pendidikan. Model CIPP Stufflebeam meliputi evaluasi konteks context evaluation, evaluasi masukan input evaluation, evaluasi proses process evaluation, dan evaluasi produk product evaluation. Dalam konteks penelitian di CUTM, evaluasi efektivitas program pendidikan dilakukan dengan menerapkan analisis dampak impact analysis. Analisis tersebut dimulai dari menganalisis masukan input, keluaran output, hasil outcome, dan berakhir pada dampak impact. Analisis dampak ini memasukkan komponen- komponen evaluasi dari model Stufflebeam. Evaluasi konteks dan evaluasi masukan dikelompokkan ke dalam kelompok masukan input di analisis dampak. Evaluasi proses menggambarkan keluaran output dan hasil outcome di analisis dampak. Terakhir, evaluasi produk mencerminkan dampak.

2.6 Analisis Dampak di Lembaga Keuangan Mikro

Analisis dampak merupakan sebuah proses memastikan suatu intervensi mencapai hasil yang diharapkan. Dalam karya Ledgerwood 1999, hal. 46-59, Dichter menulis analisis dampak intervensi Lembaga Keuangan Mikro LKM. Menganalisis dampak yang terjadi pada sebuah lembaga keuangan mikro sangat penting, terutama bila tujuannya adalah mengurangi kemiskinan. Analisis dampak LKM memeriksa pengaruh intervensi lembaga pada hasil yang diharapkan yang sesuai dengan tujuan keberadaan lembaga tersebut. Menurut Dunn 1996 sebagaimana dikutip oleh Ledgerwood 1999, hal. 48, sebuah tinjauan penelitian beberapa tahun ini, membahas konsep “portofolio PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 ekonomi rumah tangga”. Konsep ini merupakan gabungan antara sumber daya manusia dan keuangan yang menghasilkan relasi dinamis aktivitas konsumsi, produksi, dan investasi. Beberapa pengguna potensial hasil analisis dampak LKM adalah praktisi lembaga, pendonor, pembuat kebijakan, dan akademik. Dalam konteks penelitian di CUTM, pengguna potensial lebih diarahkan ke golongan praktisi staf manajemen, pembuat kebijakan pengurus dan pengawas, serta akademik. Praktisi lembaga memperhatikan perbaikan dan pengembangan lembaga terkait intervensi mereka untuk mencapai dampak yang diharapkan. Pembuat kebijakan dan akademik memperhatikan pengaruh dampak intervensi LKM. Kedua pengguna tersebut dapat menggunakan hasil analisis untuk mempertimbangkan perubahan kebijakan, keputusan alokasi anggaran, dan membahas pertanyaan terkait penelitian akademik. Secara umum, dampak LKM dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yakni ekonomi, sosiopolitik atau budaya, dan personal atau psikologis. Setiap kategori memiliki target dan tingkat pengaruh yang berbeda-beda. Dalam konteks penelitian di CUTM, dampak LKM yang dianalisis masuk ke kategori ekonomi dan kategori personal atau psikologis dengan target anggota-anggotanya. Analisis dampak pada ekonomi anggota melalui pemeriksaan pertumbuhan akumulasi kesejahteraan pada level komunitas atau rumah tangga dan perlindungan pendapatan melalui pengelolaan konsumsi yang lebih baik. Analisis dampak pada personal atau psikologis anggota melalui pemeriksaan perubahan cara pandang pribadinya terhadap masa depan ekonominya. Misalnya, setelah mendapatkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI