21
keuangan keluarganya. Untuk mampu bertanggung jawab atas segala keputusan finansialnya, individu memerlukan pendidikan keuangan yang memadai.
2.2 Keterkaitan antara Literasi Keuangan dan Pendidikan Keuangan
dengan Pengelolaan Keuangan dan Keputusan Finansial
Subbab sebelumnya membahas konsep literasi keuangan dan pendidikan keuangan secara umum. Pada subbab ini, kedua konsep tersebut dihubungkan
dengan praktik pengelolaan keuangan dan keputusan finansial. Dari sejumlah penelitian yang telah dilakukan, rendahnya tingkat literasi
keuangan dikaitkan dengan perilaku negatif terhadap aktivitas meminjam, seperti menunda pembayaran angsuran sehingga utang terus menumpuk Zinman, 2008,
hal. 15; Lusardi Tufano, 2009, hal. 19-22. Literasi keuangan, secara positif, berkorelasi dengan perencanaan pensiun, menabung, dan akumulasi aset Rooij,
Lusardi, Alessie, 2011, hal. 13-14. President’s Advisory Council on Financial Capability 2008, hal. 9-10
mengungkapkan bahwa literasi keuangan terdiri dari pengetahuan finansial dan keterampilan finansial secara umum yang sifatnya personal. Sementara itu,
pendidikan keuangan didefinisikan sebagai jalur pengetahuan terstruktur yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengembangkan literasi keuangan. Kedua
konsep tersebut berkaitan, namun secara substansial, keduanya memiliki perbedaan. Lebih lanjut, selain sebagai keterampilan hidup yang sangat penting,
literasi keuangan juga dipandang sebagai salah satu komponen kunci dari perkembangan dan stabilitas finansial serta ekonomi.
22
Menurut Lewis Klein 2009, hal. 15, ada keterkaitan antara kecukupan pendidikan dalam peningkatan literasi keuangan dengan dampak pendidikan pada
keputusan finansial, baik itu untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Pernyataan tersebut merupakan perkembangan dari pertanyaan Lyons, Chang,
Scherpf 2006, hal. 29 tentang efektivitas pendidikan keuangan dalam peningkatan literasi keuangan yang dikaitkan dengan perkembangan perilaku finansial. Perilaku
finansial yang dimaksud meliputi penetapan tujuan keuangan, penggunaan rencana belanja, penelusuran pengeluaran, pengurangan utang, penyisihan biaya untuk dana
darurat, dan penyimpanan uang menabung. Meier Sprenger 2008, hal. 18 menyatakan bahwa mereka yang
berpartisipasi dalam pendidikan keuangan memiliki orientasi untuk masa depan yang lebih baik. Meskipun pendidikan keuangan dipandang sesuatu yang sangat
penting, Hastings, Madrian, Skimmyhorn 2013, hal. 358 lebih menekankan bahwa, pada akhirnya, hanya pendidikan keuangan terstruktur yang memiliki
pengaruh penuh makna bagi partisipan. Pendidikan yang kurang atau tidak terstruktur akan menciptakan hasil finansial financial outcome yang lemah.
Hilgert, dkk. 2003, hal. 311 memaparkan bahwa ada hubungan kuat antara pengetahuan finansial dengan sejumlah praktik finansial seperti: membayar tagihan
tepat pada waktunya, pencatatan pengeluaran, pengelolaan dana cadangan, dan penyusunan tujuan-tujuan finansial. Penelitian relevan lainnya menyebutkan ada
hubungan antara kemampuan numerik atau kemampuan kognitif secara umum dengan hasil finansial financial outcome. Walaupun konsep dari kemampuan
tersebut berbeda dengan literasi keuangan, ada kecenderungan memiliki korelasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
positif. Dengan kata lain, individu yang memiliki kemampuan numerik atau kemampuan kognitifnya tinggi, tingkat literasi keuangannya pun tinggi Banks,
dkk., 2010, hal. 397-398. Dalam penelitiannya, Cole, dkk. 2011, hal. 38 memaparkan, data survei dari
Indonesia dan India menunjukkan literasi keuangan berkaitan erat dengan perilaku finansial dan kesejahteraan rumah tangga. Lebih lanjut, literasi keuangan adalah
salah satu aspek terkuat dan paling konsisten dari permintaan layanan keuangan. Penelitian Cole, dkk. menampilkan bukti tentang pentingnya literasi keuangan pada
pengguna layanan keuangan dalam membuat keputusan finansial yang lebih baik. Carpena, dkk. 2011, hal. 16-17 menggunakan metodologi empiris yang
lebih menyakinkan untuk mendapatkan dampak dari pendidikan keuangan pada literasi keuangan dan hasil finansial. Pada beberapa evaluasi pendidikan keuangan
di institusi keuangan mikro di India, Carpena, dkk. menyebutkan bahwa pendidikan keuangan tidak semerta-merta memperbaiki keputusan finansial partisipan, namun
hal tersebut memperbaiki sikap finansial individu melalui peningkatan kesadaran terhadap produk-produk keuangan.
Orton 2007, hal. 7 memaparkan definisi kapasitas finansial financial capability, pengetahuan dan pemahaman finansial financial knowledge and
understanding, kompetensi dan keterampilan finansial financial skills and competence, serta tanggung jawab finansial financial responsibility dari Policy
Research Initiative 2005. Kapasitas finansial dipahami sebagai kesatuan dari pengetahuan, keterampilan, sikap, dan tanggung jawab individu.